NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Cewe Matre

Mengejar Cinta Cewe Matre

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Nawa

Jihan dikenal sebagai cewe matre, namun apa jadinya jika seorang yang matre ini jatuh cinta pada seorang pria yang notabennya sudah mempunyai istri.
Alex pria kejam yang sudah beristri menjalin hubungan gelap dengan Jihan, di awal hubungan mereka baik-baik saja, namun berakhir dengan kekejaman Alex yang menyingkirkan Jihan dari kehidupannya saat Jihan bersikeras memberitahukan hubungannya pada istrinya.
Di sisi lain karena pertemuan yang tidak terduga di sebuah desa kecil tempat Alex menyingkirkan Jihan, seorang pria bernama Aditya diam-diam mencintai Jihan walaupun berkali kali dia mendapatkan penolakan dari gadis matre itu, Aditya tidak pernah menyerah untuk mendapatkan cinta nya.
Akankah suatu saat Jihan akan menerima Aditya yang begitu tulus atau bertahan dengan perasaannya bersama Alex.
Ikuti terus kisahnya ya🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 16

Setelah selesai bertemu kliennya yaitu Johan ia langsung bergegas pulang, tangannya tertahan oleh Johan saat ia berdiri. Bobby yang melihat itu melihat ke arah Jihan, gadis itu pun memberi isyarat agar bos nya membantunya untuk pergi.

“Tunggu …! Bisakah kita bicara sebentar?” celetuk Johan, tetapi Jihan mengabaikannya.

“Maaf, pak hari ini Jihan ada pertemuan lagi dengan klien dalam waktu tiga puluh menit kita sudah harus sampai di sana!” ucap Bobby berbohong melihat Jihan merasa tidak nyaman, walaupun sebenarnya ia tidak tahu ada hubungan apa dengan Johan.

“Sebentar saja … aku mohon, Jihan!” pinta Johan menatap sendu padanya.

Bobby kembali ke arah jihan mengangkat kepalanya sekilas, Jihan memutar bola matanya malas dengan terpaksa ia menganggukkan kepalanya pelan.

Mereka akhirnya bicara empat mata, Jihan mengalihkan pandangannya ke arah lain ia tidak ingin memandang Johan karena jujur hati nya masih teramat sakit dengan kebohongannya selama ini.

“Bicaralah … aku tidak punya banyak waktu,” tukas Jihan sambil meminum kopinya.

“Maaf”

“Untuk …?” sahut Jihan.

Johan berdiri berjalan ke depan muka Jihan dan bertanya,”Apa kau masih marah padaku?” seketika Jihan mendongak ke atas menatap penuh amarah.

Jihan mengepalkan tangannya erat, lalu berdiri mendorong tubuh Johan dengan satu jari lalu menarik dasi berwarna biru pemberian dari nya dulu dan berusaha santai walau saat ini ingin rasanya ia memukul wajah Johan yang masih berani berdiri di hadapannya.

“Untuk apa aku marah? Baiklah … aku akan memberitahu mu sesuatu,” ujar Jihan menarik dasi menempelkan bibir nya di telinga Johan.” Selama ini aku hanya ingin uang mu, dan tidak pernah mencintaimu,” bisik Jihan.

Bukannya marah Johan menarik tubuh mungil mantan kekasihnya itu dalam pelukan ia menangis sesenggukan.

“Aku tidak peduli apa niat mu selama ini padaku, dan aku sangat menyesal karena sudah membohongi mu tentang perjodohan ku selama ini. Maafkan aku Jihan, tetapi percayalah aku sangat mencintaimu,” jelas Johan

Johan memang sangat menyesal tidak berterus terang dari awal karena ia tidak ingin kehilangan Jihan. Bukan Jihan namanya jika ia percaya begitu saja dengan penjelasan mantan kekasihnya tersebut.

Gadis itu memberontak minta di lepaskan Jihan mulai emosi karena tidak masuk akal jika ia memang takut kehilangan dirinya kenapa justru menikah dengan orang lain.

“Cukup …! Antara kita sudah selesai jangan pernah mengganggu hidup ku lagi! Aku muak dengan mu?!” pekik Jihan membuat para karyawan di restoran itu balik memperhatikan mereka berdua

Sedangkan Bobby sedang menunggu Jihan di meja lain sambil menepuk jidatnya, ia takut sikap Jihan membuat Johan membatalkan investasinya yang baru saja terjalin dengan perusahaannya.

Jihan pun pergi meninggalkan Restoran tanpa melihat ke arah bos nya, ia tidak sadar jika Bobby masih setia menunggunya, melihat itu Bobby berdiri ingin menyusul staff terbaiknya itu.

Bobby melihat ke arah Johan dari jarak yang lumayan jauh, Johan memberi isyarat menganggukkan kepalanya menandakan ia baik-baik saja dan menyuruhnya untuk tidak khawatir dengan masalah investasi yang sudah terjalin

“Syukurlah”

Sambil mengusap dada sedikit lega ia pun langsung berlari menyusul Jihan, namun ia cepat sekali menghilang dari hadapannya.

Tiba-tiba ponsel berdenting, tanda ada sebuah pesan masuk. Jihan meminta izin pulang dan kembali lagi ke kantor pada saat jam makan siang. Bobby memberinya izin karena hari ini ia mendapatkan investasi yang sangat besar dari Johan.

***

Dengan perasaan masih kesal ia langsung masuk ke dalam sesampainya di rumah, ia terkejut melihat pintu rumahnya terbuka dan ingat jika hanya ada Elisa di rumah. Dengan hati-hati Jihan menghampiri Elisa dan Johan yang saat ini sedang merayu sahabatnya.

Walaupun ia merasa lega Elisa baik-baik saja, tetapi ia tidak ingin Reyhan memanfaatkan kepolosan Elisa dengan merayunya apalagi sampai menidurinya, karena ia sangat paham watak Reyhan yang selalu haus akan belaian wanita.

Karena suasana hatinya sedang tidak baik, ditambah lagi melihat Reyhan memukul kepalanya memakai tas branded milik Jihan yang merupakan pemberian Nico di hari ulang tahunnya membuat Reyhan terkejut dan marah.

“Jihan …?”

“Apa yang kau lakukan pada Elisa, Reyhan?” pekik Jihan mencengkram kemeja Reyhan.

Sontak Elisa berdiri ingin berusaha menjelaskan sambil melepaskan tangannya di kerah Reyhan.

Reyhan tidak melawan ia hanya diam menatap Jihan yang terus saja mengoceh tidak jelas sambil marah-marah. Elisa mengerutkan dahinya tatkala Reyhan menggelengkan kepalanya saat pandangannya ke arah dirinya.

Setelah tiga puluh detik Jihan menangis barulah Reyhan memeluknya dan berkata

“Ada apa? Ceritakan padaku! Siapa yang menyakitimu, Ji?” tutur Reyhan mengusap rambut gadis yang sudah di anggap sebagi adiknya itu.

Elisa yang tidak mengerti apa-apa memutuskan untuk meninggalkan mereka berdua.

“Kakak”

Satu kata yang terucap dari bibir tipis Jihan yang jika sudah memanggil Reyhan dengan sebutan itu Jihan benar-benar dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Seketika Reyhan melepaskan pelukannya menundukkan adiknya di sampingnya, kemudian ia menuangkan segelas air dan Jihan pun langsung meminumnya.

Ia menarik napas dan menghembuskannya dengan kasar melakukannya berulang kali agar merasa tenang.

“Aku bertemu Johan” ucap Jihan yang sudah mulai tenang ia pun menceritakan semuanya pada Reyhan tentang pertemuannya yang sangat menyebalkan dan membuatnya marah.

“Lalu karena itu kau rela menjadikan aku sebagai pelampiasan marah mu sampai kepalaku menjadi korbannya?” sindir Reyhan datar.

“Maaf”

Jihan berucap sambil membuka blazer nya yang berwarna merah muda memperlihatkan binder dada atasan Jihan. Pria itu terbelalak melihat tubuh indah Jihan yang sangat mulus dan putih asli ia pun mengambil blazer Jihan, lalu menutupi tubuh mulus gadis itu saat mendekat atensi nya terfokus pada kalung silver dengan liontin menyatu berinisial “A” yang melingkar di jenjang leher Jihan.

Reyhan bertanya sambil memegangi kalung tersebut,”Sepertinya aku pernah melihatnya? Dari mana kau mendapatkan kalung ini, Ji?” sontak tangan Jihan menepis kasar membuat Reyhan sedikit curiga.

“Memangnya kau melihatnya di mana?” decak Jihan sedikit kesal.

“Aku lupa? Kenapa aku tidak boleh melihatnya?” sanggah Reyhan penasaran dengan sikap Jihan yang tidak seperti biasanya.

Bukan begitu, kayaknya ini kalung sangat mahal dan sangat berharga, samapi semalam ada pria yang tidak sengaja menabrak ku, lalu tiba-tiba saat melihat kalung ini tiba-tiba ingin menyentuhnya dia juga bilang jika ini kalung miliknya,” seloroh Jihan membuka kembali blazer nya mengikat rambutnya sangat tinggi hingga jenjang leher Jihan yang sangat mulus terlihat kembali di hadapan Reyhan.

Dengan susah payah ia menelan Saliva nya kasar seolah Jihan dengan sengaja memancing hasratnya yang sedari tasi ia tahan.

“Kalau begini caranya aku harus ke tempat Sena dulu sebelum kembali ke kantor untuk melampiaskan hasrat ku, bisa-bisa tidak bisa konsentrasi bekerja kalau begini caranya,” keluh Reyhan memijit hidungnya yang tidak gatal.

“Kenapa cengengesan? Apa kau sedang membayangkan sesuatu?” celetuk Jihan memperhatikan tingkah Reyhan yang seperti orang sedang mabuk sambil cengengesan.

“Ah … tidak, sudah tenang kan sekarang? Aku pergi dulu mau kembali ke kantor,” seloroh Reyhan sambil mengedarkan pandangannya seolah mencari seseorang.

“Elisa sedang mengajar online di kamarnya, nanti aku sampaikan salam padanya,” cetus Jihan yang sangat tahu sikap Reyhan.

Reyhan tersenyum malu ia mengusap kepala Jihan sambil mengacak-acak rambut yang telah di kuncir gadis manis itu, lalu segera pergi.

“Huh, menyebalkan kau Reyhan,” gerutu Jihan meniup rambutnya yang sangat berantakan hampir menutup wajahnya.

*

*

Bersambung

1
Asna
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!