NovelToon NovelToon
Cahaya Ditengah Hujan

Cahaya Ditengah Hujan

Status: sedang berlangsung
Genre:Slice of Life
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: 1337Creation's

"Cahaya di Tengah Hujan"
Rini, seorang ibu yang ditinggalkan suaminya demi wanita lain, berjuang sendirian menghidupi dua anaknya yang masih kecil. Dengan cinta yang besar dan tekad yang kuat, ia menghadapi kerasnya hidup di tengah pengkhianatan dan kesulitan ekonomi.

Di balik luka dan air mata, Rini menemukan kekuatan yang tak pernah ia duga. Apakah ia mampu bangkit dan memberi kehidupan yang layak bagi anak-anaknya?

Sebuah kisah tentang cinta seorang ibu, perjuangan, dan harapan di tengah badai kehidupan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 1337Creation's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harapan yang Memudar

Bab 15: Harapan yang Memudar

Pagi itu, udara dingin menyelimuti rumah kecil Rini. Matahari baru saja terbit, tetapi suasana hati Rini gelap dan penuh kecemasan. Nayla yang terbaring lemah di atas kasur tampak semakin pucat. Napasnya terdengar berat, dan batuknya tidak kunjung reda. Tubuh kecil itu berkeringat deras meski udara pagi begitu sejuk.

“Ibu... sesak... aku nggak kuat...” bisik Nayla dengan suara yang hampir tak terdengar.

Rini memeluk anaknya dengan penuh kasih sayang, sementara air matanya jatuh membasahi wajahnya. “Sayang... sabar ya. Ibu di sini. Ibu nggak akan biarkan kamu sendirian,” ucap Rini, mencoba menenangkan Nayla sekaligus dirinya sendiri.

Namun, dalam hatinya, Rini tahu bahwa ia harus melakukan sesuatu. Nayla membutuhkan bantuan medis, dan itu tak bisa ditunda lagi.

Dengan tangan gemetar, Rini meraih ponsel Nokia bututnya. Ia membuka daftar kontak, mencari nama-nama saudara yang sekiranya bisa membantunya. Akhirnya, ia memutuskan untuk menelepon kakaknya, Ivan, yang tinggal di kota besar dan dikenal memiliki penghasilan yang baik.

Telepon tersambung, dan suara berat Ivan terdengar di seberang.

“Halo? Siapa ini?” tanya Ivan dengan nada datar.

“Ini aku, Kak, Rini,” jawab Rini, mencoba menahan tangisnya. “Aku mau minta tolong. Nayla sakit parah, Kak. Aku nggak punya uang buat bawa dia ke dokter. Kak Ivan, tolong bantu aku, walaupun cuma sedikit.”

Hening sejenak di ujung telepon, sebelum Ivan tertawa kecil. “Rini, Rini... kamu tuh nggak berubah, ya? Selalu aja minta-minta. Udah miskin, ngerepotin orang lagi. Aku juga punya keluarga yang harus diurus. Jangan ganggu hidupku dengan masalah kamu!”

“Tapi Kak... Nayla sakit banget...” isak Rini, suaranya penuh putus asa.

“Dengar, Rin. Hidup itu keras. Kalau kamu nggak bisa urus anak-anakmu, kenapa dulu kamu lahirkan mereka? Jangan andalkan orang lain, kerja dong! Udah, aku sibuk,” ucap Ivan sebelum menutup teleponnya tanpa memberikan kesempatan pada Rini untuk berbicara lebih jauh.

Rini terdiam, menatap ponselnya dengan air mata yang mengalir deras. Ia mencoba menenangkan diri dan berpikir siapa lagi yang bisa ia hubungi. Setelah beberapa saat, ia memutuskan untuk menelepon adiknya, Eza.

“Halo, Kak Rini?” suara Eza terdengar ceria di awal.

“Za, tolong aku. Nayla sakit parah. Aku butuh uang buat bawa dia ke dokter,” pinta Rini dengan suara bergetar.

Eza mendengus, lalu tertawa sinis. “Kakak serius? Udah miskin, nggak bisa ngurus anak, sekarang minta duit lagi? Aku ini bukan ATM, Kak. Jangan jadikan aku tempat minta-minta kayak gitu!”

“Za, ini soal nyawa Nayla. Aku nggak tahu lagi harus gimana,” kata Rini dengan suara terisak.

“Ya udah, biarin aja dia sembuh sendiri. Kalau Kakak nggak punya uang, jangan cari masalah. Aku nggak mau ikut campur urusan Kakak,” jawab Eza dengan nada dingin.

“Za... dia anakmu juga, keponakanmu... masa kamu tega?”

“Tega? Yang bikin anak siapa? Yang tanggung jawab juga kamu, Kak. Jangan tarik-tarik aku ke dalam masalah kalian,” ucap Eza sebelum memutuskan panggilan.

Ponsel di tangan Rini jatuh ke lantai. Ia tak mampu lagi menahan tangisnya. Lututnya terasa lemas, dan ia terjatuh di lantai, menangis sejadi-jadinya. Harapannya untuk mendapatkan bantuan dari saudara-saudaranya kini sirna.

Aditya yang melihat ibunya menangis segera mendekat. “Ibu... kenapa? Nayla kenapa?” tanya Aditya, matanya penuh kekhawatiran.

Rini memeluk Aditya erat. “Maaf, Nak... maaf Ibu nggak bisa jadi ibu yang baik untuk kalian. Ibu nggak bisa kasih kalian kehidupan yang layak.”

“Ibu, jangan nangis. Aku janji, aku akan jaga Nayla. Kita pasti bisa lewatin ini,” ucap Aditya sambil mencoba menenangkan ibunya.

Namun, rasa bersalah dan keputusasaan terus menghantui Rini. Malam itu, ia duduk di samping Nayla yang masih terbaring lemah. Ia menggenggam tangan kecil anaknya, berharap keajaiban datang. Dalam hatinya, ia hanya bisa berdoa kepada Allah, meminta kekuatan untuk menghadapi semua cobaan ini.

---

1
Ana Akhwat
Terlalu banyak dramanya Thor akhirnya pembacanya banyak yang eneg/Pray//Pray//Pray/
♪Ace kei jett♪: Halo para pembaca setia,

Terima kasih banyak sudah mengikuti cerita ini hingga sejauh ini. Aku sangat menghargai setiap masukan dan komentar kalian, termasuk kritik yang membangun. Aku sadar bahwa beberapa dari kalian merasa bahwa dramanya terlalu banyak sehingga agak melelahkan untuk dibaca.

Aku ingin meminta maaf jika bagian itu membuat pengalaman membaca kalian kurang nyaman. Di bab-bab selanjutnya, aku akan berusaha mengurangi unsur drama yang berlebihan dan lebih fokus pada inti cerita utama agar alurnya lebih mengalir dan tetap menarik untuk dinikmati.

Sekali lagi, terima kasih atas dukungan dan kesabaran kalian. Kritik dan saran kalian sangat berarti untuk perkembangan cerita ini. Semoga kalian tetap menikmati kelanjutannya!

Salam,
[Penulis]
total 1 replies
Hennyda Wati Gmanik
Biasa
Hennyda Wati Gmanik
Buruk
Yati Syahira
cape bacanya
♪Ace kei jett♪: "Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar! Maaf kalau bab ini terasa panjang dan bikin capek bacanya. Aku bakal jadikan ini sebagai masukan supaya ceritanya tetap enak diikuti tanpa kehilangan esensinya. Tapi aku tetap apresiasi banget kamu sudah sampai di sini. Semoga bab-bab selanjutnya lebih nyaman dibaca. Makasih lagi!"
total 1 replies
Yati Syahira
aduuh masa bodoh diem saja di injak injak begitu bisa panggil bosya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!