Perfection System

Jamal dan Furya yang duduk dan menunggu di kantin Utama SIS membuat banyak mata melirik ke arah mereka.

Beberapa murid anak pejabat dan konglomerat yang melihat 2 gembel ada di sana di buat tak nyaman dan mulai mengerutu.

“Lihat tuh, ada dua gembel yang berani datang ke sini!”

“Hahaha, mau ngapain coba mereka ke kantin Utama?”

“Hadeh, palingan cuman mesen air putih.”

“Bener, bikin gak selera aja.” kata beberapa murid yang ada di sana.

Furya dan Jamal yang tak bodoh juga paham dan mengerti situasi mereka.

Tapi di SIS, semua murid berhak dan memiliki hak yang sama.

Asalkan punya uang dan mampu membayar, tak ada larangan bagi siapapun yang ingin makan di kantin Utama.

Furya yang mengerti akan hal itu terlihat cuek dan kalem.

Baginya yang hanya ingin mengerjakan misi tak memikirkan pendapat orang lain. Toh mereka juga tak mengganggu siapapun.

Tak butuh waktu lama, pesanan yang mereka tunggu-tunggu akhirnya tiba.

Jamal yang melihat daging steak mewah yang selama ini ia mimpikan langsung di buat ngiler.

“Woah...gila, kayaknya enak banget nih daging.”

“Hahaha, gas Mal!”

Karena makanan sudah tiba, Jamal dan Furya langsung memakan makanan berkelas yang ada di hadapan mereka.

Kelembutan dan kekenyalan daging kualitas premium benar-benar berada di level yang berbeda dan membuat mereka ketagihan.

Meskipun orang kampung dan miskin, mereka tetap makan dengan santai dan menjaga adab.

Sadar mereka di tatap banyak orang, dua pemuda itu tetap kalem dan menikmati apa yang mereka beli.

“Enak...sumpah ini daging terenak yang pernah ku makan Fur!”

Melihat Jamal yang begitu lahap, Furya juga ikut makan dengan cepat.

Sebagian orang yang melihat gaya makan mereka terlihat tak begitu senang dan sedikit kesal.

Tapi seperti tak mempedulikan orang lain, Jamal dan Furya fokus pada apa yang ada di hadapan mereka dan menikmati itu semua.

“Tuh abisin sekalian! Sengaja ku pesen lebih khusus untuk sahabat baikku hari ini.”

“Hehehe, beneran ya ku makan nih?”

“Iya, gas cepet bentar lagi jam istirahat selesai nih.”

Seperti yang sudah Furya duga, sepotong daging belum cukup untuk Jamal yang doyan makan.

Untungnya Furya sudah memesan menu lain untuk memastikan misi berhasil di selesaikan.

Sampai semua makanan mereka sikat habis dan membuat seorang Jamal puas sampai bersendawa keras.

“EEEKKKK...”

“Ahhh...kenyang.”

Saat Jamal selesai makan, saat itu juga suara sistem terdengar di kepala Furya.

[Ding! Selamat tuan telah berhasil menyelesaikan misi]

[Selamat tuan mendapatkan hadiah 3.000 Perfection Poin]

[Selamat tuan telah naik level]

“Yes naik level.”

Furya yang naik ke level 4 benar-benar senang. Misi selesai dan ia mendapatkan 3.000 Poin dengan begitu mudah.

Itu artinya ia mendapatkan 3.000 Koin Emas dan sangat diuntungkan.

Meskipun mahal dan menghabiskan total 12 juta, tapi harga makanan yang ada di sana tak sebanding dengan hadiah Poin yang ia dapat.

Bertepatan sesaat mereka selesai makan, beberapa rombongan pria dan wanita yang berniat pergi entah mengapa mampir dan berhenti sejenak di meja mereka.

Di kelilingi beberapa orang, Jamal yang sudah kekenyangan langsung berbicara.

“Ada masalah apa bro?”

Mendengar ucapan Jamal sambil memegang perutnya, seorang pria yang Furya masih ingat wajahnya langsung menjawab.

“Gimana bel, enak makanannya?”

“Besok jangan lupa mulung lagi ya biar bisa makan mewah kayak begini!”

“Hahahaha.”

Setelah mengatakan itu, 5 orang yang ada di sana langsung tertawa terbahak-bahak.

Jamal dan Furya yang di ketawain juga kalem dan cuek.

Karena tau Furya adalah kekasih Sherly, seorang wanita yang membenci Sherly dan suka membully nya langsung melanjutkan dan berbicara kembali.

“Kalo gak salah ini si pincang pacarnya Sherly kan?”

Mendengar ucapan wanita itu, pria di sebelahnya mendekat dan menatap Furya dari dekat.

“Bener juga, coba berdiri lu. Kalo pincang berarti iya, hahaha!”

Furya yang di tertawai langsung berdiri dan menatap balik pria di hadapannya.

Jika di lihat sekilas tinggi mereka sama dan postur tubuh mereka juga tak berbeda jauh.

Furya juga tau betul siapa wanita di sebelah pria itu. Viona, itu adalah salah satu gadis yang suka membully Sherly.

Karena kebetulan atau memang takdir yang mempertemukan mereka, Furya berdiri dan langsung berbicara di depan mereka.

“Kalau iya emang kenapa? Ada masalah?”

“Wow...wow...wow...”

“Apa maksudnya ha? Mau ngajak ribut lu?”

Di tantang oleh pria yang pagi tadi hampir menabrak Sherly, Furya yang tak ingin lagi melihat Sherly sampai sedih dan tak masuk sekolah  karena di bully langsung berbicara di hadapan mereka semua.

“Aku gak mau cari ribut. Tapi aku peringatkan kau!” kata Furya sambil menunjuk Viona.

“Jangan sampai mengganggu Sherly lagi. Kalau sampai-”

Belum selesai Furya berbicara, Viona yang merasa di ancam langsung memotong perkataanya.

“Sampai apa? lu kira gue takut sama lu?”

“Dasar pincang, berani lu ya ngancam cewek gue!”

Merasa wanitanya di hina, Rudy langsung marah dan memukul meja.

Debrakkk

Karena suara meja yang di pukul keras, semua mata langsung menuju ke arah mereka.

Rudy yang marah besar terlihat tak senang. Ia menatap Furya sambil melotot dan mengancam balik dirinya.

“Awas lu gembel, pulang sekolah gue tunggu lu!”

Karena masih berada di lingkungan sekolah, Rudy yang sebenarnya sudah dapat surat peringatan mencoba menahan amarahnya.

Sadar mereka memancing keributan di tempat yang salah, Rudy yang di tatap banyak orang di kantin Utama langsung pergi dengan rombongannya setelah mengancam Furya.

Jamal yang melihat ada keributan antara Furya dan Rudy bukannya takut tapi justru tersenyum dan di buat tertarik.

“Masalah apa Fur?”

“Itu orang tadi pagi sengaja mau nabrak Sherly!”

“Gila, harus di kasih paham tuh.”

“iya, aku gak mau Sherly sampai di ganggu lagi dan bolos sekolah.”

“Sep, tinggal kasih tau Ali dan kita gas nanti sore!”

Seperti tak takut dengan ancaman Rudy, Furya dan Jamal yang sudah kenyang dan selesai makan langsung cabut meninggalkan kantin Utama SIS.

Beberapa murid baik wanita dan pria yang ada di sana juga terlihat ketakutan karena mereka tau siapa itu Rudy.

Rudy Fernades, berandalan dari kelas 3C memang terkenal suka membuat onar di sekolah.

Jika tak suka dengan orang, ia akan menyelesaikannya dengan kekerasan.

Tapi Furya dan Jamal yang hidup di lingkungan keras sama sekali tak takut.

Justru saat di tantang dan di ancam, mereka tetap tenang seolah sudah sering melawan pria macam Rudy.

Furya yang kelepasan mencoba menenangkan dirinya kembali.

Ia yang tak ingin Sherly di ganggu lagi berniat membereskan akar masalahnya langsung.

Viona, wanita cantik dengan rambut pirang blonde itu adalah teman sekelas Sherly.

Entah karena apa, menurut cerita Sherly, Viona dan kelompoknya sangat tak suka dengannya dan sering mengejek sampai membully Sherly.

Karena pihak sekolah selama ini seperti diam saja, hari itu Furya sendiri yang  akan menyelesaikan masalah kekasihnya.