ARGRAVEN

Marry me

***

07 September

"LEPASIN AKU!"

"Shut up!"

"Gunanya apa kamu nahan aku di sini, Kak?! Cepat bebasin aku!!"

"In your dream!"

"AFKA! VANNA! TOLONGIN AZA!" teriak Aza sudah lelah. Ia bosan selama ini hanya mendekam di kamar laki-laki itu. Untuk sekedar mencari udara segar saja tidak diizinkan. Ia hanya boleh ke balkon saja.

Agraven benar-benar gila dipikiran Aza. Selama di rumah laki-laki itu ia cukup mengetahui kepribadiannya. Sikap pemaksanya itu sungguh membuatnya ingin gila.

"Kenapa diam aja, Kak! Ayo bebasin Aza!" teriak Aza. Saat ini ia sedang berdiri di hadapan Agraven yang juga berdiri di hadapannya.

Cowok tersebut baru saja pulang dari kampus. Aza langsung meminta dibebaskan. Sebenarnya Aza sedikit takut melihat wajah tak berekspresi dari Agraven. Namun, ia harus berani.

Bukannya mendapatkan kebebasan, Aza justru mendapatkan dorongan keras dari Agraven.

Bruk

"Sshhh ...." Seorang gadis spontan meringis saat punggungnya terasa ngilu akibat menghantam tembok dengan keras.

"Kamu harus menikah dengan saya!" tegas Agraven dengan tatapan tajam seakan-akan ingin membunuh lawan bicaranya detik itu juga.

"Kamu gila, ya?" balas Aza. Ia berusaha menghindar dan berharap bisa segera kabur dari tahanan laki-laki yang sekarang berjalan mendekatinya.

"Marry me ...." Agraven itu menjeda ucapannya, terdapat seringan kecil dari bibirnya. "Kamu tidak bisa menolaknya," sambungnya lagi dengan nada tidak terbantahkan.

Tangan kekarnya terangkat untuk mencengkram kasar dagu Aza agar melihat ke arahnya.

"Nggak mau, lepasin aku! Please bebasin aku," jawab Aza mulai ketakutan. Satu kedipan saja sudah mampu memecahkan bening kristal dari matanya.

"Sttt, don't cry, Baby," ucap Agraven dengan lembut, tetapi justru terdengar menyeramkan menurut Aza. Tangan laki-laki itu terangkat untuk mengusap cairan bening yang akan jatuh dari sudut mata wanitanya. Sikap laki-laki tersebut sangat berbeda dengan sebelumnya yang sangat kasar. Sorot matanya menatap lembut ke arah Aza.

"Tolong lepasin aku, hiks. Aku nggak akan bilang_"

"Nggak semudah itu!" potong Agraven dengan cepat. Aura dingin kembali dengan cepat saat mendengar ucapan Aza. Tidak ada lagi sorot lembut beberapa detik lalu yang ia tunjukkan. Ia terlihat sangat murka saat Aza mengatakan ingin terlepas darinya.

"Kamu mau apa dari aku? Aku hiks ... nggak punya apa-apa dan siapa-"

"Sebentar lagi...." Laki-laki itu lagi-lagi menjeda ucapannya. "Di sini akan hadir anak saya," lanjutnya dengan tangan langsung mengusap perut rata Azalea. Jangan lupakan bibirnya yang menyeringai puas.

Aza langsung bergidik ngeri. Laki-laki di depannya saat ini sangat pintar mengubah raut wajahnya. Apa dia manusia bunglon? segera enyahkan pikiran aneh dari si gadis.

"Enggak mung-"

Gadis itu seperti tidak diberi izin untuk menyelesaikan ucapannya. Lagi dan lagi laki-laki itu memotong, "shut up!" Ia terkekeh saat Aza yang langsung bungkam.

Siapapun yang melihatnya akan terpesona, tetapi tidak dengan Aza. Menurutnya, sosok yang sedang terkekeh di hadapannya sekarang bertambah kali lipat lebih menyeramkan.

"Bibit saya unggul, jadi tidak mungkin gagal," ungkap laki-laki tersebut melanjutkan. Terpatri seringaian puas yang masih setia menghiasi wajah tampannya.

•

•

•

To be continue.....

 Bagaimana menurut kalian? suka gak sama cerita ARGRAVEN?

Coba komen kalau gak suka ada kemungkinan cerita ARGRAVEN gak bakal di lanjutin. Aku mau minta pendapat kalian dulu sebelum lanjut up ke episode-episode selanjutnya.

Spam next kalau mau lanjut