Kisah ini mengisahkan tentang kehidupan kedua gadis kembar bernama Zahra dan Zavina keduanya memiliki karakter yang cukup berbeda, Zahrayang memiliki sifat bar bar dan tangguh, berbeda dengan Zavina yang memiliki sifat pandiam dan irit bicara, keduanya terlibat cinta pada ketua pemimpin organisasi keduanya yang suka tantangan jelas tak merasa takut, tapi satu tragedi membuat salah satu dari cinta mereka pergi, bisakah keduanya terus bahagia atau malah sebaliknya?
YUK..... IKUTI KISAH TWINS Z....?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DEWI ARIYANTI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Aku berjanji akan menjadikan mu wanita paling bahagia akan ku buat kesedihan mu menjadi kebahagiaan, gumam seorang pria yang sedari tadi matanya tak lepas dari sosok cantik bertopeng Emas.
Zavina yang merasa ada yang memperhatikan dirinya sontak menoleh dia menatap area gedung tapi tampak biasa dan gak ada yang aneh menurutnya, mungkin cuma perasaan ku kali ya, gumam Zavina, lalu dia kembali ngobrol dengan saudaranya.
"Kalian jadi tinggal di rumah Om Parta", tanya Fadli, dan hal itu di sambut hanya dengn sebuah anggukkan.
" Kalian kenapa sih? Masih belum rela kalok Om Ardi milih menetap di Bali", ucap Aira yang melihat wajah lesu kedua adik sepupunya.
"Kita cuma merasa ada yang di sembunyiin oleh Papa", sahut Zavina dengan wajah cemberutnya. Saat mereka sedang serius berbincang acara pun di mulai mereka melihat para pemimpin setiap kelompok sudah berdiri di atas panggung.
Akhirnya tiba di acara puncak yaitu pengangkatan pemimpin utama dunia bawah, kali ini Dark Wington masih lah paling unggul, sejauh ini kelompok mereka berhasil merobohkan 3 kelompok Mafia kelas menengah sehingga Red Eye's semakin memiliki wilayah terluas di Asia.
"Selamat Bro! Kemampuan mu gak perlu di ragukan lagi", ucap Fadli memberi selamat.
Ya saat ini Arga dan Zino ikut bergabung bersama Fadli family, tapi hanya ketiga teman prianya yang antusias sedang kan ketiga gadis itu seakan tak perduli.
" Kenapa murung?", Arga bertanya sambil mengusap kepala Zahra, Zahra yang mendapat perlakuan itu sontak membalikan wajahnya hingga matanya dan mata Arga menjadi saling tatap.
Mereka yang melihat itu sontak terbengong mereka masih merasa heran seorang Arga Dewangga yang mereka tau memiliki fobia bersentuhan dengan wanita! Tapi lihatlah kali ini dengan tangan kosong pria itu mengusap kepala wanita tanpa efek apa pun, IMEZIIINGGG BUKAN.
"Rekor ini mah!", ucap Zero sambil menatap tingkah keduanya. Belum sempat mereka berkomentar ucapan Zahra membuat mereka tertawa.
"Bapak yang kenapa? Ngapain pakek usap-usap kepala aku?", sahut Zahra dan jangan lupakan wajah juteknya.
Pufff.... Hahaha....
Aira lah yang tertawa paling kencang, tawa itu membuat seorang pria menatap tanpa berkedip.
" Kalau suka pepet lah Mas", bisik Arya di telinga Fadli.
"Usss... Anak kecil diem aja", sahut Fadli dengan berbisik. Arya sontak manyun karna di sebut anak kecil oleh abang sepupunya.
Sementara itu Arga hanya bisa menghela nafas dia tau Zahra masih marah padanya sebab Cip yang tempo hari di gunakan sebagai tugas misi intuk kelompok Protector kini masih berada di tangannya.
"Masih marah?", tak ada jawaban gadis itu malah sibuk memainkan tangan Zavina, Zavina sendiri hanya geleng-geleng kepala melihat tingkqh kakak kembarnya.
" Jelas lah dia marah pak! Bapak tau dia bahkan 2 kali bertemu dengan sosok Dark Wington dan dia masih selamat, padahal dia sudah merasa nyawanya di ujung tebing", sahut Zavina menimpali.
"Isss... Ember banget si Zav", ucap Zahra sambil mencubit lengan Zavina.
" Auuuu.... Sakit Ra! KDK kamu mah", sahut Zavina sambil mengusap lengannya.
"Apaan KDK Zav?"
"Kekerasan dalam keluarga", jawab Zavina dan hal itu membuat mereja terkekeh.
" Masih sakit?", kali ini semua yang ada di meja itu kaget sampai mulut mereka menganga sangking kagetnya.
"Waaaawwwwww.... Gilaaakkkk!!!???", teriak Zero dan Aira, mereka berdua heboh saat melihat dua kutub yang mencair.
Fadli yang berada di sebelah Arya sontak terkejut karna mendengar teriakkan gadis yang usianya berbeda 1 tahun darinya.
"Ai... Suaramu?", ucap Fadli sambil menatap Aira tajam, Aira sendiri entah mengapa sontak duduk kali ini dia duduk di sebelah Fadli
"Sejak kapan kalian berrubah menjadi begitu manis", ucap Aira kali ini dengan wajah tengilnya
Ehhhmmm... Kedua pemimpin Mafia menjadi salah tingkah karna pertanyaan Aira.
" Sejak mereka tau kalau kami berdua ternyata kembar", sahut Zavina sambil menatap mereka satu persatu.
"Kok bisa? Terus-terus gimana?", sahut Aira dia benar-benar merasa kepo kali ini.
Belum sempat mereka mendengar cerita Zavina, Daren dan Boby tangan kanan Arga dan Zino menghampiri.
" Tuan kita harus berangkat sekarang!", ucap keduanya.
"Kalian mau kemana?", kali ini twins lah yang bertanya.
"Rusia", jawab Arga dan Zino serempak.
" Ada sedikit masalah disana, jadi kami harus bersatu", kali ini Arga yang menjelaskan sambil mengusap kepala Zahra.
"Oh... Pergilah, semoga berhasil", ucap Zahra lalu dia kembali duduk dan kali ini di menumpuk kedua tangannya lalu kepalanya dia letakan sambil menghadap kebawah, entah mengapa perasaanya kali ini menjadi kian buruk.
Zavina sendiri hanya menatap Zino dengan intens entah mengapa perasaan Zavina merasa gundah.
Semoga hanya perasaan ku saja, Zavina berucap tapi matanya tak lepas pada sosok pemimpin Greus.
"Ayok kita pulang malam sudah semakin larut, takut Eyang kalian khawatir", ucap Renita yang sudah berdiri di samping anak-anaknya.
" Ayok! Kalian mau bareng kami atau mau bareng mami sama papi", kali ini Leo lah yang bertanya di sela sela langkah mereka.
"Biar mereka bareng kami aja Pi", sahut Fadli dia berjalan di samping Aira.
"Fadli mau nginep di rumah Parta", ucap Renita saat mereka sampai di dekat mobil masing-masing.
"Emang boleh Mi?", sahut Fadli sambil terkekeh karna melihat wajah cemberut Aira.
" Boleh dong! Kan sebentar lagi bakalan jadi calon mantu Mami", ucap Renita dan itu sukses membuat kelima remaja itu terkejut.
"Isss... Mami apa an sih...!", Aira cemberut lalu masuk kedalam mobil milik Fadli.
Hahaha.... "Lihatlah Mas wajah putri mu itu sungguh mengemaskan", ucap Renita tertawa.
Setelah cukup lama akhirnya mereka pergi meninggal kan markas Red Eye's.