Briyan seorang pemuda tampan berumur 27 tahun, dia hanya hidup bersama ibunya, dia belum pernah sama sekali bertemu dengan Ayah kandungnya, Ibunya Saraswati selalu menyembunyikan tentang siapa ayah kandung Briyan sebenarnya
Sampai suatu hari Briyan bertemu dengan Liliana dia adalah anak angkat dari seorang laki-laki kaya raya. Hubungan Briyan dan juga Liliana tidaklah mudah, kakak dari Liliana mencoba menghancurkan hubungan Liliana dengan kekasihnya, belum juga Adrian ayah angkat Liliana juga tidak menyetujui hubungan mereka.
Adrian belum mengetahui bahwa Briyan adalah anak kandungnya, dia menyuruh Liliana untuk mengakhiri hubungannya dengan Briyan karena menurutnya Briyan hanyalah pemuda miskin yang hanya menginginkan hartanya saja.
Hingga suatu hari, akhirnya Adrian mengetahui bahwa sebenarnya Briyan adalah anak kandungnya dengan Saraswati
Bagaimanakah kisah selanjutnya? Yuk kawal cerita ini sampai selesai😊
Jagan lupa tinggalkan jejak kalian ya readers........
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indaria_ria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 # Sabotase
"Pa, jawab? papa tidak sedang merencanakan sesuatukan?" Lilian mulai ketakutan.
Dia sangat mengenal papanya, pak Adrian selalu saja menyingkirkan orang-orang yang tidak penting dalam kehidupnya, apalagi sejak mengetahui Lilian berhubungan dengan Briyan, dari awal pak Adrian sudah menunjukkan ketidak sukaannya. Belum sempat pak Adrian menjawab pertanyaan Lilian tiba-tiba saja Casandra sudah ada disana.
"Lilian kamu sudah pulang?" tanya Casandra yang baru saja mendapati putrinya sedang berbicara dengan suaminya.
Ada rasa takut yang kini menyelimuti batin Casandra, dia takut seandainya suaminya mulai mencurigai Lilian, Lilian sebenarnya adalah anak kandungnya, tapi dia benci setiap mengingat kejadian waktu itu sampai dirinya hamil dan melahirkan Lilian.
Sampai sekarang Casandra juga belum mengetahui siap sebenarnya ayah kandung Lilian, yang dia ingat waktu kejadian menjijikkan itu terjadi kedua mata serta tangannya sudah diikat oleh seseorang, bahkan saat kejadian itu dia juga tidak tau siapa yang sudah berani menodainya.
"Sudah ma." jawab Lilian
"Masuklah kekamar, segera bersihkan badanmu!" perintah Casandra.
Lilian tidak bisa membantah perintah mamanya, dia dengan cepat langsung meninggalkan pak Adrian yang sebenarnya masih ingin berbicara dengan drinya.
"Mas aku ingin bicara." ucap Casandra pada suaminya.
"Aku tidak mau berdebat lagi.'' jawab pak Adrian
"Tapi kita harus bicara, kalau kita seperti ini terus masalahnya tidak akan selesai!." sambung Casandra.
"Kamu mau bicara apa lagi?'' pak Adrian mulai menggeser tempat duduknya ketika tau Casandra ingin duduk disampingnya.
"Kamu kenapa si mas? kamu jadi seperti jijik denganku? sebenarnya kamu kenapa?" Casandra merasa suaminya selalu saja menghindarinya, padahal sebelum-sebelumnya suaminya tidak seperti itu.
"Sudahlah, aku sedang malas bicara denganmu!" pak Adrian segera bangun dari tempat duduknya dan langsung meninggalkan istrinya, dia memilih pergi menuju kekamarnya.
Perlakuan dingin suaminya membuat Casandra semakin sedih, kini dia bisa merasakan hatinya benar-benar sakit atas perlakuan suaminya.
"Kamu sebenarnya kenapa mas? kenapa dari kemarin kamu selalu membuat aku bertanya-tanya? apa kamu sedang menyembunyikan sesuatu dariku." Casandra mulai resah.
**
Sementara itu ditempat lain pak Agung dan orang-orangnya baru saja menemui Arka, kali ini sasaran mereka adalah Arka asisten pribadi pak Adrian.
"Bagaimana tawaran kita pak Arka, saya bisa memberikan uang jasa lebih banyak kalau pak Arka mau meloloskan perusahaan saya." tawar pak Agung.
"Maaf, tapi pak Adrian sudah memutuskannya sendiri, dan besok adalah keputusannya, saya tidak bisa membantu anda!" mendengar jawaban Arka, pak Agung benar-benar kesal kenapa tawaran uang yang begitu banyak tetap saja di tolak oleh Arka.
"Baiklah, saya tidak akan memaksa anda tapi kalau anda berubah pikiran saya akan dengan senang hati." sebenarnya pak Agung sudah malas berbasa- basi setelah tau percuma saja meminta bantuan Arka.
"Kalau begitu saya permisi pak Arka, ingat kalau anda berubah pikiran tawaran saya masih berlaku." sambung pak Agung.
Pak Agung beserta beberapa orang yang dia bawa segera pergi meninggalkan tempat itu, bukan pak Agung namanya kalau tidak bisa melampias kan kekesalnya pada orang yang tidak bisa membantunya.
"Dengar, lakukan sesuatu, kalau bisa robek roda mobil Arka, biarkan dia melihat siapa saya sebenarnya!" perintah pak Agung pada orang-orangnya. Benar saja tiga orang suruhannya segera mencari keberadaan mobil Arka diparkiran sebuah kafe.
Dengan memakai pisau yang sangat tajam kini ke empat roda mobil Arka sudah terbelah menjadi dua, setelah melakukan tugasnya tiga orang itu pun segera pergi dari tempat itu, sementara satu orang yang bertugas merusak CCTV juga sudah menyelesaikan tugasnya masing-masing.
Malam semakin larut Arka segera meninggalkan kafe itu untuk segera pulang, hari ini dia sangat lelah, sebenarnya niat Arka ke kafe itu hanya ingin melihat perempuan yang akhir-akhir ini sudah membuat hatinya gelisah.
Tapi ternyata orang yang dicari Arka sedang tidak masuk kerja, disana Arka sedikit kecewa, ditambah dia juga heran kenapa pak Agung bisa tau kalau dirinya sedang ada di kafe itu.
Berjalan mendekati mobilnya, tiba-tiba saja mata Arka langsung dikejutkan dengan melihat ke empat roda mobilnya dalam kondisi terbelah menjadi dua.
"Kenapa dengan roda mobilku?" Arka segera memeriksa kondisi ke empat rodanya.
"Sial! siapa yang berani merusak roda mobilku?" Arka segera masuk kembali kedalam kafe dan menanyakan tentang keberadaan CCTV yang berada di area parkiran, disana salah satu petugas segera mengecek CCTV setelah Arka menjelaskan maksud dan tujuannya.
"Maaf pak, sepertinya CCTV kami sedang rusak!" jawab petugas kafe.
"Kalian bagaimana? harusnya setiap hari kalian harus mengecek CCTV yang ada di area kafe ini, kalau begini saya tidak tau siapa yang sudah merusak roda mobil saya!" kali ini Arka benar-benar kesal.
Disini bisa terlihat sifat Arka yang sebenarnya, padahal dia dikenal berwibawa dalam setiap menghadapi persoalan.
"Sial! kalau sampai aku tau siapa yang sudah merusak mobilku, aku pastikan mereka akan mendapatkan balasannya!" umpat Arka.
"Mobilmu kenapa?" tanya Daren yang tak sengaja melihat Arka sang asisten papanya sedang ada di parkiran sebuah kafe.
"Daren?" jawab Arka yang sedikit terkejut melihat kedatangan Daren di samping mobil miliknya.
"Sepertinya ada yang mau sabotase mobilmu!" ujar Daren.
"Sepertinya begitu, apa jangan-jangan?" Arka baru tersadar bisa jadi ini perbuatan orang-orang dari pak Agung.
"Jangan-jangan siapa? apa ini ada kaitannya dengan bisnis papa?" tanya Daren kembali.
"Sepertinya begitu."
"Ya sudah, kalau begiti aku bisa mengantarmu pulang!" ucap Daren disana.
"Apa aku tidak merepotkan? aku jadi tidak enak." Arka dan Daren sudah kenal sejak lama, Arka tidak pernah memanggil Daren dengan sebutan tuan ataupun sebagainya, dia tau kalau Daren hanyalah anak angkat pak Adrian, bahka Daren sendiri tidak keberatan atas panggilan nama oleh Arka.
"Masuklah, aku juga mau pulang, kamu bisa menelepon tukang derek untuk membawa mobilmu ke bengkel." jelas Daren
Akhirnya Arka naik ke mobil Daren, dia sudah menelepon tukang derek, dan dia juga sudah menghubungi bengkel langgananya untuk mengganti roda mobil miliknya.
Malam semakin larut, Daren sudah mengantar Arka kembali kerumahnya, tapi Daren sendiri rasanya tidak mau pulang ke rumah orang tua angkatnya, dia malas melihat pemandangan yang setiap hari membuat dirinya sakit hati.
"Seandainya aku tau siapa kedua orang tua kandungku, aku pasti akan pulang menemui mereka." batin Daren kembali mempertanyakan kedua orang tua kandungnya.
Mobil Daren berhenti ditepian jalan, disana dia masih duduk di dalam kursi kemudinya, dia sedang bersedih, ternyata hidup dengan orang kaya tak seindah yang ia bayangkan, apalagi dia harus bersaing dengan Lilian.
"Nak apa kamu sedang menunggu seseorang?" tanya seorang pemulung yang baru saja mendekati mobil Daren, disana Daren langsung terkejut.
"Bapak siapa? tolong jauh-jauh dari saya ya, bapak tidak tau kalau saya itu orang kaya? apa yang akan dikatakan orang kalau saya dekat-dekat dengan orang miskin seperti bapak?" kesal Daren.
Lelaki didepannya langsung tercengang mendengar ucapan Daren, dia tidak menyangka kalau ternyata putranya yang sudah lama ia berikan pada orang kaya ternyata sangat sombong dengan dirinya.
Laki-laki itu tak banyak bicara dia langsung pergi meninggalkan Daren, air matanya mulai berjatuhan, dia sangat sedih, seandainya Daren tau dialah ayah kandungnya mungkin Daren tidak akan berkata seperti itu pada dirinya.
"Bapak tidak marah nak, tapi bapak sedih kenapa kamu sekarang sombong sekali melihat orang miskin, tapi tenang saja bapak tidak akan pernah mengatakan kalau bapak adalah bapakmu, bapak lebih senang melihatmu sekarang bisa hidup enak bersama kedua orang tua angkatmu yang kaya itu."
Laki-laki itu akhirnya berhenti sejenak, dia ingin kembali melihat Daren yang berada jauh dibelakangnya, tapi setelah dirinya menengok kebelakang ternyata mobil Daren sudah tidak ada ditempat semula.
"Sial kenapa aku harus bertemu dengan orang-orang miskin itu, mereka tidak bisa sedikitpun membiarkan aku santai sejenak." kesal Daren di dalam mobil yang sedang ia kendarai.
Bersambung.....