NovelToon NovelToon
A World Without You

A World Without You

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Rebirth For Love
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: Tiwie Sizo

Arthazia sangat membenci Arslan, lelaki yang menjadi suaminya selama lebih dari tiga tahun belakangan. Segala cara dia lakukan agar bisa terbebas dari lelaki tak berperasaan itu, termasuk bekerja sama dengan musuh Arslan, hingga akhirnya surat cerai pun berhasil Arthazia dapatkan. Tapi siapa sangka, langkah itu justru membuat Arthazia berada dalam bahaya.

Saat semua telah berada di ujung tanduk, satu-satunya sosok yang datang untuk menyelamatkan Arthazia justru Arslan. Lelaki itu bahkan rela berkorban nyawa untuk sang mantan istri. Setelahnya, kebenaran akan perasaan Arslan untuk Arthazia pun terungkap. Arthazia sungguh menyesal karena tak pernah memahami bahasa cinta yang Arslan tunjukkan padanya selama ini.

Namun, saat Arthazia merasa tak mampu melanjutkan hidupnya lagi, tiba-tiba waktu kembali ke masa Arthazia belum bercerai. Lalu akankah kali ini semuanya menjadi berbeda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiwie Sizo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengakhiri

Tanpa sadar Arthazia memejamkan matanya, menghirup aroma tubuh Arslan yang selama ini sangat dia sukai. Pelukan Arslan yang hangat dan menenangkan, entah kapan terakhir kali Arthazia merasakannya. Bohong jika ia tak merindukan semua itu. Akan tetapi, rasa sakit yang selama ini menghujam tanpa henti membuat Arthazia perlahan berhenti mendamba, sampai akhirnya dia benar-benar lelah dan ingin mengakhiri semuanya.

Tak ingin terbuai dan menjadi goyah, perlahan Arthazia mengurai pelukannya.

"Kamu perlu menikmati kue ulang tahunmu, kan? Biar aku ambilkan piring kecil," ujar Arthazia beralasan untuk menjauh. Dia segera bangkit dan pergi ke dapur. Setibanya di sana, Arthazia tak langsung mengambil apa yang hendak diambilnya, melainkan berdiri sejenak sembari memejamkan mata dan menghela napas panjang beberapa kali.

Setelah gemuruh di dadanya dirasa telah sedikit mereda, barulah Arthazia meraih sebuah piring dan juga garpu yang ada di dapur mungil miliknya itu. Arthazia kemudian kembali ke ruang tamu. Dia langsung memberikan piring dan garpu tadi kepada Arslan.

"Makanlah kue ulang tahunmu, setelah itu segera pulang," ujar Arthazia. Dia kembali duduk, dan kali ini tepat di sebelah Arslan, meski sembari menatap ke arah lain.

Arslan tak menjawab, tetapi dia melakukan seperti yang Arthazia perintahkan. Lelaki itu memotong kue ulang tahunnya dan memakannya sendiri. Lagi-lagi Arthazia keheranan dibuatnya. Arslan yang biasanya sangat tidak menyukai makanan manis, kini tampak melahap kue tersebut dengan sangat nikmat.

"Apa kamu belum makan malam?" tanya Arthazia kemudian. Tanpa sadar dia memperdengarkan nada khawatir di telinga Arslan.

"Entahlah, sepertinya belum," sahut Arslan.

Mata Arthazia sedikit membeliak. Arslan bukanlah tipe orang yang teledor mengurus diri sendiri, apalagi itu berkaitan dengan kesehatan. Sesibuk apapun lelaki itu, dia akan tetap makan tepat waktu, dengan makanan yang sehat dan bernutrisi juga tentunya. Justru Arthazia yang biasanya suka abai dengan hal tersebut, bahkan sering lupa makan.

"Sudah larut begini kamu masih belum makan?" ulang Arthazia lagi meyakinkan.

"Hm." Arslan masih sibuk mengunyah kue di dalam mulutnya.

Arthazia terdiam dengan wajah yang berubah menjadi sendu. Kenapa Arslan terlihat begitu berantakan dan menyedihkan seperti ini hanya karena dirinya pergi? Bukankah lelaki itu tak begitu menganggap dirinya istimewa? Buktinya saja Arslan tak begitu peduli dengan apa yang ia alami selama tiga tahun ini.

Sekali lagi Arthazia menghela napasnya dalam. Dia ingin sekali tak peduli, tetapi tidak bisa. Rasa cinta dan benci di hatinya untuk Arslan terlalu membaur dan tak memiliki sekat, sehingga sulit untuk dipilah. Karena itu, Arthazia akhirnya kembali pergi ke dapur untuk mencari sesuatu yang bisa dijadikan menu makan malam untuk Arslan. Sayangnya, hanya beberapa cup mi instan yang Arthazia miliki, juga satu panci penuh bubur pemberian Nenek Juni.

Arthazia membuka tutup panci tersebut. Dari aromanya yang gurih dan harum, bubur itu tampaknya sangat enak. Di samping itu juga dimasak dengan campuran sayuran dan daging, jadi pastinya cukup bernutrisi. Jauh lebih layak disajikan untuk Arslan ketimbang mi instan.

Akhirnya, Arthazia memanaskan bubur pemberian Nenek Juni di microwave sebelum kemudian ia sajikan ke dalam mangkuk. Ia juga membuatkan segelas teh hangat untuk Arslan.

"Makanlah, nanti pencernaanmu terganggu kalau kamu telat makan," ujar Arthazia sambil menghidangkan bubur tadi di hadapan Arslan.

Arslan tak menjawab. Dia hanya memandang semangkuk bubur dan segelas teh di hadapannya itu, kemudian pandangannya beralih ke arah Arthazia. Sorot matanya terlihat semakin sedih. Meski begitu, dia pun meraih mangkuk bubur tersebut dan mulai melahapnya.

"Terima kasih," gumam Arslan dengan suara yang begitu lirih. Bahkan, Arthazia bisa melihat lelaki itu menyeka sudut matanya yang berair.

Arthazia kembali duduk di samping Arslan sembari menatap lurus ke depan. Hatinya kini melemah. Rasa sedih itu juga ia rasakan, bukan hanya milik Arslan. Hanya saja, Arthazia pikir dirinya dan Arslan harus tetap berpisah meski itu menyakitkan. Itu jauh lebih baik ketimbang dia harus terus menderita karena ketidakpedulian dan ketidakterbukaan Arslan padanya, seperti yang selama ini terjadi sepanjang pernikahan.

"Arslan, boleh aku minta sesuatu padamu?" tanya Arthazia kemudian tanpa menoleh.

"Apa?"

"Setelah ini, mari kita jalani hidup masing-masing. Tolong jangan datang lagi kemari." Arthazia berujar sambil masih menatap lurus ke depan.

Arslan terdiam sejenak dengan ekspresi wajah yang meredup. Lelaki itu menunduk dalam waktu yang cukup lama, sebelum akhirnya mengangguk pelan mengiyakan permintaan Arthazia.

"Terima kasih," ujar Arthazia. "Habiskan segera makan malammu, setelah itu pulanglah. Aku juga mau beristirahat."

Arslan kembali mengangguk sambil menahan perasaan sedih tak terkira. Sekuat tenaga lelaki itu menghabiskan bubur yang kini terasa bagai cairan lahar di kerongkongannya.

Tak lama berselang, Arslan pun berhasil menghabiskan makanannya tersebut. Lelaki itu juga telah meneguk teh buatan Arthazia hingga, tandas. Setelah itu, dia langsung beranjak dari duduknya.

Arthazia ikut berdiri dan mengiringi Arslan sampai ke pintu.

"Terima kasih untuk makan malamnya. Maaf sudah merepotkanmu," ujar Arslan.

Arthazia tak mengatakan apapun, membuat Arslan merasa jika sang istri sungguh tak ingin dirinya lebih lama lagi berada di tempat itu. Jangan ditanya lagi bagaimana perasaannya saat ini, benar-benar sangat sakit dan menyesakkan.

Sejenak Arslan terdiam sembari menatap Arthazia dalam-dalam. Satu tangannya tampak terangkat dan mengusap lembut pucuk kepala istrinya itu.

"Jaga dirimu, Zia." Lirih suara Arslan terdengar, bahkan hampir menyerupai sebuah bisikan. Sebenarnya ada banyak kata yang ingin dia sampaikan, tapi tak terucap. Lelaki itu akhirnya berbalik dan melangkah pergi dengan air mata yang jatuh tak tertahankan. Dia tak lagi menoleh, sehingga tak menyadari jika saat ini Arthazia juga menatap punggungnya yang menjauh dengan pipi yang basah.

Bersambung ....

1
Dewi Sariyanti
Karna gk punya vote lagi jd tk kasib ☕ sama iklan kak 🤭
Dewi Sariyanti: sama sama 👍👍👍
Dewi Sariyanti: sama sama 👍👍👍
total 3 replies
Dewi Sariyanti
Ya begitu lah arslan, yg namanya pasangan harus saling terbuka, kalo di tutup tutupi yg ada kesalahpahaman terus yg terjadi. Namanya pasangan susah senang ya di tanggung berdua, kalo kamu kasih senang doang gk kamu kasih tahu susahnya, bs jadi 2 kemungkinan, istri menuntut kesenangan terus tanpa mau tahu susahnya suami, nanti kalo susah dikit suami di tinggalin, yg kedua istri merasa gk di percaya dan gk di hargai kayak yg zia rasakan.
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
nah setelah ini, apakah para wartawan akan meminta keterangan pada zia?
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
cinta itu masih ada zia. sadarilah...
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
agak ngeri liat logan. zia janda kaya, selain semua kompensasi perceraian tadi, bukankah zia dulu punya usaha toko bunga warisan keluarganya, kan ya? masih adakah?
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
memang sakit. membacanya saja sudah sakit. andai masih bisa diperbaiki. 🥺🥺🥺🥺
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Arslan. kuat ya... semoga kalian bisa bersama lagi.
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Arslan datang karena ingin ditemani tiup lilin... 🥺🥺🥺
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
karena pernikahan memang tidak hanya tentang cinta 2 hati. tapi ada keluarga inti, keluarga besar, kerabat, sahabat & lingkungan yg pada akhirnya menyita tempat dalam rasa & pikiran kita.. terkadang itu menjadi sangat melelahkan.
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
pasti gak enak banget perasaan zia saat itu. wajar jika dia Sekecewa ini.
aku tunggu erik & shelin kak. 🙏🙏🙏🙏
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Arslan benar-benar merelakan zia tapi tidak dengan logan.
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
lepaskan saja zia, Arslan. biar dia rasakan bagaimana hidup tanpamu.
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
zia bener2 sangat keterlaluan. nanti pasti akan sangat menyesal
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
yg kuat Arslan. terserah mau mempertahankan atau melepas zia. yg jelas saat ini banyak hal yg harus kamu pikirkan
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
arthazia sengaja masuk kandang ular demi berpisah dari Arslan. sangat tidak cerdas.
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
ternyata Arslan sendirian di dunia ini. tanpa saudara, hanya dengan ibu tiri yg merupakan bagian dari wasiat ayahnya. istri yg berubah benci karena tak tau apa yg dirasakan suaminya. kasian Arslan, 🥺
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
beginilah wanita jika sudah emosi. bertindak tanpa mikir panjang, walau terkadang sadar ibarat menggali kubur sendiri
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
ini bahayanya jika Arslan tidak jujur. zia akhirnya menjadi musuh nya sendiri
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Arslan yg tidak terbuka dengan alasannya membuat zia murka
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Arslan memang salah. harusnya ada alasan kenapa belum mau punya anak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!