Ayu Lestari namanya, dia cantik, menarik dan pandai tapi sayang semua asa dan impiannya harus kandas di tengah jalan. Dia dipilih dan dijadikan istri kedua untuk melahirkan penerus untuk sang pria. Ayu kalah karena memang tak memiliki pilihan, keadaan keluarga Ayu yang serba kekurangan dipakai senjata untuk menekannya. Sang penerus pun lahir dan keberadaan Ayu pun tak diperlukan lagi. Ayu memilih menyingkir dan pergi sejauh mungkin tapi jejaknya yang coba Ayu hapus ternyata masih meninggalkan bekas di sana yang menuntutnya untuk pulang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rens16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 : Fernando Himawan
Pagi itu matahari belum menampakkan batang hidungnya, Fernando tergagap lalu bangun dari tidurnya.
Keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya. Mimpi itu kembali hadir, seperti malam-malam sebelumnya.
Nando kembali tidur telentang dan menutup matanya dengan lengannya. Dia berusaha tidur kembali.
Tetapi seperti hari-hari sebelumnya, Fernando tak lagi bisa memejamkan matanya.
Dia memutuskan bangkit dari ranjangnya dan masuk ke dalam kamar mandinya.
Nando memilih memulai hari sepagi mungkin. Nando membersihkan diri lalu bersiap dengan jasnya.
Dia membuka tabletnya dan memeriksa email yang masuk. Ada beberapa email dari customer yang menanyakan harga produk terbaru dari companynya.
Fernando tersenyum miring, dia yang mengangkat Himawan company dari keterpurukan hingga sebesar sekarang, dan keluarga Santo yang datang belakangan ingin menguasai dan menggesernya dari pimpinan tertinggi perusahaan itu. Jangan bermimpi terlalu tinggi kawan!
Nando meletakkan tabletnya lalu memeriksa pesan dari Albert ke nomor ponselnya.
Gadis itu setuju dengan penawaran kita, dia sekarang ada di apartemen tuan!
Nando tersenyum semakin smirk, tak ada satu perempuan pun yang akan menolak untuk dia nikahi dan diberikan fasilitas yang mewah, meskipun perempuan itu hanya dijadikan boneka olehnya.
Ketika waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi, Fernando keluar dari kamar dan bersiap untuk sarapan sebelum dia pergi ke kantor.
Segelas kopi dan roti bakar keju terhidang di meja begitu Fernando duduk di sana.
"Ada yang anda butuhkan lagi, Tuan?" tanya salah satu asisten rumah tangga di tempat itu.
"Cukup, kamu boleh pergi!"
ART itu menunduk dengan hormat lalu berjalan mundur untuk meninggalkan Fernando sendiri.
Albert datang tak lama kemudian. Dia berdiri sambil menunggu Fernando selesai sarapan.
"Ada kabar apa?" tanya Fernando begitu memasukkan suapan terakhirnya.
"Ini surat perjanjian itu!" Albert menyerahkan surat perjanjian itu kepada Fernando.
Fernando membacanya dengan seksama lalu mengembalikan dokumen itu kepada Albert.
"Kasih dia uang bulanan dua ratus juta rupiah, ikatan itu tetap untuk selamanya kecuali aku yang memutuskannya."
"Baik, Tuan!" Albert mengangguk patuh.
"Ah, satu lagi, semua identitasnya harus kamu ubah menjadi identitas baru. Kasih nama Kirana Ayu Larasati!" ucap Fernando tegas.
"Baik, Tuan!" Albert kembali mengangguk dan saat ia melihat tuannya selesai dengan sarapannya, Albert menarikkan kursi yang ditempati oleh Fernando lalu mempersilakan tuannya untuk berdiri.
Mereka berjalan menuju ke mobil silver berharga fantastis itu dan seperti biasanya Albert kembali duduk di balik kemudi mobil itu.
Mereka pergi menuju ke gedung Himawan corp untuk memulai aktivitas mereka.
Begitu Fernando memasuki lobby gedung itu, semua mata perempuan yang ada di sana sontak tertuju kepadanya.
Tampan, kaya, mapan dan pandai, siapapun pasti akan tergoda dengan pesona Fernando Himawan yang fenomenal itu.
Perempuan itu bahkan rela merendahkan diri dan menghangatkan ranjang Fernando, namun Fernando bukan pria gampangan yang mempersilakan perempuan asing mengotori tempat tidurnya.
Fernando bagaikan kutub es yang tak pernah bisa disentuh oleh siapapun.
Arogansinya, tatapannya yang dingin dan mematikan, membuat para perempuan itu hanya bisa mengaguminya dari jarak tak kurang sepuluh meter.
Fernando masuk ke dalam lift khusus yang hanya boleh dia naiki. Dia dan Albert naik menuju lantai di mana kantornya berada.
Ana berdiri menyapa begitu keduanya menjejakkan kaki ke lantai itu, tak ada sapaan hanya anggukan kecil untuk membalas sapaan selamat pagi itu.
Kalian menganggap Fernando sombong? Ya Fernando sangat sombong karena banyak hal yang bisa dia sombongkan meskipun dia sebenarnya hanya malas berbasa-basi tentang suatu hal yang tak perlu.
"Penggantian identitas Nona Ayu sedang diproses, Tuan! Setelah itu saya akan mengurus semua dokumen untuk pernikahan anda dan Nona Ayu!"
"Semakin cepat semakin baik!" ucap Nando sambil mendaratkan punggungnya ke sandaran kursi kerjanya yang empuk dan mahal.
"Orang kita akan melakukan yang terbaik, Tuan!"
"Aku hanya nggak mau William dan orang tuanya semakin besar kepala dan menekan Oma untuk menekanku!"
"Saya mengerti!"
Albert pun menganggukkan kepala lalu pergi meninggalkan ruangan tuannya.
Fernando tenggelam dalam tumpukan dokumen yang harus dia periksa. Fernando baru mengangkat tangannya saat Albert masuk ke dalam ruangannya sambil membawa nampan berisi makan siangnya.
"Ini dokumen identitas baru Nona Ayu, Tuan!" Albert menyerahkan dokumen berisi pengesahan pengadilan tentang identitas Ayu yang baru.
Fernando mengangguk singkat lalu memilih menikmati makan siangnya.
"Kamu makan aja dulu!" perintah Fernando yang langsung diangguki oleh Albert.
Setelah makan siangnya habis, Fernando meraih map berisi identitas baru milik Ayu.
Fernando tak perlu repot-repot mengurus ini dan itu untuk memperoleh pengesahan itu, cukup uang yang berbicara dan semuanya dapat terselesaikan tepat waktu.
"Ayu Lestari, kamu cukup cantik dan terlihat sangat cerdas! Gue harap lo nggak akan ngecewain dan berkhianat sama gue. Hidup lo udah gue beli mulai hari ini!" ucap Fernando sambil menatap foto Ayu yang ada di dokumen tersebut.
Sejak hari itu segala sesuatu yang menyangkut identitas Ayu Lestari di masa lalu sudah terhapus sempurna dan berganti dengan Kirana Ayu Larasati, ratu di istana Fernando Himawan.
Fernando memejamkan matanya pelan lalu membayangkan begitu banyak hal rumit yang menimpanya sejak kepergian orang tuanya kala itu.
Fernando mengangkat telepon internalnya dan menghubungi nomor Albert.
"Ke ruanganku sekarang, Al!"
Klotak, pesawat telepon itu diletakkan kembali oleh Fernando.
"Sudah selesai makannya?" tanya Fernando saat melihat Albert berdiri di depannya.
Albert mengangguk, meskipun dia belum selesai makan, Albert pasti akan mengatakan telah selesai menikmati makanannya.
"Duduk!" perintah Fernando sambil menunjuk kursi yang ada di depan mejanya.
Albert duduk disana, menunggu Fernando mengatakan perinrtahnya.
"Pernikahanku dengan Ayu, apakah bisa dilaksanakan besok?" tanya Fernando dengan suara baritonnya yang seksi dan tegas.
"Saya akan usahakan, Tuan!" jawab Albert tak pernah ingin tahu keputusan yang diambil oleh tuannya tersebut.
Albert hanya mengiyakan kalau perintah itu bisa ia lakukan dan akan mengatakan tidak jika keputusan itu tak sanggup ia lakukan.
"Do the best, Al! Aku nggak mau menunggu waktu lebih lama lagi, firasatku mengatakan bahwa Oma Rika sedang tidak baik-baik saja sekarang! Semakin cepat pernikahan itu dilaksanakan mungkin akan membuat Oma sehat kembali!"
"Apakah nantinya anda akan memperkenalkan Nona Ayu kepada Nyonya Rika?" tanya Albert memastikan tindakan apa yang diperlukan olehnya tentang keputusan yang dibuat oleh Fernando.
"Tentu aku akan memperkenalkan istriku kepada Oma Rika, bukankah itu tujuanku menikahinya," jawab Fernando antusias.
Albert mengangguk mengerti dan memutuskan untuk kembali meninggalkan Fernando yang sedang terlihat sangat bahagia itu.
"Gue nggak sabar ngelihat reaksi keluarga William saat mendengar berita ini!" gumam Fernando sambil membayangkan kekacauan yang akan terjadi besok saat keluarga paman angkatnya mendengar berita tentang pernikahannya.
