Demon King System

Pitung mengalahkan semua Goblin-Goblin yang mendatangi ladang kentang tanpa bantuan dari Netla Durand di hari kedua misi mereka dalam memberantas kawanan Goblin di Desa Hog tersebut.

“Sudah tak ada Goblin yang mendekati kita, apakah sudah saatnya kita memasuki tempat yang dekat dari Labirin?” Pitung berkata dengan nada sedikit sombong sembari menyeka darah Goblin dari bilah Pedang Hell Of Darkness.

Netla Durand tersenyum hangat dan bertepuk tangan. “Selamat tuan Levelmu kini telah mencapai Level 25, aku merasa sudah saatnya tuan melawan Goblin berlevel lebih tinggi dari sampah-sampah ini!”

“Tentu saja, aku butuh kawanan Goblin yang lebih banyak agar Levelku naik lebih tinggi lagi ha-ha-ha ....” Pitung tertawa bangga, kini ia malah terlalu mendalami perannya sebagai mantan Raja Iblis Zagralaas.

Keduanya kemudian berjalan menerobos kebun Tebu yang merupakan jalur yang dilewati kawanan Goblin saat mendekati kebun kentang.

Tidak ada Goblin yang muncul di kebun Tebu itu hingga mereka muncul di hutan dengan Pepohonan tinggi.

“Boooooommmmmmm!”

Dari kedalaman hutan tiba-tiba terdengar ledakan yang memekakkan telinga, sesaat kemudian asap tebal membumbung di langit.

“Sepertinya ada pertarungan Petualang Level tinggi di sana!” seru Pitung dengan ekspresi wajah terkejut. “Apa sebaiknya kita mencari tempat lain saja?” Pitung tidak percaya diri bila lawan yang akan mereka hadapi memiliki Level yang jauh lebih tinggi darinya.

“Itu bukan serangan dari Petualang, tetapi itu adalah Bom Sihir yang menguras Mana penggunanya untuk menghasilkan ledakan besar,” sahut Netla Durand. “Yang berarti Petualang itu melakukan serangan bunuh diri karena tidak sanggup melawan musuhnya. Tuan Zagralaas tidak perlu khawatir, kan ada aku yang mendampingimu. Kalau ada musuh yang kuat maka aku akan melukai mereka agar tuan dapat membunuhnya!”

Pitung tidak menyangka ada senjata seperti itu dan berpikir yang melakukan hal itu mungkin adalah Petualang wanita, karena para Goblin tidak akan membunuh wanita sebab membutuhkan mereka untuk menjadi pelampiasan naf.su sek.sval mereka yang tinggi.

“Baiklah mari kita ke sana!” sahut Pitung sembari menggenggam erat gagang Pedang Hell Of Darkness dan melangkah ke dalam hutan.

Pitung terkejut ketika melihat bekas ledakan tadi, beberapa tubuh Petualang tergeletak dengan kondisi tubuh mengenaskan.

Mata Pitung tertuju pada Petualang Pria gemuk yang tubuhnya terbelah dua. “Di-dia adalah Pria gemuk yang satu gerbong kereta dengan kita kemarin!” seru Pitung terbata-bata. “Ini adalah pertarungan yang berat sebelah, lawan seperti apa yang mereka hadapi itu?” pikirnya.

“Tuan mundur!” teriak Netla Durand menarik tangan Pitung sembari mundur beberapa langkah.

Kapak besar menancap di bekas tempat Pitung berdiri. Bila Netla Durand tidak menariknya maka Pitung pasti akan terbelah oleh Kapak besar itu.

“Ah, ternyata meleset!” gerutu Goblin berlevel 40 menyeringai jahat yang sedang memeluk Petualang wanita berlumuran darah tanpa busana.

Goblin itu hendak memperkosa Petualang wanita itu tetapi tiba-tiba saja Pitung dan Netla Durand muncul padahal ia baru saja mengalahkan Tiga Party Petualang.

“Waw... gadis berambut merah di sebelahmu cantik sekali, ini adalah buruan yang sangat memuaskan!” Goblin Level 40 itu menatap Netla Durand dengan tatapan mesumm.

Saat melawan Tiga Party Petualang tadi, dirinya hanya dapat menangkap satu Petualang wanita saja sedangkan yang lainnya malah melakukan bunuh diri dengan Bom Sihir.

“Tolong bunuh aku!”

Petualang wanita berkata dengan suara yang sangat pelan dan tatapan matanya kosong seperti sudah tidak berharap hidup lagi, hanya kematian lah yang ia harapkan saat ini untuk membebaskannya dari cengkraman Goblin.

“Netla... jangan bunuh dia, buat dia merasakan kematian itu lebih baik daripada hidup agar dia merasakan penderitaan seperti yang dialami gadis itu!” bisik Pitung pada Netla Durand.

Pitung menyadari kalau Petualang wanita yang berada di pelukan Goblin itu adalah Petualang wanita yang satu gerbong kereta dengan mereka.

“Dengan senang hati tuan Zagralaas!” sahut Netla Durand dan tiba-tiba di kedua tangannya muncul Dua belati yang mengeluarkan asap hitam.

“Elemen Sihir Kegelapan? Dan itu memancarkan Aura yang sangat mematikan padahal ia hanya Penyihir Level 35 saja,” gumam Goblin itu terkejut dengan Aura yang terpancar dari belati di tangan Netla Durand dan yang lebih membingungkannya adalah kenapa Netla Durand malah menyerang dengan belati padahal ia adalah Penyihir yang seharusnya merapalkan mentera Sihir saat melakukan serangan.

Goblin itu melempar Petualang wanita di pelukannya ke permukaan tanah dan ia mengangkat tangan kanannya, sesaat kemudian Kapak besar yang tertancap di permukaan tanah berpindah ke cengkramannya.

“Aku menyukai wanita kuat seper—” Belum selesai Goblin itu berkata dengan sudut bibir menyeringai jahat, tiba-tiba ia merasa tangan kanannya terasa ringan padahal sedang menggenggam Kapak besar. “Tidakkkkkkkkkkkkkkkkkkk!” Akhirnya ia merasakan sensasi rasa sakit dan lengannya telah tergeletak di permukaan tanah.

“Mau kabur makhluk jelek!” cibir Netla Durand dengan ekspresi wajah datar, belati di tangannya kemudian memotong kedua kaki Goblin itu.

“Kau bukan Petualang Level 35, kau itu memiliki Level yang jauh lebih tinggi dariku!” gerutu Goblin itu menyesal tidak memprediksi sikap tenang yang kedua Petualang itu tunjukkan, seharusnya ia berspekulasi kalau mereka sengaja mengelabui Level mereka agar para Goblin tidak menjauh begitu mereka muncul.

Netla Durand menatap sinis Goblin itu, sebagai Ras Naga dia memahami apa yang dikatakan oleh Goblin itu. Namun, karena sikap tuannya kini lebih condong membela sisi yang baik maka ia juga harus mengikuti sikap tuannya itu.

Belati di tangan Netla Durand menancap di dada Goblin itu sehingga Goblin itu berteriak histeris dan memohon agar dibunuh saja karena ia tidak tahan lagi dengan siksaan dari Netla Durand.

“Cukup Netla... sekarang giliranku yang akan mendulang Poin he-he-he ....” Pitung menepuk pundak Netla Durand dan sudut bibirnya memancarkan seringai jahat menatap Goblin Level 40 tersebut.

Netla Durand mengangguk pelan dan mundur selangkah, dia sebenarnya penasaran apa maksud dari Poin tersebut. Namun, ia tidak bertanya pada Pitung karena setelah tuannya itu hidup kembali dia memiliki kepribadian yang aneh dan lebih riang padahal mantan Raja Iblis itu dulunya memiliki sikap dingin dan kejam terhadap musuhnya.

Ujung bilah Pedang Hell Of Darkness menancap di dada Goblin Level 40 hingga tembus ke punggung, dan Goblin itu kembali berteriak histeris sebelum akhirnya mati.

Panel Demon King System muncul di hadapan Pitung dan memberitahu kalau dia mendapatkan hadiah 10 Poin dan 10 Mana.

Pitung sangat senang, karena hadiah ini lebih besar dari yang di ladang kentang——di mana ia hanya mendapatkan Satu Poin untuk satu Goblin.

“Nona... apakah kamu baik-baik saja?” Pitung mengalihkan pandangannya dari Panel Sistem ke Petualang wanita yang tergeletak di permukaan tanah.

Petualang wanita itu meringkukkan tubuhnya dan menangis tersedu-sedu. Pitung hanya mematung di hadapannya tanpa berusaha menghentikan tangisannya itu.

“Tuan Zagralaas makamkan saja mayat-mayat Petualang itu dan aku yang akan menangani wanita itu!” bisik Netla Durand sembari mengeluarkan kain panjang dari tas sihirnya untuk menutupi tubuh wanita itu.

“Aku serahkan dia padamu Netla ....” Pitung tersenyum hangat sembari menjauh dari mereka.