Selama hidupnya Lesya memang selalu licik dan tak terkalahkan hanya demi mempertahankan warisan sang ibu. Tetapi dia mengalami kecelakaan dan terjun ke jurang. Lesya dinyatakan meninggal dan harta warisan miliknya dikuasai oleh pamannya yang serakah.
Siapa sangka dia kembali hidup dan memiliki kesempatan untuk membalas dendam. Tetapi Lesya dibangkitkan pada tubuh seorang gadis lemah bernama Yiesha yang di biarkan terkurung dan kelaparan berhari-hari. Jiwanya yang penuh dendam ingin Lesya bisa membalaskan perbuatan keluarga tiri dan teman-temannya yang jahat kepadanya. Lesya berjanji.
Hingga Lesya bertemu dengan atasan sekaligus orang yang membantunya untuk membalaskan dendam. Kenzo pewaris keluarga Will yang buruk rupa. Ingin membuktikan jika dia pewaris yang sah atas kekayaan milik ayahnya.
Bagaimana cara Lesya membalaskan dendamnya? Yukkk... mari kita simak bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Dew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
√625 - √100
Denting jam terus bergerak, mengisi kesunyian ruang. Setia menemani dua orang manusia yang sama-sama terdiam, Kenzo masih sabar menunggu Yiesha mengatakan apa syarat yang dia ajukan agar bersedia menikah dengannya.
Bak dalam sebuah mimpi Kenzo sebenarnya masih tidak mempercayai jika wanita yang ada di hadapannya saat ini benar-benar bersedia menikah dengannya. Tak masalah syarat apapun yang dia inginkan tentu Kenzo akan berusaha untuk memenuhinya, asalkan syarat yang diberikan masih dalam batasan tertentu.
"Ken.... mmmmmmmm gimana ya?? Kamu ga marah??"
Yiesha menggigit ujung bibirnya, dirinya benar-benar gugup seperti sedang menghadapi sidang skripsi. Banyak sekali keraguan yang tersimpan dalam hatinya, apalagi ini menyangkut sebuah pernikahan dan masa depannya nanti.
Sejenak Kenzo hilang fokus.
"Kenapa dia sangat menggemaskan."
Kenzo memperhatikan gerak-gerik Yiesha yang menundukkan kepalanya sambil sesekali menggigit ujung bibirnya, Kenzo mulai menduga hal apa yang berkaitan dengan prasyarat itu.
"Kau ingin uang berapa??" todong Kenzo langsung.
"Ken!!!!"
Kepalanya terangkat menyiratkan sebuah kekecewaan pada matanya, apakah menurut Kenzo dia seperti seorang wanita yang hanya mengincar kekayaan.
"Maaf saya hanya bercanda. Apa sebenarnya belum memikirkan syarat yang kau inginkan?? Tak apa, masih banyak waktu tak perlu terburu-buru. Saya tidak mau ada yang merasa dirugikan diantara kita," ujar Kenzo sambil bertopang dagu.
Semakin lama menatap wajah Yiesha, semakin tertarik Kenzo mencari tahu tentangnya. Sesaat dia tampak seperti wanita lemah, sesaat dia seperti wanita cerdas tetapi ada saatnya juga dia seperti menyimpan kemarahan dan dendam.
"Bolehkah aku meminta beberapa syarat? Kalaupun kamu menolaknya tidak apa, bisa di pikirkan ulang," cicit Yiesha, jari jemarinya tak mau diam, saling bertautan.
"Katakan saja, tak masalah sebanyak apapun. Sekalipun kau minta seluruh harta yang saya punya pun tak masalah karena kelak kau akan menjadi istriku bukan?"
Yiesha terperangah tak percaya dengan ucapan Kenzo. Apa sebenarnya yang Kenzo kehendaki?
"Sebelumnya bolehkah aku tahu alasannya mengapa kamu tiba-tiba mengajakku menikah??" kedua mata Yiesha berusah memahami sorot mata Kenzo
"Saya tidak akan menyembunyikan apapun darimu. Kamu juga bukan wanita yang bodoh bukan, sudah pasti bisa menebak ada alasan tertentu mengapa aku harus mengajakmu menikah."
...
"Saya adalah pewaris utama keluarga Will. Namun harus memiliki seorang keturunan untuk mempertahankan kedudukan dan status."
"Apa kau akan menceraikan dan membuangku setelah memiliki anak??"
"Tentu saja tidak!!! Kenapa kau berpikiran buruk seperti itu!! Apa aku terlihat seperti seorang pria yang jahat??" Kenzo meradang, tersinggung dengan tuduhan Yiesha yang tanpa alasan jelas.
"Tidak. Maaf, aku hanya----"
"Saya paham Yiesha, saya paham kenapa kamu berpikiran seperti itu. Kamu tenang saja, pernikahan yang kita lakukan bukan sebuah pernikahan kontrak. Sudah saya katakan sejak awal jika diantara kita tidak ada yang saling dirugikan. Pernikahan bukan sesuatu yang harus dipermainkan, ada ikatan suci didalamnya. Tentu kamu lebih paham tanpa harus saya jelaskan. Meskipun ada alasan tertentu mengapa harus dilakukan pernikahan ini tetapi saya tidak akan mempermainkan sebuah hal sakral," ungkap Kenzo dengan sungguh-sungguh.
Yiesha mengangguk paham, ada sedikit kelegaan yang ada di dalam hatinya.
"Heii apa kamu takut aku jadikan janda???"
"Tentu!! Kamu pikir mudah menjadi janda hah!!" Kali ini giliran Yiesha yang emosi.
"Tenang Sha, itu tidak akan terjadi. Selama kamu tidak bermain curang dan berselingkuh, kamu tetap menyandang status sebagai menantu keluarga Will, isteri seorang Kenzo Will Haraska."
"Ciihh sombong sekali Tuan!!" umpat Yiesha, memutar kedua matanya dengan malas.
"Hahahahaha"
Kenzo memegangi perutnya yang terasa ngilu karena tertawa terbahak-bahak. Entah mengapa saat mengobrol bersama Yiesha terasa lepas dan menyenangkan.
Melihat pria didepannya begitu senang, Yiesha mengerucutkan bibirnya sambil melipat kedua tangannya di depan perutnya.
"Aku punya lima syarat Ken!!"
"Sepuluh, dua puluh bahkan seratus pun tidak masalah!!"
"Ken... serius!!"
"Aku juga lebih serius!! Cepat sebutkan sebelum ikan buntal kesayanganmu itu datang kemari dan mengacaukan semua. Mau itu terjadi???" ledek Kenzo dengan sangat amat puas.
"Keeeeennnnn..... igh kau menyebalkan!!" gerutu Yiesha, mulutnya bergerak tak jelas, komat kamit mengumpat.
Yiesha menarik napasnya dalam-dalam dan berusaha menenangkan diri. Dia juga tidak boleh membuang waktu sia-sia sebelum kehadiran Thomas akan mengacaukannya.
"Baiklah syarat yang pertama, pernikahan ini harus di sembunyikan tidak boleh ada karyawan perusahaan ini tahu kecuali keluarga besar Will. Yang kedua, setelah menikah aku ingin tetap bekerja. Yang ketiga, aku ingin kekuasaan penuh sebagai seorang istri. Yang ke empat, apapun yang aku lakukan tidak boleh di larang, aku tidak ingin ada pembatasan. Dan yang kelima....."
"Apa??"
"Aku ingin kamu membantuku membalaskan dendam dan merebut kembali apa yang seharusnya menjadi milikku!!"
Kenzo mengerenyitkan dahinya dan mengangkat sebelah alisnya, ekspresi wajah Yiesha berubah saat mengatakan syarat yang kelima. Secara keseluruhan tak ada masalah untuk syarat yang diajukan oleh Yiesha.
"balas dendam?? Kepada siapa??"
"Ceritanya panjang," jawab Yiesha sambil menormalkan suasana hatinya.
Kenzo menyandarkan punggungnya yang sedikit pegal. Entah keputusannya dengan mengajak Yiesha menikah itu sudah benar atau tidak, berhubung dia pun belum mengenal wanita itu dari luar dan dalam, masih banyak rahasia dalam hidup Yiesha.
"Sha, setelah kita menikah kau tidak keberatan dengan kontak fisik diantara kita kan?" Kenzo memastikan
"Hemmm... setelah menikah bukankah aku sudah menjadi milikmu sepenuhnya. Kau bebas melakukan apapun."
"Tapi apa kau tidak masalah dengan kekura---"
"Tidak!!" Yiesha cepat -cepat menyela pembicaraan Kenzo," aku tidak mempermasalahkan kondisi fisikmu. Bukankah itu hanya luka, kalaupun mau kamu bisa melakukan operasi plastik bukan. Uangmu banyak," lanjut Yiesha.
Bibir Kenzo melengkung maksimal mendengar ucapan wanita yang kelak menjadi istrinya itu.
"Baiklah kita sudah sama -sama dewasa. Meski kita belum ada perasaan cinta. Tapi kehadiran keturunan diantara kita sangat di harapkan. Jadi kau paham dengan maksudku bukan."
Yiesha menganggukkan kepalanya, dan tersenyum malu. Kenzo sangat blak-blakan sekali.
Tok
Tok
Tok
Pembicaraan di antara mereka berdua harus terjeda karena seseorang mengetuk pintu.
"Masuk"
Kenzo kembali bersikap dingin dan cuek. Sikap santai dan ramahnya hanya di perlihatkan saat bersama Yiesha saja.
"Euuhh ganggu pasti ikan Buntal!! Dasar monster laut," umpat Yiesha dalam hati.
"Maaf Tuan Kenzo, anda sudah di tunggu di ruang meeting IV oleh jajaran direksi. Rapat akan dimulai lima belas menit lagi."
Ternyata sekertaris Lusi yang datang untuk memberitahukan jadwal rapat.
"Baiklah saya akan segera kesana. Kamu bisa melanjutkan pekerjaanmu, untuk meeting nanti biarkan Yiesha yang menemani saya."
Lusi paham dan meninggalkan ruangan kerja Kenzo dengan segera.
"Sha ikut saya meeting dengan direksi. Siapkan berkas-berkas yang ada di map kuning jangan sampai ada yang tertinggal. Siapkan juga memo untuk notulen."
☘️☘️☘️
Braaakkkk
Dengan langkah yang terburu-buru, seorang pemuda tampan masuk kedalam Mansion kedua orang tuanya tanpa sempat mengetuk pintu.
"Maa..... mama... " panggilnya dengan suara yang cukup keras.
Dia sudah sangat ingin berbicara dengan ibunya, sesuatu yang begitu mengusik hidupnya. Sebenarnya lelah harus selalu bersabar menghadapi sikap dan perbuatan ibunya yang sangat egois.
"Ma... apa lagi sih yang mama lakukan?? Apa selama ini belum cukup??"
Nafasnya menderu, emosinya tak tertahankan. Jika bukan dihadapannya adalah wanita yang sudah melahirkan dan membesarkannya mungkin tangannya sudah melayang bebas.
"Duduk dulu sayangku, anakku. Apa kamu tidak cape baru pulang dari luar kota. Bukannya sapa dulu mamah, cium tangan, minum atau duduk dulu kek. Tapi sibuk marah-marah, apa ga bosan marah-marah terus Hem??" jawab Rika sambil menikmati secangkir teh hijau.
Firza menghempaskan bokongnya ada sofa yang empuk. Mendapatkan kabar jika ibunya mulai mengacau Firza yang sedang dinas di luar kota mendadak pulang. Apalagi jika bukan menghasut anggota keluarga Will yang lain untuk menolak Kenzo sebagai pewaris utama.
Mencubit ruang diantara keningnya ternyata tidak mengurangi keruwetan yang ada dalam pikirannya. Firza hanya ingin hidup dengan tenang dan damai tanpa ada perselisihan di antara keluarga. Tapi apa yang sudah diperoleh saat ini tidak cukup bagi Rika, dia inginkan kekuasaan yang dimiliki oleh pewaris utama keluarga Will.
"Mah tak bisakah sekali saja tidak membuatku pusing!! Berhenti melakukan hal bodoh Mah. Apa yang sudah kita punya saat ini tidak cukup di mata mamah hah!!!" seru Firza meluapkan emosinya.
"Cukup??? Hahahaha sangat jauh dari cukup. Apa yang kita miliki saat ini hanya seujung kuku dari apa yang ada di keluarga Will sayang. Apa kamu tidak tertarik??"
"Tidak sama sekali!!! Apa harta bisa bikin kita bahagia mah?? Firza hanya ingin hidup tenang, bosan melihat tingkah laku mamah yang menghasut sana sini. Untuk apa mah?!!"
"Apa mamah lupa siapa yang mengorbankan diri untuk menyelamatkan nyawa anak mamah ini hah!!! Siapa!!!"
"Ayo jawab Mah!!! Kenapa hanya diam. Kalo buka karena kak Kenzo. Anakmu ini sudah jadi abu saat kau bersenang -senang dengan teman-teman sosialita mu itu!!!"
Plaaakkkk