NovelToon NovelToon
Tawanan Tuan De Santis

Tawanan Tuan De Santis

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Identitas Tersembunyi / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Komalasari

Damien De Santis merupakan pembuat senjata dengan spesifikasi luar biasa. Dia jadi pemasok beberapa organisasi mafia Italia. Namun, dirinya dibuat jengkel, saat berurusan dengan Patrizio Mazza. Damien yang hilang kesabaran memutuskan menghabisinya, kemudian membawa pergi adik tiri pria itu yang bernama Crystal Guida Mazza.

Crystal dijadikan tawanan, hingga rahasia besar tentang gadis itu mulai terkuak. Damien bahkan rela melindungi, setelah mengetahui jati diri Crystal yang ternyata akan sangat menguntungkannya.

Siapakah sosok Crystal? Mengapa dia jadi incaran mafia lain? Lalu, apa alasan Damien mati-matian melindungi gadis itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komalasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Traffic Anarchy

Crystal yang duduk di jok belakang, langsung menjerit histeris. Terkejut dan takut, membuat gadis itu refleks berjingkat dari tempat duduk.

"Pindah ke depan," suruh Damien tegas, seraya kembali fokus pada kemudi. Dia menginjak pedal gas, melajukan kendaraan dengan kecepatan di atas rata-rata.

"Hati-hati," resah Crystal, sambil berpegangan erat pada hand grip. Ekspresi gadis itu teramat tegang. Apalagi, saat mendengar suara benda mengenai kaca belakang mobil

"Apa itu?" tanya Crystal ketakutan.

"Tenang saja. Kaca mobilku sudah dilapisi anti peluru," jawab Damien, yang begitu gesit mengendalikan kemudi. Sesekali, dia melihat spion. "Sialan!" gerutunya kesal.

"Kencangkan sabuk pengamanmu!" titah Damien. Dia menginjak pedal gas sekencang mungkin. Tak dipedulikannya Crystal yang terguncang tak keruan.

Damien kembali melihat spion dalam. Beberapa meter di belakangnya, ada sebuah SUV hitam yang terus mengikuti.

"Ck!" Pria tampan itu berdecak kesal, lalu menoleh pada Crystal yang masih tampak tegang dan ketakutan. "Kau bisa menyetir?" tanyanya.

Crystal menoleh, lalu menggeleng cepat. "Aku tidak bisa ...." Gadis itu tak sempat melanjutkan kalimatnya, berhubung Damien lebih dulu menarik tangan dan meletakkan di atas kemudi.

"Pakai dua tanganmu," suruh Damien. Dia sendiri bergerak ke jendela kaca, kemudian mengeluarkan sebagian tubuh. Damien mengarahkan pistol ke mobil SUV, yang terus berusaha menyusul.

"Injak pedal gasnya dengan kencang!" sentak Damien, saat merasakan mobil berjalan lambat. Bersamaan dengan itu, beberapa butir peluru meluncur dan langsung mengenai ban mobil SUV tadi. Kendaraan tersebut terguling akibat hilang kendali.

Sementara itu, Crystal yang tidak bisa menyetir, kesulitan mengendalikan kemudi. Mobil bergerak dalam keadaan terseok tanpa arah.

Namun, Damien belum bisa mengambil alih kemudi. Pasalnya, dari belakang SUV tadi muncul dua mobil berjenis sedan, yang bergerak dari sisi kiri dan kanan. Kedua mobil itu langsung menutupi SUV yang dalam keadaan terbalik.

Dari dua mobil yang kini merapat itu, muncul dua pria. Mereka sudah siap dengan pistol masing-masing, yang terarah kepada Damien.

Baku tembak tak terelakan. Damien cukup kesulitan melawan mereka. Apalagi karena laju mobil yang tak terarah. Membuat beberapa pelurunya terbuang percuma.

Merasa terdesak, Damien kembali masuk, Dia menggeser Crystal dan langsung mengambil alih kemudi. "Berpegangan!" suruhnya tegas, bersamaan dengan kendaraan yang tiba-tiba berputar dan berbalik arah.

Kedua sedan di belakang, tak menyangka mobil Damien akan berbalik ke arah mereka dengan kecepatan tinggi. Panik, salah satu mobil bergerak mundur dengan kecepatan tinggi, hingga mengalami selip ban dan menabrak mobil lain di belakangnya. Kedua kendaraan itu beradu cukup kencang hingga terjungkal.

Sementara itu, satu mobil lagi yang berhasil selamat, ikut berbalik dan langsung mengejar jeep yang Damien kendarai.

"Buka laci dashboard," suruh Damien, sambil terus mengemudi. Matanya awas memeriksa pergerakan musuh di belakang, melalui kaca spion.

Crystal yang baru pertama kali terlibat dalam adegan kejar-kejaran di jalan raya seperti tadi, tak bisa melepaskan raut tegang serta rasa takutnya. Dia bahkan tidak bisa berkonsentrasi dan mengabaikan perintah Damien.

"Apa kau tidak mendengarku?" sentak Damien kesal.

"Ah, i-iya." Crystal terkejut bukan main.

"Buka laci dashboard, lalu ambilkan pistol baru dari sana."

Kali ini, Crystal langsung menurut. Dia mengambil pistol yang ada di dalam laci, lalu memberikannya pada Damien.

"Ambil alih kemudi," suruh Damien lagi.

"Apa?" Crystal terbelalak. "Tapi, aku ...." Gadis itu tak sempat menolak karena Damien langsung melepas tangan dari kemudi, lalu kembali mengeluarkan sebagian tubuh. Dia bersiap menembakan peluru dari pistol berdaya ledak tinggi, yang merupakan hasil pabrikan Amerika.

"Pergilah ke neraka!" ucap Damien pelan, tapi penuh penekanan. Bersamaan dengan itu, dua butir peluru meluncur ke arah sedan yang terus mengejar. Tembakan yang dilakukan Damien, berhasil mengenai kap mesin dan membuat kendaraan itu langsung meledak.

Damien kembali masuk dan duduk di belakang setir. Pria itu mengambil alih kemudi, tanpa memedulikan kekacauan yang telah terjadi. Dia bahkan terlihat biasa saja, seakan tak ada apa pun sebelumnya.

"Siapa mereka?" tanya Crystal, masih dengan wajah cemas dan takut.

"Bukan itu pertanyaannya," jawab Damien datar. Namun, dia terlihat memikirkan sesuatu.

"Apa?" tanya Crystal.

Damien tak langsung menjawab. Sesaat kemudian, pria itu menepikan kendaraan, lalu merogoh ponsel. Dia menghubungi seseorang, yang tak lain adalah Santiago.

"Ya, Tuan."

"Aku sedang di jalan dan diserang orang-orang tak dikenal."

"Apakah Anda bisa menangkap sesuatu yang lebih spesifik, Tuan? Nomor kendaraan atau semacamnya,"

"Kau pikir aku sempat memperhatikan hal lain? Aku sibuk menghalau mereka agar tidak mendekat dan ...." Damien terdiam sejenak. "Bagaimana mereka bisa mengetahui keberadaanku?" gumamnya ragu.

Santiago tak langsung menjawab. Sesaat kemudian, pria paruh baya itu kembali bicara. "Tidak ada siapa pun yang mengetahui Anda keluar bersama gadis itu, Tuan."

"Ini benar-benar tidak masuk akal. Area sekitar Palazzo De Santis terkontrol baik. Tidak semua orang bisa mendekat ke sana. Bagaimana bisa ada penguntit, yang berusaha menghabisi kami?" Damien terdengar sangat marah, meskipun tidak menunjukkan emosi yang meluap-luap.

"Akan kuselidiki, Tuan?"

"Aku ingin hasilnya sesegera mungkin."

Setelah berkata demikian, Damien langsung menutup sambungan telepon. Dia kembali menyalakan mesin kendaraan, bersiap melanjutkan perjalanan.

"Mereka pasti memburuku," ucap Crystal. "Sepertinya, ada pengkhianat di sekelilingmu, Damien."

1
Aurizra Rabani
kyanya ada yang sengaja nabrak deh
Aurizra Rabani
pinjamin cd mu atuh ceu, kasian tar masuk angin 🤣🤣🤣
Anellakomalasari: 𝚃𝚎𝚛𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚔𝚎𝚛𝚊𝚖𝚊𝚝, 𝙼𝚊𝚔
total 1 replies
Aurizra Rabani
lanjut
Aurizra Rabani
Eleanor patuh nya kebangetan
Aurizra Rabani
crystal ngompol haist pesing dong 🤭
Anellakomalasari: 𝙳𝚒𝚝𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚢𝚊, 𝙼𝚊𝚔. 𝙱𝚎𝚋𝚊𝚜𝚒𝚗 𝚊𝚓𝚊
total 1 replies
Aurizra Rabani
wow bab awal sudah berdarah darah,...
Titik pujiningdyah
jangan2 isinya bumbu dapur
Aurizra Rabani: itu alat cukur bu
Anellakomalasari: 𝚂𝚎𝚙𝚎𝚛𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝 𝚊𝚕𝚊𝚝 𝙺𝙱, 𝙼𝚊𝚔
total 2 replies
Titik pujiningdyah
aiiih!!!
Shanty Yang
masuk dalam antrian daftar baca dulu ya thor 🥰❤️😘
Anellakomalasari: 𝚂𝚒𝚊𝚙, 𝙺𝚊𝚔
total 1 replies
Titik pujiningdyah
asal gk dijadikan santapan buaya masih aman
Dunia hiburan
Luar biasa
Anellakomalasari: 𝚃𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑, 𝙺𝚊𝚔
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!