Lula Azkadina,gadis cantik berumur 18 tahun yang menyukai seseorang di hatinya.namun dia tidak berani mengungkapkan perasaan nya,karena suatu keadaan.Dia hanya bisa mencintai laki-laki tesebut dalam doa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy de, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nasib Rindi
Di dalam kamarnya,Ardi masih kepikiran dengan Rindi.
" Rindi, bagaimana keadaanmu sekarang.semoga kamu baik-baik saja " ucap Ardi
Ceklek " Sayang,ini mama bawakan makanan untuk kamu "ucap Bu Septi mendekati putranya
" Taruh saja di meja mah" ucap Ardi malas
" Kamu kenapa sih kok bisa begini.apa yang membuat kamu marah,sayang " ucap Bu Septi pada Ardi
" Mama kan tau,aku tidak suka di jodohkan dengan dia mah.aku ini sudah dewasa,aku ingin menikah dengan orang yang aku sayang " ucap Ardi emosi
" Tapi Sayang, Dania itu cantik dan dia juga selevel dengan kita "ucap Bu Septi
" Tapi aku tidak cinta sama dia mah " Ardi menjawab
" Cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu nak,kamu terima saja.lagian kamu mau cari yang seperti apa sih " ucap Bu Septi sewot
Ardi diam,dia tidak ingin berdebat dengan orangtuanya.sekeras apapun dia melawan dan menolak,pasti tidak akan ada hasilnya.
" Rindi,aku tau kamu mencintai saya.awalnya aku memang tidak respek sama kamu, tapi setelah aku mengetahui perasaanmu padaku.aku juga mulai menyukai kamu.aku berharap kamu bertahan dan baik-baik saja " Ardi berdoa untuk rindi
Ardi tau perasaan Rindi,karena tak sengaja menemukan buku diary miliknya.
Saat itu Rindi mengumpulkan tugas,tapi tidak sengaja Ardi menemukan buku diary milik Rindi yang terjatuh di depannya.akhirnya Ardi mengambilnya dan membukanya.
Awalnya dia kaget,karena disana tertulis ungkapan perasaan Rindi untuknya.Ardi pikir,Rindi anak yang konyol karena berani mencintai dosennya sendiri.ardi bersikap biasa saja,dia pura-pura tidak tahu perasaan mahasiswa nya itu.
Ardi melihat Rindi gadis yang baik,supel dan ramah.dia tidak pernah memperlihatkan kesedihannya pada siapapun.Ardi diam-diam sering memperhatikan muridnya itu,hingga Ardi perlahan menyukai dia.tapi Ardi tidak bisa mengungkapkan perasaannya,karena dia sudah di jodohkan dengan anak teman orangtuanya yang lebih sepadan.
Kini Rindi masih terbaring di rumah sakit.dia sendiri di sana tanpa adanya sanak saudara dan keluarga.
Di dalam komanya,dia bertemu dengan ibunya
Rindi berlari memeluk ibunya yang terlihat sangat cantik
" Ibu....aku sangat rindu padamu.bawa aku bersamamu Bu,aku mohon.jangan tinggalkan aku lagi.aku sudah capek hidup sendiri di dunia ini Bu " ucap Rindi menangis di pelukan ibunya
" Sayang, bersabarlah.belum waktunya kamu bersama ibu nak,ibu selalu berada di hatimu" ucap ibunya di dalam mimpi Rindi
" Sekarang kembalilah,tempatmu bukan disini sayang.suatu saat pasti kamu akan menemukan kebahagiaan mu.ibu pamit "terlihat ibunya menjauhi rindi dan tersenyum padanya
" Tidak Bu,ibu aku mohon jangan tinggalkan aku sendirian bu.ibu....aku mau ikut ibu.ibuuuu " Rindi berteriak mengejar ibunya
Kondisi Rindi sempat drop,detak jantungnya sempat berhenti.tapi dia berhasil melewati masa kritisnya
" Alhamdulillah dok,detak jantungnya sudah kembali " ucap suster pada dokter yang menangani Rindi
" Alhamdulillah, akhirnya kamu kembali lagi" dokter bernafas lega
" Kasian kamu Rin,sudah tidak punya siapa-siapa.kamu juga menjadi korban tabrak lari dari orang yang tidak bertanggung jawab " Dokter Hana meneteskan airmata
Dokter Hana adalah seorang yang tau asal usul Rindi.selain dokter,dia juga punya cafe.dan rindi pernah kerja di cafe nya selama beberapa tahun untuk memenuhi kebutuhannya.
Rindi perlahan membuka matanya,dia merasakan seluruh tubuhnya sakit.
" Ya Alloh,apakah aku masih hidup.kenapa???kenapa aku tidak mati saja Tuhan.untuk apa aku hidup hanya untuk menderita " Rindi memejamkan matanya dan menangis
" Tidak ada satupun orang yang peduli padaku,aku hidup di dunia ini hanya sebatang kara.tidak ada satupun orang yang menginginkan kehadiranku " Rindi menatap infus yang masih menempel di tangannya
Perlahan dia mencengkram kuat selang infus itu,dia tarik dengan sekuat tenaga.Darah mengucur di tangannya.rasa nyeri sangat terasa.Rindi perlahan turun dari ranjang pasien,kesedihannya jelas tergambar di wajahnya.dia merasa sangat putus asa,apalagi setelah mengetahui kalau orang yang dia sayangi akan menikah dengan orang lain.walaupun cintanya bertepuk sebelah tangan,tapi hatinya merasakan sangat sakit mengetahui hal itu.
Dia berjalan ke kamar mandi,mengunci pintu dan menyalakan shower.
Dia duduk di bawah guyuran air shower,tidak memperdulikan rasa nyeri di pergelangan tangannya.darahnya masih mengalir di tangannya
" Aku berharap dengan cara ini,aku bisa segera pergi dari dunia yang kejam ini.aku capek tuhan,aku lelah.dan untuk seseorang yang aku sayang, terimakasih sudah hadir di hatiku.walaupun cintaku bertepuk sebelah tangan,tapi aku bahagia.cintakukan ku bawa sampai mati akan ikut terkubur bersama jasadku " ucap Rindi menangis
Rasa nyeri terus bertambah,darahnya juga terus mengalir di pergelangan tangannya.
Dokter Hana masuk untuk memeriksa,tapi rindi tidak ada.akhirnya dia mengetuk pintu kamar mandi,tapi sudah lama rindi tidak kunjung keluar.membuat Dokter Hana panik,apalagi melihat jarum infus yang sudah tercabut.
Dokter Hana berteriak memanggil security untuk mendobrak pintu kamar mandi.di saat itu pula,Ardi datang untuk melihat kondisi Rindi.dia kaget saat melihat Dokter Hana berteriak minta tolong.Ardi mengikuti langkah Dokter Hana.
" Tolong dobrak pintunya,Rindi ada di dalam " ucap Dokter Hana Panik
Ardi langsung mendobrak pintunya.setelah berhasil terbuka,dia tercengang melihat Rindi sudah terkapar di bawah air shower dengan darah yang mengalir di pergelangan tangannya.
"Astaghfirullah,Rindi !!! " Ardi langsung membopong rindi keluar dari kamar mandi
"Cepat mba,tolong selamatkan dia.aku mohon "Ardi menangis
" Iya Ar,tapi kamu keluar dulu.mba mau menggantikan dia baju " ucap Dokter Hana pada Ardi
Ardi terpaksa keluar, sebenarnya dia tidak ingin meninggalkan rindi sendiri.
Setelah Dokter Hana selesai mengganti pakaiannya,infusnya juga sudah di pasang kembali.
Ardi masuk melihat kondisi rindi,bibirnya sangat pucat dan tubuhnya juga sangat dingin.
" Kenapa dia bisa seperti ini mba " ucap Ardi
" Mba juga nggak tau Ar,mungkin dia putus asa dengan kehidupannya.mba kasian sama dia,dia gadis yang baik dan cantik.tapi nasibnya tidak secantik wajahnya " Dokter Hana menghela nafas berat
" Kok mba tau kehidupannya " ucap Ardi penasaran
" Dia karyawan di cafe mba,dia bekerja untuk membiayai kuliahnya dan untuk membiayai kehidupannya.dia gadis yang pekerja keras,mba salut sama dia.ayahnya menikah lagi dan dia di usir saat dia SMA.selama ini dia berjuang sendiri untuk kehidupannya " ucap Dokter Hana
Dokter Hana adalah kakak perempuan Ardi
" Kamu kok kelihatannya sangat mengkhawatirkan dia,Ar.atau jangan-jangan kamu " ucapan Dokter Hana menggantung
" Dia mahasiswa ku dulu mba, tapi sekarang dia sudah bekerja " ucap Ardi
Hana menganggukkan kepalanya
" Ngomong-ngomong Kamu kesini ngapain? memangnya luka di tanganmu belum sembuh " ucap Dokter Hana pada adiknya
" Emmm...i...iya mba.aku mau kontrol luka di tanganku,hhhe " ucap Ardi mengusap tengkuknya
" Makannya kalau marah jangan suka memukul apapun.akibatnya jadi seperti ini kan,mba juga yang repot " ucap Dokter Hana menepuk pundak adiknya
" Lagian aku emosi mba, kenapa sih Mama memaksakan kehendaknya " ucap Ardi cemberut
" Mba juga bingung Ar,mba juga mengalami apa yang kamu rasakan " Dokter Hana menunduk
" Kita senasib mba " Ardi menatap wajah kakaknya
Hana menganggukkan kepalanya
