Grace, gadis SMA yang bercita-cita menjadi musisi terkenal bersama bandnya, secara tidak sengaja terikat dalam takdirnya sebagai penjaga kitab penakluk arwah.
Maka dimulailah petualangan Grace yang ingin menjadi musisi ditengah permasalahan demi permasalahan yang harus dia hadapi sebagai penjaga kitab.
Mampukah Grace menggapai impiannya sebagai musisi terkenal sekaligus penjaga kitab penakluk arwah, Atau malah gagal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon icebreak20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16 : Selamatkan Crystal
"Manusia... Manusia adalah makhluk paling egois, yang dia pikirkan hanya keselamatan dirinya sendiri, naif kalau ada yang tetap memikirkan orang lain jika orang yang mereka sayangi berada dalam kondisi kritis," gumam Arman yang terlihat berdiri di depan pohon tempat tinggal anomali tangan panjang yang perlahan keluar dari dalam sana.
Ga jauh dari sana, terlihat Romi sedang berjalan sambil menggendong tubuh Crystal yang tidak sadarkan diri.
"Upacaranya bisa kita lakukan, harusnya mereka ga akan bisa mengganggu... Karena gadis bernama Grace itu sudah kubuat kritis," gumam Romi yang menjatuhkan tubuh Crystal di depan Arman.
"Bagus... Kehilangan Indra dan kandidat lain sepertinya bisa ditutupi jika gadis ini bisa kita jadikan gate," ungkap Arman seraya mulai menggambar sebuah lingkaran pentagram dengan kapur.
"Transmutasi jiwa, resonansi manusia dengan arwah dimulai," ungkap Romi yang dibalas senyum Arman.
*********
"Ga salah lagi, dia sudah pasti ada di taman kota," gumam Rico yang terlihat berdiri di depan pintu rumah sakit, bersiap untuk pergi menyelamatkan gadis itu.
"Tunggu!" ucap Sonya yang tiba bersama Della dan Linda.
"Kita bakal bantu!" ucap Della yang membuat ekspresi Rico berubah, ingin menolak usulan mereka.
"Grace sudah aman! Kalau lu masih mencemaskan gadis itu, Tiara bakal dijaga oleh Linda," ucap Sonya yang mencoba menebak kalimat yang akan diucapkan oleh Rico, dan terbukti benar setelah Rico mengalihkan pandangannya ke depan.
"Linda, lu gapapa kan?" ucap Della yang dibalas anggukan dan senyum manis gadis itu.
"Iya, gue paham kok... Lagian Tiara juga harus tetap diawasi kan," balas Linda yang dibalas senyum oleh Della dan Sonya.
"Apa yang akan kita hadapi... Berbeda dengan yang kalian hadapi di rumah terbakar, kali ini yang kita hadapi adalah arwah orang jahat, tentu dia gak bakal segan untuk membunuh manusia," ucap Rico mencoba menjelaskan pada mereka.
"Yaelah... Kita juga udah tau kali resikonya," jawab Della sambil tersenyum menatap Rico yang bingung.
"Tenang aja... Kita punya rencana," balas Sonya pada Rico, disusul senyum Della yang kini berkacak pinggang di samping gadis berambut panjang kemerahan itu.
*********
Kembali ke taman kota, terlihat Arman dan Romi mulai merapal mantra dan tepat saat itu Crystal tersadar.
"Apa yang terjadi... Ini bukan rumah sakit?!" gumam Crystal yang mulai bangkit, dan betapa terkejutnya ia melihat sebuah sinar merah yang keluar dari lingkaran pentagram di tempat ia bangkit.
"Wahai jiwa yang tersesat di dunia yang fana... Ia yang tidak bisa pergi, ia yang bertahan di tempat terkutuk, berikanlah jalan datangkan kemudahan bagi jiwa ini agar menempati wadah hidup yang baru," ucap keduanya merapal mantra dan tiba-tiba sosok anomali yang ada di dekatnya perlahan berubah menjadi asap dan mencoba masuk ke dalam mulut Crystal yang tampak mengejang dengan air mata menetes di pipinya.
Namun belum selesai ia bicara, seketika sebuah cahaya melesat cepat menghantam tubuh Arman yang tidak siap hingga membuatnya terpelanting dan pembacaan mantra terpotong.
"Heredis?!" gumam Romi kaget, sementara sosok bercahaya yang ternyata adalah Rico mulai berusaha menyerang Romi yang semula kaget tiba-tiba tersenyum dan sebuah tangan panjang langsung menghantam tubuh Rico hingga terpelanting beberapa meter menjauh.
"Berani juga... Apa peringatan yang kulakukan masih kurang?" tanya Romi yang terlihat berdiri dengan sosok anomali tangan panjang mulai kembali dari wujud asap ke wujud fisiknya.
Sementara Crystal tampak batuk-batuk di dalam lingkaran pentagram itu.
"Peringatan? Justru kini gue yang sedang kasih peringatan," ucap Rico yang bangkit sembari mengaliri kedua tangannya dengan energi cahaya.
"Arman!" panggil Romi dan terlihat dengan langkah cepat Arman mulai bergerak dan langsung mencakar tubuh Rico.
Beruntung pemuda itu sudah membaca gerakan itu, lalu mulai melayangkan tendangan yang juga nyaris mengenai dagunya andai pria itu telat bereaksi.
"Sendiri melawan tiga orang, kau pikir bisa menang?" tanya Romi sombong, sementara Rico hanya tersenyum dan mulai memasang kuda-kuda.
"Gimana nih, om-om kacamata itu punya anomali dan juga satu om-om yang keliatannya berbahaya, salah langkah dikit kita beneran jadi kaya yang diceritain Rico!" gumam Della panik, sementara Sonya terlihat tenang mencoba membaca situasi di sekitar.
"Kenapa?! Emang gue keliatan kaya orang yang bakal kalah kalau dikepung tiga makhluk?" tantang Rico yang dibalas senyum sinis Romi.
"Habisi," ucap Romi yang memerintahkan anomali itu juga untuk ikut bergerak membantu Arman menghabisi Rico.
*********
"Satu pertanyaan," ucap seorang pemuda berhoodie yang sedang menatap langit bersama Nathan di salah satu gedung di kota Abhipraya.
"Kenapa lu tertarik sama bocah sok pahlawan kaya dia? Untuk Grace sih gue udah tau... Tapi Rico? Bukannya daripada mencoba kerjasama, akan lebih baik kalau lu habisin aja dia langsung?" tanya pemuda itu pada Nathan.
"Ga bisa," jawab Nathan santai sembari menatap pemandangan jalan yang ada di bawahnya.
"Kenapa?" tanya pria itu penasaran.
"Karena dia bakal merepotkan, khususnya menghadapi orang seperti dia, yang bisa beradaptasi dengan pertarungan," jawab Nathan pada pemuda itu yang tampak mengangguk paham setelah mendengar penjelasan dari Nathan.
Kembali ke taman kota, secara mengejutkan Arman terhempas mundur setelah terkena tendangan dari Rico.
"Apa?!" kaget Arman sembari menatap pemuda bercahaya yang kini menghindari setiap serangan anomali tangan panjang dengan mudah.
"Kenapa? Kaget? Ga pernah ketemu orang yang bisa baca gerakan lu?" ejek Rico seraya menangkap tangan anomali tangan panjang itu lalu dengan sigap menariknya mendekat.
"Haaa!" teriaknya saat melayangkan tinju kuat tepat ke arah wajah makhluk itu hingga terlempar jauh.
"Jadi sejak tadi dia bukannya menghindar karena kesulitan... Tapi memahami pola gerakan lawan?!" gumam Romi yang baru saja mengerti motif Rico.
"Kurang ajar!" teriak Arman yang berusaha bergerak cepat seraya bersiap menyerang Rico.
Namun pemuda itu sama sekali tidak bereaksi, malahan dia menurunkan penjagaannya dan mulai memejamkan mata, dan tentunya membuat Arman bingung.
Walau tetap saja ia abaikan, seraya mencoba menyerang dari belakang bersiap menusuk punggungnya.
"Tinju cahaya!" ucap Rico datar yang langsung melayangkan tinju kuat tepat di wajah Arman yang sukses melemparnya hingga terpelanting ke dekat Romi.
"Sial! Ga boleh gagal!" ucap Romi yang mengeluarkan sesosok ular besar dari balik tangannya, namun sebuah benang emas muncul dari balik tanah memotong tubuh ular itu dan menjerat tubuh Romi.
"Gadis itu lagi?!" geram Romi yang tersadar kalau dia sudah terpojok.
"Della!" teriak Sonya dan seketika dari balik semak-semak Della keluar dan berlari menuju ke arah Crystal.
"Rencananya berhasil," gumam Sonya yang berjalan menghampiri Rico.
"Kalian keliatan yakin sekali ya?" ejek Romi dan tiba-tiba terdengar teriakan Della yang membuat keduanya terkejut dan mendapati Crystal tengah mencekik leher gadis berambut pendek itu dengan mata yang sudah berubah warna dan tersenyum menatap Sonya dan Rico.
"Della!" teriak Sonya dan Rico yang akan menyelamatkan Della, namun tubuh pemuda itu berhasil dibanting dan diseret menjauh dari sana oleh Arman.
"Brengsek!" geram Rico berusaha melepaskan diri. Sementara anomali tangan panjang terlihat mulai memudar menjadi asap dan masuk secara menyeluruh kedalam tubuh Crystal.
"Della!" terlihat Sonya berusaha menghentikan Crystal yang telah dirasuki oleh anomali, namun sambil tersenyum gadis itu mengarahkan tangannya ke arah Sonya.
Seketika, sebuah tangan energi memanjang dan langsung mencekik leher Sonya dan menghantam tubuhnya ke pohon terdekat.
"Rencana kalian berhasil? Hahaha justru rencana kami yang berhasil!" teriak Romi senang, sementara Rico yang melihat itu tampak berontak dan tanpa sadar membuat cahaya di tangannya mulai memudar dan tiba-tiba tubuhnya mengeluarkan ledakan energi kuat hingga melempar tubuh Arman.
Dan dengan langkah cepat, pemuda itu berusaha menghentikan Crystal yang sedang mencekik leher Della dan Sonya.
Namun sayangnya Arman terus berusaha menahan pemuda itu dan malah berhasil melukai dengan cakar tajamnya.
"Hahahaha!" tawa puas Arman melihat kondisi ketiga remaja yang menghalanginya.
***********
Kembali ke rumah sakit, terlihat Grace tiba-tiba tersadar dan keluar dari kamar tempatnya dirawat.
"Grace..." panggil sang kakek saat melihat cucunya telah siuman, namun dengan tatapan kosong gadis itu malah mengalihkan pandangannya ke arah kitab dan mulai mengambilnya.
"Grace?" panggil sang kakek lagi, namun tiba-tiba tubuhnya terhempas ke lorong yang ada di belakangnya, sementara gadis itu mengambil kitab dan langsung berjalan keluar dari rumah sakit.
"Kakek, gimana kondisi... Grace?!" kaget Linda yang sedang mengunjungi kamar Grace, namun yang ia lihat malah Grace tengah berjalan melewati dia dengan membawa buku di tangannya.
"Kakek!" teriak Linda panik menghampiri kakek Grace, dan membantunya berdiri.
"Bukan aku sumpah," ucap Tiana yang tiba-tiba muncul dari langit-langit rumah sakit.
"Jelas bukan," jawab sang kakek yang mencoba bangkit dibantu Linda.
"Kakek sudah tau?" tanya Linda.
"Jadi siapa?" tambah Tiana dengan wajah bingung.
"Arwah pemilik pertama kitab penakluk arwah, dia mendiami salah satu mantra yang ada dalam kitab," gumam si kakek pada Tiana dan Linda.
"Maksudnya? Tadi yang kakek baca di buku itu, adalah mantra pemanggil arwah?" tebak Linda yang tidak dijawab sang kakek, hanya tatapan tajam ke ujung lorong tempat Grace melangkah pergi beberapa saat sebelumnya.
************
Kembali ke taman kota, terlihat Rico pada akhirnya tumbang karena terkena serangan demi serangan Arman.
"Rico?!" teriak Sonya yang masih berusaha melepaskan diri, namun cengkraman Crystal terlalu kuat dan makin diperkuat oleh gadis itu hingga membuatnya dan Della mulai kehilangan kesadaran.
"Akhiri cepat!" teriak Romi yang telah berhasil melepaskan diri dari benang emas Sonya, dan mulai memberi perintah pada Arman dan Crystal yang akan menghabisi mereka, tepat sebelum sebuah tinju kuat bersarang di wajah Arman, serta sebuah pukulan kuat di punggung Crystal hingga membuat tangan energinya berhasil melemah da mengembalikan kesadaran kedua gadis itu.
"Sudah cukup membuktikan bukan?" ucap Erlang yang rupanya berhasil melindungi Rico dan kini memasang kuda-kuda.
Sementara Carissa mulai membantu Della berdiri dan berusaha berjalan menjauh dari sana
Romi yang melihat itu hanya menghela nafas pelan, lalu memberi kode pada Crystal yang bangkit dan kini tersenyum dan mengarahkan tangan kanannya ke arah Carissa dan Della.
Seketika puluhan tangan keluar dari bawah tanah dan langsung menjerat mereka berdua.
"Apa-apaan ini?!" kaget Della dengan ekspresi panik, sementara Carissa tampak berusaha melepaskan diri.
Sama halnya dengan kedua gadis itu, Erlang yang berusaha meninju Arman dengan mudah dihindari dan dibalas hantaman kuat dengan telapak tangan yang ditekuk dan langsung melempar tubuh pemuda itu ke pohon di belakangnya.
"Habisi!" perintah Romi dengan ekspresi penuh kemenangan, namun ekspresi itu seketika berubah saat melihat seseorang mendekat dengan energi batin yang pekat.
Merasakan kekuatan itu, tentu membuat Crystal dan Arman juga menghentikan serangannya dan mengalihkan pandangan mereka ke arah sosok yang perlahan mendekat ke arah mereka.
"Siapa lagi sih!" geram Romi yang kini tersenyum sombong saat melihat sosok yang mendekat adalah Grace.
"Grace?!" gumam Sonya saat melihat sosok Grace dengan tatapan kosong dan memegang kitab berdiri di hadapan mereka.
"Buku itu..." gumam Rico yang mengenali energi yang berada di tangan Grace.
"Kitab penakluk arwah!" gumam Romi yang mengenali buku itu dan kini berusaha merebutnya dibantu Crystal dan Arman.
Namun, dengan mudahnya gadis itu menghempaskan mereka dengan hanya mengibaskan tangan ke atas.
"Apa?!" kaget mereka bertiga, sementara Crystal mulai mendarat dan langsung menyerang dengan tangan-tangan energinya.
Tapi dengan mudahnya tangan-tangan itu hancur hanya dengan tatapan mata Grace, dan bukan hanya itu... Saat Grace mengarahkan tangannya ke arah Crystal seketika arwah itu terhempas keluar dari tubuh Crystal.
"Apa?!" kaget Romi saat melihat kejadian itu, sementara Della dengan sigap menangkap tubuh Crystal yang pingsan dan tetap fokus menatap Grace yang kini diserang dari dua arah oleh Arman dan Romi.
Beruntung, dengan cepat Rico bangkit dan langsung melesat mendekati Arman, meninju dagu kirinya hingga terpelanting menjauh dari sana.
"Grace!" teriak Rico tepat sebelum beberapa ular menjerat tubuhnya begitu keluar dari tangan Romi.
"Serahkan kitab it..." ucapan Romi terpotong begitu Grace menatapnya dan dengan sebuah pukulan telapak tangan tepat di perut, tubuh Romi langsung terhempas jauh dari pandangan dia.
"Romi!" teriak Arman yang langsung pergi menjauh meninggalkan Grace yang terlihat hanya berdiri menatap kepergian kedua lawannya.
Dan beberapa saat setelah mereka pergi, Grace nampak memejamkan matanya dan jatuh tepat di tangkapan Rico yang berhasil melepaskan diri dari jeratan ular Romi.
"Grace!" teriak Sonya yang segera menghampiri Rico, disusul Della yang juga membawa tubuh pingsan Crystal ke dekat mereka.
**********
Di sisi lain taman kota, terlihat Carissa berdiri di hadapan Anomali tangan panjang yang terkapar tak berdaya karena kehabisan energi setelah dikeluarkan paksa oleh Grace.
"Akhirnya... Datang juga kesempatan," ucap Carissa yang secara mengejutkan membuka mulutnya dan menyerap tubuh anomali itu. Tampak teriakan dan wajah penuh ketakutan keluar terpancar dari sosok makhluk itu tepat sebelum akhirnya kembali menjadi asap dan masuk ke dalam tubuh Carissa.
"Carissa..." panggil Erlang tepat setelah gadis itu mengonsumsi sang anomali dan kini menatap ke arahnya dengan iris mata berwarna merah di sebelah kirinya.
To Be Continued