NovelToon NovelToon
Marry me, Brother

Marry me, Brother

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Balas Dendam / Cinta setelah menikah / Konflik Rumah Tangga-Pembalasan dendam / Pengantin Pengganti / Dokter Genius / Beda Usia / Romansa
Popularitas:427.5k
Nilai: 5
Nama Author: Astuty Nuraeni

Berawal dari niat balas dendam kepada mantan tunangannya, membuat Indhi terjebak dalam pernikahan tanpa cinta dengan kakak angkatnya.

Tanpa di sangka, pernikahan tersebut justru memberinya kehidupan baru yang di penuhi oleh kasih. Ketulusan cinta dari sang kakak akhirnya membawa Indhi melabuhkan hatinya kepada pria yang 26 tahun terakhir telah menjadi kakaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astuty Nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Are you ready?

Pesta telah berakhir, semua tamu telah meninggalkan ballroom tersebut, kini hanya ada bu Tika dan kedua anaknya. Karena tau acara akan berlangsung hingga larut malam, ternyata Ega telah memesan dua kamar hotel untuk mereka, setelah mengantar bu Tika ke dalam kamarnya, pasangan pengantin baru itu berjalan menuju kamar mereka.

Indhi membuntuti Ega memasuki sebuah suite room, ia merasa takjub melihat kemewahan kamar yang luas itu. Dada Indhi berdebar kencang saat melihat Ega melepaskan jas dan kemejanya kemudian berganti dengan sebuah kaos berwarna biru dongker yang terlihat sangat pas di tubuhnya sehingga memperlihatkan dadanya yang bidang, hal tersebut tentu saja membuat Indhi merasa malu.

Indhi hanya duduk di atas sofa, memperhatikan suaminya mengganti pakaian, sementara ia sendiri masih mengenakan gaun pengantin yang indah, bahkan ia tak punya baju ganti karena Ega tak memberitahunya jika mereka akan menginap.

"Kamu akan terus memakai baju pengantinmu?"Tanya Ega sambil menatap Indhi, sudut bibirnya sedikit terangkat membuatnya terlihat semakin tampan.

"Aku nggak bawa baju ganti kak, aku fikir kita akan pulang setelah acara selesai," Indhi berkata dengan mengerucutkan bibirnya.

"Kakak sudah menyiapkannya di lemari, semoga kamu menyukainya," kata Ega membuat Indhi terkejut, sejak kapan suaminya itu menyiapkan semua kejutan hari ini.

"Terimakasih," bisik Indhi, ia segera beranjak dari duduknya dan berjalan menuju lemari. Indhi tertegun sejenak saat melihat beberapa baju tergantung di dalam lemari. Indhi segera mengambil piyama panjang berwarna merah maroon dan meletakkannya di atas tempat tidur. Setelah memastikan Ega tak memperhatikannya, Indhi mencoba melepas gaun pengantin yang di kenakannya. Namun saat membuka resleting gaunnya, Indhi kesulitan untuk membukanya karena resleting tersebut macet, ia sudah mengerahkan seluruh tenaganya, tapi tetap saja resleting tersebut tak mau bergeser membuat Indhi frustasi.

Indhi menghela nafas panjang, ia tak tau harus berbuat apa, tak mungkin baginya untuk meminta bantuan dari Ega, tentu saja karena ia merasa malu. Akhirnya Indhi kembali mencoba menggerakkan lengannya yang terjebak dalam balutan gaun pengantin agar bisa lepas.

Tiba-tiba Indhi merasa ada sepasang tangan yang menyentuhnya, tangan itu menekan pundak Indhi agar diam, Indhi langsung merasa gugup saat menyadari pemilik tangan itu adalah Ega.

Ega meminta Indhi agar tidak bergerak dan mulai memperbaiki resleting yang macet, setelah itu Ega menarik resleting gaun Indhi sampai kebawang sehingga menampakkan bahu serta punggung Indhi yang putih dan mulus. Indhi merasa sangat malu, seluruh wajahnya terasa panas dan memerah.

Indhi menahan nafas saat merasa sesuatu yang dingin menyentuh bahunya walau hanya sesaat. Ega mencium bahunya? Indhi benar-benar terpaku di tempatnya, ia bahkan tak berani menoleh untuk sekedar memastikan apa yang Ega lakukan.

"Terimaksih," kata Indhi hampir tak terdengar.

"Hemm."

Indhi ingin segera melepas gaun yang di pakainya, namun karena Ega berada di belakangnya membuat Indhi hanya berdiri membeku. Melihat kegugupan Indhi justru di gunakan oleh Ega untuk menggoda gadis yang sudah resmi menjadi istrinya itu, wajah Indhi semakin memerah saat Ega menggerakkan wajahnya dari bahu Indhi menyusuri leher jenjang milik istrinya dan berhenti di daun telinga membuat gadis itu gemetar dan tak berani bernafas, perbuatan Ega menimbulkan sensasi aneh di dalam tubuh Indhi.

"Apa kau sudah siap melakukannya?" Bisik Ega di iringi gigitan kecil di leher Indhi sehingga menimbulkan bekas kemerahan di sana.

Indhi terlonjak, ia segera memutar tubuhnya sehingga mereka kini saling berhadapan, dengan setengah melotot Indhi menatap tajam ke arah suaminya.

"Kak, apa yang kamu lakukan?" Tanyanya seraya mengusap bekas gigitan Ega di lehernya.

"Hanya memberi tanda, jika sekarang kamu milikku," bisik Ega membuat Indhi meremang.

Indhi tercenung di tempatnya, ia memperhatiakan raut wajah Ega yang begitu bahagia, entah sejak kapan kakaknya memiliki ekspresi wajah sebahagia itu.

"Apa kakak bahagia?"Tanyanya tanpa mengalihkan tatapannya.

"Sangat, aku sangat bahagia, untuk itu kau juga harus bahagia, aku berjaji tidak akan membuatmu sedih," balas Ega seraya mengelus pipi Indhi, jemarinya menyapu seluruh wajah cantik itu dan berakhir di bibir mungil yang terbalut lipstik berwarna merah.

Cup..

Sebuah kecupan mendarat di bibir Indhi. "Ganti bajumu di kamar mandi," titah Ega, tangannya kembali mengusap rambut sang istri penuh kasih sayang.

Indhi bergegas meraih bajunya, ia berlari menuju kamar mandi dan meninggalkan Ega yang terkekeh melihat sikap anehnya. Di dalam kamar mandi Indhi terkejut begitu melihat pantulan tubuhnya di dalam cermin, lehernya memerah akibat perbuatan Ega.

"Sejak kapan kakakku agresif seperti itu?" gumamnya pelan, ia tak menyangka Ega memiliki sisi yang belum ia ketahui, selama ini Indhi mengira jika ia sangat mengenal Ega, namun malam ini ia sadar jika ia tak sepenuhnya mengenal sang kakak yang kini telah menjadi suaminya.

Setelah melepaskan gaun pengantin, Indhi memilih berendam di  air hangat, tubuhnya terasa sakit karena seharian berdiri dengan balutan gaun yang berat, Indhi memejamkan matanya menikmati rendaman air hangat, namun seketika matanya terbuka saat terdengar ketukan pintu.

"Kau belum selesai? Cepatlah, aku sudah memesan makan malam," ucap Ega dari luar.

"Ya, sebentar lagi," Indhi segera membilas tubuhnya, setelah beberapa saat ia keluar menggunakan piyama panjang serta handuk yang tergulung di kepalanya.

Indhi segera menghampiri Ega yang sudah menunggunya di kursi meja makan, matanya berbinar saat melihat makanan yang di pesan Ega untuk makan malam mereka.

"Aku kelaparan," katanya sambil menarik kursi dan duduk di sebelah Ega.

"Makanlah yang banyak," ujar Ega, tangannya kembali mengusap rambut Indhi membuat gadis itu salah tingkah.

"Emm," Indhi segera menyantap makanannya, begitupun dengan Ega, kedua pasangan tersebut nampak sangat menimkati makanan mereka.

"Kak," ucap Indhi setelah menghabiskan sepiring penuh nasi goreng bebek cabai hijau favoritnya.

"Hem,"

"Kapan kakak menyiapkan semua ini? Sejak kapan kakak bisa bermain piano?" Tanya Indhi bertubi-tubi.

Ega meletakkan gelasnya yang sudah kosong, ia menyeka sidut bibirnya dengan tisu lalu sedikit memiringkan tubuhnya agar bisa menatap Indhi dengan leluasa.

"Aku belajar piano sejak memutuskan menikah denganmu, dan untuk hotel aku mempersiapkannya beberapa hari yang lalu," jawabnya sambil tersenyum.

"Waow, baru belajar beberapa hari dan kakak bermain dengan sangat bangus, kakak memang calon suami idaman, sudah tampan, dokter, bisa memasak dan bermain musik, beruntung sekali yang menjadi istri kakak," ucapnya seolah tengah lupa ingatan. Sejak masih duduk di bangku SMP, Indhi memang sangat mengagumi kakaknya, ia kerap kali membicarakan wanita beruntung mana yang akan menjadi istri sang kakak, namun siapa sangka jika malah ia sendiri yang menjadi wanita beruntung itu.

"Ya, kau memang sangat beruntung, dan aku lebih beruntung karena kau adalah istriku sekarang."

Indhi memaku, ia lupa jika kini statusnya telah menjadi istri Ega, 26 tahun menjadi kakak beradik bukankah wajar jika Indhi masih tidak percaya jika ia telah menikahi kakaknya?

"Kau istriku, kau wanita beruntung itu, jadi jangan pernah lupakan statusmu sekarang, apa kau mengerti?" Lanjut Ega seraya mengelus kepala Indhi.

"Jadi apa kau sudah siap?"

BERSAMBUNG..

1
Indah Rianti
Luar biasa
Ira
m
Yulia Lilis
kasian Ega
Kusii Yaati
untung nggak salah lubang ya ga soalnya sambil merem mainnya😜😂
Kusii Yaati
aq tdk tahu di sini siapa yg hrs di salahkan indhi atau Ilham...dan kenapa hrs Ega yg jadi korbanya!!!😞
Astuty Nuraeni: asal jangan nyalahin aku ya kak😀😀😀😀😀
total 1 replies
Alline Tanjung
luar biasa
ayu nuraini maulina
biasa nya cwo yg sering nyosor ini cwe yg nyosor duluan🤭🤭
ayu nuraini maulina
semangat mas bro
ayu nuraini maulina
bukan jdhnya
Nur Haya
aq salut Ama author selain bikin cerita yg menarik ada pengalaman jg d dapat 👍 untuk kita para pembaca
Astuty Nuraeni: makasih supportnya kak♥️
total 1 replies
desita
👍
Yusi Lestari
tak terasa sudah tamat cerita.lanjut cerita selanjutnya thoorrr
Yusi Lestari
sungguh besar perjuangan seorang ibu yg rela merasakan sakit demi bisa melahirkan putra putri mereka
Yusi Lestari
bagus Indhi memang seorang dokter tidak boleh egois mementingkan diri sendiri
Yusi Lestari
jadi kangen sama almarhum Zean😭
Astuty Nuraeni: iya kak Aamiin
Yusi Lestari: iya Nuri semoga Zean bahagia disana😊
total 3 replies
Yusi Lestari
pasti itu Samuel adiknya Zean
Yusi Lestari
innalillahi wainna ilaihi rojiun selamat jalan tuan hendrawan keinginanmu untuk mendapatkan maaf dari Ega sudah terkabul😭
Yusi Lestari
setelah cerita Ega dan Indhi selesai langsung meluncur ke novel ini thoorr
Yusi Lestari
semoga dg kejadian ini Ega bisa memaafkan pak hendrawan dan hubungan mereka kembali membaik
Yusi Lestari
pasti pak hendrawan yg melindungi Indhi semoga pak hendrawan dan Indhi baik2 saja dan tidak terluka parah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!