Sintia janda malang yang ditinggal suami begitu saja, Sintia bangkit dari keterpurukannya dengan merubah penampilannya supaya tidak ada lagi laki-laki yang seenaknya sama Sintia, Mampukah Sintia membalas sakit hatinya pada mantan yang seenaknya meninggalkan dirinya karena culun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13
Winda bingung saat mendengar pemilik rumah nagih uang sewa rumah, apa lagi sampai sekarang Kiki belum kerja sama sekali.
"Bu maaf, ini kan baru akhir bulan Bu jadi kasih waktu dulu iya, sampai pacar saya bisa bayar sewa rumah ini Bu." ucap Winda berusaha bujuk pemilik rumah.
"Baik lah saya kasih waktu, kalian belum menikah kok tinggal bareng sih? Bukannya istrinya Kiki itu Sintia kan? Kemana perginya perempuan itu karena sudah beberapa hari saya tidak melihatnya!" tanya Pemilik rumah heran, melihat Winda setiap hari ada dirumahnya Kiki apa lagi Sintia tidak pernah kelihatan lagi.
"Kami akan menikah Bu, ibu mertua saya yang menginjinkan saya tinggal disini dan dua hari lagi kita akan menikah Bu, soal Sintia mana saya tahu Bu dan urusan sewa rumah akan saya selesaikan saat Kiki sudah mendapatkan pekerjaan Bu." lanjut Winda jadi takut, karena yang punya rumah, sepertinya curiga dengan kehadirannya dirumahnya Kiki.
"Kamu plakor iya? Mana boleh tinggal bareng seperti ini, harus diadukan ke Pak RT nih masalah rumah tangga Kiki tidak boleh diamkan seperti ini enak sekali kamu, terus keberadaan Sintia harus jelas ada dimana karena pernikahan kalian tidak akan pernah sah jika tidak ada Sintia, saya akan ke rumah Pak RT sekarang." lanjut Pemilik rumah tidak menyangka, perempuan yang duduk di kursi roda adalah perebut suaminya Sintia.
Winda menatap pemilik rumah pergi begitu saja, langsung kwartir jika dirinya akan diusir dari rumahnya Kiki dan Winda bingung harus mencari Sintia kemana.
**
Sintia menyambut kehadiran Alex mantan atasannya Kiki, yang ternyata menawarkan proyek pembangunan villa miliknya, Alex ingin sekali membangun villa di kota Bandung.
"Apa anda bisa membuat desain Villa, kalo bisa beberapa model villa supaya saya bisa memilih villa yang cocok untuk saya bangun nanti apa bisa?" tanya Alex yang ingin Sintia, membuat beberapa desain villa supaya ada referensi villa mana yang bisa dibangun nanti.
"Tentu bisa Pak, nanti akan saya kirim desain villa semoga ada yang cocok dengan selera anda." ucap Sintia, Sintia tidak menyangka bakal ketemu dengan Alex lagi setelah permintaannya untuk Alex pecat Kiki dari perusahaannya.
"Baik Bu Sintia, saya akan tunggu desain villa yang anda buat nanti." lanjut Alex, Alex sengaja pilih perusahaan tempat Sintia kerja untuk membangun villa impiannya, karena Alex ingin melihat Sintia lagi.
**
Kiki menahan perih di wajah dan perutnya, karena pulang-pulang ke rumahnya mendapatkan tonjokan dari mertuanya, yang tiba-tiba datang ke rumahnya.
"Mana Sintia? Kenapa dirumah ini ada perempuan itu dan dia bilang pacar kamu hah? Tadi Ayah tidak sengaja ketemu pemilik rumah ini, dia bilang kamu tinggal bareng sama pacar kamu disini apa lagi atas ijin orang tua kamu, kamu apakan anak saya?" tanya Ayah nya Sintia pura-pura tidak tahu, masalah anaknya dan kenapa anaknya tidak ada dirumahnya.
"Maafkan saya Ayah, saya khilaf dan saya sudah mencari Sintia tapi tidak ketemu sama sekali bahkan handphone nya tidak aktif." ucap Kiki pura-pura, Kiki sama sekali tidak pernah memikirkan Sintia bahkan tidak mencari dimana Sintia berada.
"Khilaf? Baik lah karena kamu khilaf, sekarang kamu cari anak saya sampai ketemu dan selesaikan masalah kalian, enak sekali kamu mau nikah sedangkan keberadaan anak kami entah ada dimana Sintia sekarang berada." bentak Ayah nya Sintia sengaja, Ayah nya Sintia ingin sekali kerjain menantu yang tidak tahu diri.
"Mau cari dimana perempuan culun itu? Sudah lah abaikan saja suruh siapa pergi seenaknya apa lagi bawa isi rumah ini begitu saja, suruh siapa tidak mau dimadu jadi susah sekarang kan dia, Sintia yang pergi eh kita yang harus mencari keberadaannya mana mau saya!" tegas Bunda nya Kiki, menolak perintah Ayah nya Sintia.
"Sombong sekali kamu, Ki kamu kalo laki-laki tanggung jawab atas hidup istri kamu, kamu ajak nikah dengan baik-baik seharusnya kamu ceraikan dengan baik-baik juga tidak seperti ini, saya mau kamu cari anak saya sebelum kamu menikahi perempuan murahann itu mengerti, ingat jika tidak ketemu sama sekali jangan harap kamu bisa menikahi perempuan menjijikan itu!" bentak Ayah nya Sintia penuh amarah, sambil nunjuk Winda yang diam saja duduk di kursi roda.
"Sangat merepotkan sekali, baik lah akan saya cari keberadaan anak Ayah dari pada saya batal nikahi perempuan yang sangat saya cintai Ayah!" protes Kiki kesal, karena dilarang nikah sebelum ketemu sama Sintia.
Winda memilih diam saja, dari pada semakin dihina dan disalahkan karena mau menikah sama Kiki.
**
Sintia ajak Bunda nya makan di cafe depan kantor, Sintia senang sekali karena kedua orang tuanya datang ke Jakarta apa lagi orang tuanya bisa kerjain Kiki dan bisa membuat pernikahan Kiki dan Winda batal.
"Bunda sengaja tidak ikut ke rumah Kiki, malas ribut sama suami tidak tahu diri dan plakornya, lebih baik ketemu sama anak Bunda yang semakin cantik dan cerdas ini, kamu memang hebat bisa kerjain Kiki terus menerus dengan lancar." ucap Bundanya Sintia puji anaknya, selalu ada cara kerjain suaminya.
"Lebih baik disini Bunda, minum jus sambil lihat layar monitor ini sampai Ayah selesai dari rumah itu, tanpa harus turun tangan juga hadapi orang-orang yang tidak punya hati sama sekali." ucap Sintia setuju Bunda nya, tidak ikut marah-marah karena kasihan melihat Bunda nya marah-marah sama suaminya.
"Enak juga iya ada cctv, jadi bisa nonton drama dari sini dengan jarak cukup jauh dengan santai." lanjut Bunda nya Sintia, sambil terus melihat layar laptopnya Sintia.
Bundanya Sintia merasa salut sama anaknya, walaupun tidak tinggal dirumahnya itu tapi bisa memantau keadaan rumah itu sambil bersantai.