Cinta Jingga

Sepanjang jalan mereka benar² tak bersuara. Jimmi tidak tahan dengan suasana ini, diapun akhirnya beristirahat sejenak di salah satu pom bensin sekaligus mengisi bahan bakar mobilnya, selesai mengisi, jimmi pun menepikan mobil nya disalah satu minimarket dekat pom bensin tersebut.

" kamu mau beli minum apa?" tanya jimmi

Jingga menggelengkan kepalanya. Jimmi pun keluar menuju minimarket tersebut, selang beberapa menit kemudian jimmi pun kembali ke mobil dengan 2botol air mineral.

"minum lah" jimmi menyodorkan air mineral yang sudah dibukanya.

Jingga mengambilnya tanpa melihat jimmi, dia pun langsung meminum air mineral tersebut.

Jimmi melihat jingga, dan menghadapkan badan jingga ke arah nya

" kamu kenapa?" tanya jimmi lembut

"ngga apa²" jawab singkat jingga

" ngga mungkin, kamu kenapa? Masalah ini?" jimmi memegang brosur beasiswanya.

Jingga hanya diam.

Jimmi menarik nafas " ok, aku kasih tau, iya memang benar aku ambil beasiswa di jepang, dan akan berangkat bulan depan"

"kalau memang kaka mau pergi jauh kenapa kaka ngomong suka sama aku baru² ini, kenapa kaka ngga simpan semua dalam hati kaka saja? Kenapa aku harus tau perasaan kaka ke aku, kalau akhirnya kaka ninggalin aku?" diujung mata jingga sudah mulai basah tapi dia mencoba menahan nya. Jingga bingung kenapa perasaannya seperti ini, kenapa dia harus bersikap seperti ini, "kenapa??"

Jimmi menarik jingga dalam pelukannya tapi jingga menolaknya sedikit memberontak, memukul dada jimmi, karena dia tidak ingin menangis didepan jimmi, akan tetapi kekuatan jimmi lebih besar, jimmi benar² mendekap jingga kencang agar tidak bisa dilepas oleh jingga. Akhirnya jingga pun pasrah dia tidak punya kekuatan lagi, dia menangis dipelukan jimmi "jahat!" lirih jingga, jimmi merenggangkan dekapannya, karena jingga tidak berontak lagi. Dia mengelus punggung jingga, agar dia sedikit tenang.

Jingga mulai tenang, jimmi menyeka sisa air mata jingga.

" apa kamu mencintaiku?" tanya jimmi dengan hati². Jingga menatap jimmi beberapa detik dia mengangguk tanpa ragu.

"jawablah, kamu mencintaiku?" jimmi bertanya kembali untuk memastikan perasaan jingga kepadanya.

"aku mencintaimu kak" akhirnya pernyataan itu keluar dari mulut jingga. Ternyata dia tidak mampu menahan perasaannya yang selama ini dia pungkiri.

Jimmi memeluk dan menenggelamkan kepalanya dileher jingga, menghirup aroma tubuhnya, dan lalu ia pun berbisik ditelinga jingga " thanks, aku juga mencintaimu jingga" dia mencium lembut mata, pipi dan selanjutnya melumat bibir jingga, jingga pun membalasnya, mereka berpagut mesra didalam mobil ditemani deras nya hujan dari luar.

Jingga menghentikan ciuman mereka, tiba² dia teringat kejadian tadi siang

" kaka tadi siang juga cium aku kan?"

jimmi agak kaget " kamu ngga tidur?" tanya jimmi "tapi kamu suka kan ? Buktinya kamu diam saja waktu ku cium" lanjut jimmi menggoda

Jingga mencubit kecil perutnya dengan lembut

" Hujannya deres banget, kita mau lanjut jalan atau menunggu reda?" " tapi aku takut kemalaman sampai jogja kalau kita menunggu reda".

" kita tunggu agak redaan sedikit hujannya, sekalian aku istirahat sebentar "

" baik lah "

Jimmi memegang tangan jingga, dan menciumnya " aku mendapatkan beasiswa tersebut sebelum aku mengenalmu, sebelum aku jatuh cinta pada mu ". Jimmi mencoba menjelaskan.

Jingga menatap jimmi dengan mata yang sembab " aku takut " "aku trauma dengan hubungan jarak jauh ".

" aku janji akan segera menyelesaikan kuliahku dan secepatnya kembali pulang " janji jimmi

Kini jingga memeluk jimmi dengan erat seolah tidak mau lepas, walaupun kepergian jimmi masih 1 bulan lagi tapi dia sudah merasakan sepinya hati jika mereka terpisah antar negara.

Jimmi membelai rambut jingga dan mencium kening jingga.

Hujan pun sedikit mereda, mereka mulai melanjutkan perjalanan dengan ditemani rintik hujan.