Kisah bermula dari pelarian Nathan William Carson, seorang pelaku tabrak lari yang memutuskan untuk bersembunyi dari kasus yang melibatkan dirinya.
Kabur ke sebuah kota kecil tempat kelahiran sang ibu, Nathan justru dipertemukan dengan gadis desa nan polos, pembantu sang nenek tercinta.
Berawal dari kesombongan seorang majikan terhadap pembantunya. Ketidaksukaan terhadap kinerja sang pekerja rumah tangga yang dinilai terlalu menjilat. Hingga berbagai konflik lainnya, menjadi bumbu bumbu sebelum terbentuknya cinta di antara keduanya.
Namun siapa sangka, sebuah drama menguras air mata muncul ketika rasa saling tertarik mulai tumbuh di antara mereka.
Apa yang akan terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldiantt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12
Gadis muda yang baru saja mendapatkan 'ancaman dari sang tuan muda itu nampak berjalan menuju kamar Nyonya besarnya dengan langkah bimbang. Pikirannya terus melayang layang mengingat ucapan yang baru saja Nathan katakan padanya.
Laki laki itu menuduhnya telah mengadu pada Oma Sasmita perihal ulah Nathan yang meninggalkan nya di pasar kemarin. Padahal sumpah demi apapun Rengganis tak pernah mengadu pada Oma Sasmita. Jangankan mengadu, berfikir untuk membahas hal itupun ia tak pernah. Karena baginya juga bukan masalah besar jika ia harus berbelanja sendirian di pasar tanpa ditemani Nathan. Toh ia juga sudah terbiasa melakukannya sendiri.
Tapi kenapa tiba tiba saja Nathan menuduhnya seperti itu? Apa maksudnya? Kenapa ia bisa berfikir Rengganis sudah mengadu yang bukan bukan pada Oma.
Ah... menyusahkan sekali pemuda kota itu! Mana ngancam mau bikin Rengganis nangis darah, pula! Kan serem jadinya.
Rengganis nampak menghentikan langkahnya kala sudah berada di depan pintu kamar Oma Sasmita. Gadis itu menarik nafas panjang, lalu menarik kedua ujung bibirnya hingga menampilkan sebuah lengkungan senyuman yang manis guna menetralkan emosinya.
Tok ... Tok ... Tok....
Satu tangan lentiknya terulur mengetuk daun pintu berbahan kayu dengan sebuah ukiran yang indah itu.
"Masuk!" Suara itu terdengar dari dalam sana.
Rengganis membuka pintu kayu itu kemudian masuk ke dalamnya. Terlihatnya di sana Oma Sasmita nampak duduk di atas ranjang dengan wajah yang tampak lesu. Wanita tua itu memang kurang sehat hari ini.
"Minum obat dulu, Oma," ucap Rengganis begitu sopan sembari berjalan mendekati ranjang. Diletakkannya nampan di tangannya itu ke atas nakas. Rengganis mengambil beberapa butir obat disana, lalu meraih gelas berisi air putih di sana kemudian menyerahkan nya pada Oma Sasmita. Wanita itupun lantas menerimanya kemudian meminumnya.
Setelah selesai.
"Terimakasih, Rengganis," ucap Oma.
Rengganis tersenyum sembari meletakkan gelas itu di atas nampan.
"Sudah tugas saya, Oma," jawabnya.
Oma Sasmita menatap lembut gadis muda itu.
"Mau saya pijitin, Oma?" Tanya Rengganis.
Oma Sasmita mengangguk sambil tersenyum lembut. Rengganis pun membalas senyuman itu. Ia kemudian memperbaiki posisi duduknya, lalu mulai menggerakkan tangannya menyentuh, serta memberi pijatan pada salah satu kaki wanita tua itu.
"Oma seneng kalau ada kamu di sini," ucap Oma Sasmita memulai obrolan.
Rengganis menoleh.
"Oma jadi ndak kesepian kalau di tinggal Melani dan Wiguna pergi kerja."
Rengganis tersenyum.
"Selama kamu libur kerja, Oma sering merasa kesepian, Nis. Oma ndak punya teman ngobrol."
"Kan ada Tuan Muda, Oma," jawab Rengganis sopan.
"Halah! Anak itu. Dia itu tiap hari cuma di kamar terus. Malas katanya. Kalau di sini pengennya cuma istirahat. Soalnya kalau di sini suasananya sepi. Ndak kaya di kota!" Ucap si Oma.
Rengganis hanya tersenyum.
"Oh iya, Nis. Oma juga mau minta maaf sama kamu,," tambah Oma Sasmita.
"Minta maaf untuk apa, Oma?" Tanya Rengganis.
"Oma mau minta maaf atas perlakuan Nathan sama kamu kemarin."
Rengganis terdiam.
"Kamu ditinggal sendiri, kan, di pasar?" Tanya Oma Sasmita. "Padahal Oma sudah wanti wanti sama Nathan untuk menemani kamu belanja. Tapi malah kamu ditinggal!"
"Oma tahu dari mana?" Tanya Rengganis.
"Bu Tejo penjual batik langganan Oma yang bilang! Katanya ketemu kamu lagi jalan sendirian di pasar!" Ucap Oma Sasmita.
Rengga membuka mulutnya. Terjawab sudah rasa penasarannya kini. Inilah alasannya kenapa Nathan menuduhnya mengadu pada Oma. Oma pasti sudah menegur pria itu. Makanya Nathan berfikir bahwa Rengganis lah yang mengadu pada omanya. Padahal tidak demikian. Ada pedagang di pasar yang melaporkan hal ini pada Oma Sasmita.
Duuh....apes nya Rengganis!
Oma Sasmita menoleh ke arah Rengganis.
"Tapi kamu tenang saja. Oma sudah tegur anak itu!" Ucap Oma Sasmita.
Rengganis menoleh.
"Oma minta maaf, ya, atas ulah Nathan!"
Rengganis tak langsung menjawab. Ia jadi tak enak hati. Padahal kan ia bukan siapa siapa di rumah ini. Tapi Oma sebegitu peduli dan sayangnya pada dirinya. Ia tahu, semua ini Oma lakukan karena wanita itu merasa khawatir atas kondisi hati Rengganis. Wanita itu baru saja patah hati. Itulah sebabnya ia seolah tak mau melihat Rengganis sendirian. Takut ada setan lewat dan berbisik hal yang buruk buruk.
"Oma, harusnya Oma ndak perlu menegur Tuan Muda. Rengganis belanja sendirian juga ndak apa apa kok, Oma. Tuan Muda kan ndak terbiasa ke pasar. Kasihan kalau harus nemenin saya," ucap Rengganis sopan.
"Ndak apa apa, Ndok!"
"Rengganis yang jadi ndak enak, Oma."
"Sudah! Ndak apa apa! Nathan sudah mengerti, kok. Dia sudah berjanji ndak akan mengulanginya lagi. Dan dia juga sudah janji sama Oma, dia akan minta maaf sama kamu," ucap Oma Sasmita.
"Kamu sudah ketemu dia hari ini?" Tanya si Oma lagi.
Rengganis diam. Lalu menggelengkan kepalanya. Ia berbohong!
Oma Sasmita tersenyum.
"Nanti kalau kalian ketemu, dia pasti akan segera minta maaf sama kamu!" Ucap wanita tua itu.
Rengganis tak menjawab. Ia hanya tersenyum samar.
Minta maaf, katanya! Bukan minta maaf, Oma. Tapi ngancam! Batin Rengganis berontak.
Lanjutttt thour💪💪💪
Semangat thour upnya💪💪
Ayoo semangattt upnya thour 💪💪