Terlambat Menyadari CINTA

Di ruang rapat Clara berusaha membuat para investor percaya kalau dirinya layak menjadi CEO dengan menjanjikan sebuah keuntungan yang lebih besar. Dia seolah mampu melakukan hal itu dengan mudah.

"Percayalah padaku, aku bisa membuat semua lebih baik, aku akan membuat perusahaan kalian mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari sebelumnya."

Seseorang yang ada di ruang meeting mendukung ucapan Clara dengan antusias. Dia begitu yakin Clara adalah peri yang datang membawa kemakmuran.

"Benar sekali, bahkan Nona Clara sudah membeli beberapa saham, semua ucapannya bukanlah kebohongan. Untuk saat ini sepertinya hanya Nona Clara yang paling layak menjadi CEO. Masih muda dan sangat berbakat," puji salah satu yang ada dalam rapat itu.

Clara sebenarnya diam-diam sudah main curang, demi mendapatkan yang diinginkan. Wanita itu menyuap beberapa investor supaya mendukung dan sudi untuk bekerja sama dengannya. Tak sedikit para investor yang setuju, Clara seperti menemukan jalan pintas untuk keinginannya selama ini.

"Kenalkan saya Clara, saya merekomendasikan untuk menjadi CEO baru disini, tentu semua ini juga atas keinginan dan persetujuan dari Direktur Reyhan," ujarnya.

"Ya, kami setuju Nona Clara jadi CEO di perusahaan. Nona Clara terlihat lebih kompeten dan bisa diandalkan, Fisi dan misi yang dibawa sangat bagus dan akan menguntungkan banyak investor di perusahaan ini." Beberapa orang yang sudah menerima uang suap dari Clara segera berteriak memberi dukungan penuh.

Beberapa investor yang setia dengan Kirana masih saling menatap, jujur karena saking banyaknya yang memihak Clara, hatinya juga sedikit goyah.

"Benar sekali, CEO yang lama tidak peduli dengan Perusahaan, dia terlalu sibuk dengan dirinya sendiri." Salah satu investor kembali membuka suara kencang. Karena lelaki itu menerima suap dari Clara paling banyak.

Clara menampilkan senyum. Memasang wajah seanggun mungkin di depan para koleganya. Ternyata semuanya akan berjalan mulus seperti keinginannya.

'Kirana, permainan kali ini aku juga pemenangnya." Batin Clara sesumbar dalam hati.

"Bagaimana apakah kita sepakat mengangkat CEO baru. Sayang sekali jika kita harus sia-siakan wanita hebat seperti Nona Clara, wanita cantik ini segitu memiliki semangat yang tinggi," kata salah satu Investor yang sudah kemakan hasutan Clara.

Beberapa orang mengangguk, akan tetapi mereka kehilangan konsentrasinya setelah melihat sosok CEO yang dibicarakan datang.

Beberapa Investor yang belum termakan rayuan Clara menyambut Kirana dengan senyum. Sedangkan Investor yang sudah menerima suap mendadak menjadi gugup.

"Nona Kirana, akhirnya anda datang. Saya tadi tidak bermaksud untuk mempermasalahkan posisi anda, kita sedang berdiskusi tentang bagaimana kami sebagai investor bisa mendapatkan pencapaian keuntungan maksimal"

"Tenang saja, aku tau kok siapa yang telah menghasut kalian. Jadi aku tidak akan membuat kalian berada dalam masalah." Kirana justru menatap mereka dengan senyum pada semuanya. Bohong jika Kirana tidak mendengar dan tidak tahu wanita itu sejak tadi melihat dari CCTV yang sudah disiapkan oleh asisten.

"Kalian semua tenang saja, secepatnya aku akan menyingkirkan kuman perusahaan, mereka hanyalah sekelompok orang yang licik dan tidak tahu malu." Kirana melirik pada Clara yang terdiam, wajahnya yang tadi sempat bersinar mendadak menjadi pucat pasi.

"Maaf selama ini aku jarang ke perusahaan, tapi percayalah aku masih memantau semuanya dengan baik. Untuk ke depan aku pasti akan kembali aktif di perusahaan lagi.

"Kami masih percaya dengan Bu Kirana. Karena selama ini perusahaan juga tak pernah membuat kami kecewa."

"Terimakasih." Kirana mengangguk bahagia.

Bersama dengan senyum Kirana sosok lelaki yang memiliki sejuta pesona itu masuk. Reyhan sedikit terlambat karena ada sedikit urusan.

Clara segera berdiri dan memberi tempat duduk untuk Reyhan di sebelahnya. Clara memasang wajah pucat demi untuk menarik simpati kekasih hatinya. Tangan Clara terus bergelayut manja di lengan Reyhan.

"Rey, lihatlah Kirana membuat aku malu di depan investor tadi."

"Sepertinya bukan aku, tapi kamu yang sengaja membiarkan dirimu untuk dipermalukan,"jawab Kirana yang tak sengaja mendengar obrolan mereka.

"Rey dia sangat pandai memutar fakta, tolong akhiri semua ini Rey. Aku takut dia akan menyakiti aku lagi" Clara memasang wajah takut demi kembali menarik simpati Reyhan.

Reyhan mengabaikan Clara, dia lebih fokus menatap Kirana yang pagi ini begitu cantik.

Kenapa saja selama ini, sampai dia tidak menyadari kalau istrinya sebenarnya juga cantik.

Reyhan melepaskan tangan Clara yang terus bergelayut manja, matanya sesekali melirik ke arah Kirana. Lepaskan tanganmu disini banyak client,"kata Reyhan dan tentu Clara tak ada pilihan selain menurut.

Clara menuruti Reyhan. Tak lama Reyhan memerintahkan pada semuanya untuk mengakhiri rapat pagi ini. Para investor keluar, kini hanya ada tiga orang di dalam ruangan.

"Rey, kamu harus melindungiku, aku tidak bisa jika tanpamu, Clara terlihat sekali sedang berakting lemah di depan Reyhan.

Kirana semakin muak melihat Clara yang begitu manja dan lemah di depan Reyhan.

Kirana menatap Reyhan tajam. "Rey apakah kamu sengaja mengambil perusahaan papa dan mengatas namakan dirimu demi untuk bisa bekerja sama dengan wanita bermuka dua ini?" Kirana menunjuk wajah Clara dengan amarah yang tertahan.

"Benar." Reyhan mengangguk dengan cepat. Kirana semakin meradang.

Tapi maksud dari Reyhan berbeda dengan yang dipikirkan Kirana. Lelaki itu punya tujuan untuk membuat perusahaan Kirana yang sedang merger supaya memiliki nilai lebih tinggi, dan Reyhan juga akan berjanji memberi bagian keuntungan yang lebih besar.

Namun Kirana justru berpikir Reyhan hanya mementingkan kepentingannya sendiri. Dia hanya memikirkan cinta butanya saja.

"Aku benci kamu Rey."

"Aku bisa jelaskan maksud dan tujuanku Ana? Tapi tidak sekarang!"

"Cukup. Kau memang satu-satunya lelaki memalukan yang pernah aku temui." Kirana yang sekarang lebih mudah marah, dia semakin marah kepada Reyhan yang selalu membuatnya kecewa.

"Kirana, seharusnya kau bisa mengerti semuanya." Reyhan meremas rambutnya frustasi. Tidak mungkin dia akan menjelaskan semuanya di depan Clara.

"Rey, aku mau secepatnya kembalikan perusahaan Papa, semuanya! Itu syarat yang harus kau penuhi jika kamu ingin perceraian ini cepat terjadi."

Reyhan menarik nafasnya dalam. Reyhan mulai tidak mengerti dengan Kirana yang selalu menggunakan kalimat perceraian. Kirana tiba-tiba begitu berhasrat ingin bercerai dengannya, padahal dulu Reyhan yang memintanya berulang kali, tapi wanita itu kekeh mempertahankan pernikahan dan memilih menyiksa diri. Reyhan semakin yakin kalau Kirana sudah berselingkuh dengan sosok yang selalu bersamanya beberapa hari ini.

"Benarkah kalian akan bercerai?" Wajah Clara mendadak berbinar. Clara bertanya pada Reyhan sambil mengetatkan pelukannya. Tentu Clara sangat bahagia jika Reyhan akan segera bercerai impiannya untuk menjadikan Reyhan suaminya akan segera terwujud.

Reyhan tak bergeming seperti patung manekin, yang diucapkan Clara sama sekali tak membuatnya bahagia.

"Rey aku menunggu kamu tanda tangan, kamu pasti bisa kabulkan persyaratan terakhirku yang sangat mudah itu. Apakah kamu tidak ingin memiliki keluarga lain dan hidup bahagia dengannya?" Kirana melirik ke arah Clara dengan senyum smirk.