kesabaran yang di lakukan seorang istri untuk suaminya, yang gemar bermain wanita, bahkan di saat dirinya baru melahirkan!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Intan Gemilang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BEKERJA NYA ADIT
setelah beberapa hari, emosiku mulai terkendali terlebih usia pernikahan ku sudah berjalan 2 Minggu.
kini tibalah Adit untuk bersiap pergi bekerja di tempat nya dulu.
pagi pagi sekali aku sudah bangun dan memasak nasi juga lauknya.
dan benar saja, sepulang sholat subuh tadi Adit langsung mempersiapkan dirinya untuk bekerja.
saat dia tengah berada di ruang tengah rumah kami aku pun menghampirinya.
"Sebelum pergi sarapan dulu"ucapku padanya.
ia nampak memperhatikan ku, dan tersenyum kecil padaku.
"Iya, memang nya kamu sudah masak?"
"Sudah"
"Baik lah aku akan sarapan"
ia berjalan melewati ku, dan mengambil nasi beserta lauk nya untuk sarapan.
kali ini aku hanya masak sayur SOP
dia kembali dengan membawa piring beserta isinya.
"Kamu gak makan sekalian?" tanya nya sesaat padaku.
"Nanti saja"
aku pun berjalan ke depan, dan menyapu halaman depan rumah sekilas ku lihat warung penjual nasi uduk itu tutup.
padahal biasanya warung itu selalu buka setiap harinya, malah buka sampai malam.
ku lanjutkan menyapu ku, dan mengumpulkan sampah yang ku kumpulkan tadi. kemudian ku masukan ke tong sampah di depan rumah.
aku pun berjalan masuk kembali, rencana nya setelah Adit pergi. aku akan menyapu dan mengepel lantai dalam rumah.
tak berapa lama Adit telah selesai dengan makanan nya, ia kemudian menaruh piring di meja dapur.
"Tar, aku berangkat dulu ya" ucap nya.
"Iya" jawabku.
ku lihat ia berjalan ke depan, dan menghidupkan motor nya.
beberapa saat ia memanaskan motor nya
Adit pun pergi. hanya meninggalkan suara motor nya yang mulai hilang.
aku kembali ke rencana awal ku,
ku sapu rumah dari depan ke belakang. tak lupa juga ku sapu kamar ku juga
setelah rumah sudah bersih, aku pun duduk sejenak di ruang tengah.
entah apa yang akan aku lakukan sekarang?
setelah berkutik di media sosial, aku pun berencana akan pergi berbelanja di pasar di dekat kampung sini.
mungkin itu akan sedikit menyibukkan ku,
berada di rumah setiap hari ternyata membosankan juga.
09,30 siang..
aku sudah mulai bersiap untuk berangkat ke pasar, jarak nya dari rumah memang hanya memakan waktu 10 menit saja.
aku pun memutuskan untuk berjalan kaki.
sepanjang perjalanan entah kenapa aku merasa senang, kehidupan di luar lebih menyenangkan dari pada setiap hari mengurung diri di kamar.
aku memang selalu menghabiskan waktu di kamar, karna entah apa yang akan ku perbuat di luar terlebih aku pun belum terlalu menerima Adit walau hanya sebatas teman.
****
beberapa saat di perjalanan tibalah aku di pasar induk, pasar nya tidak terlalu besar. jelas tidak seperti pasar pasar di kota besar. yang memiliki lahan sampai ber
hektar hektar.
namun pasar disini juga tidak terlalu kecil, terlihat dari kelengkapan nya.
beberapa penjual sayur dan buah menutupi bahu jalan.
aku berjalan sambil memikirkan akan membeli apa?
langkah ku terhenti kala melihat buah buahan yang di jual oleh seorang kakek tua.
ia hanya menaruh buah buahan yang ia jual di atas karung yang di belah, nampak ada beberapa macam buah.
ku hampiri kakek tersebut,
dan mulai memilah mau membeli apa?
akhirnya ku putuskan untuk membeli pisang 1 ikat dan mangga 2 kilo.
"Mangga apa ini bah?" tanya ku, karna aku memang tidak tahu jenis buah buahan.
"Harum manis neng" jawab nya sambil tersenyum.
"Yang ini Mateng neng, tuh wangi banget" ucap si kakek sambil menyodorkan 1 buah mangga yang ia pilih.
aku hanya tersenyum.
"Pilihkan mangga nya yang Mateng bah, mau 2 kilo" ucapku pada si kakek.
"Baik neng" jawab si kakek.
ia tengah memilih mangga yang ku pesan,
sementara itu aku pun mengambil 1 ikat pisang Ambon.
tak lama si kakek pun menyerahkan mangga yang telah di timbang nya.
"Semua nya jadi berapa bah?" tanya ku sambil menyerahkan mangga dan pisang.
"35rb aja neng" jawab nya.
aku pun mengambil uang di tas yang ku bawa. dan menyerahkan uang selembar lima puluhan.
"Kembalian nya Abah ambil saja" ucapku kala melihat sang kakek nampak mencari uang kembalian.
"Makasih banyak neng, semoga rejeki neng semakin bertambah" ucapnya penuh senyum.
"Makasih banyak kek, atas doa nya"
aku pun berjalan kembali mengitari pasar,
ku lihat ada penjual gelang. aku memang suka mengumpulkan gelang gelang.
ini bukan gelang emas yaa....
gelang ini lebih ke kerajinan orang yang memili kecerdasan di atas rata rata,
karna tidak semua orang bisa memikirkan untuk membuat gelang dari sehelai benang wol.
aku memilih beberapa gelang,
"Berapa ini bang" ucapku kala menyerahkan 3 buah gelang yang ku pilih.
"15rb saja neng" jawab si penjual.
aku pun mengambil uang dan menyerahkan uang selembar 20rbuan ke si Abang penjual.
tak lama ia memberikan uang kembalian,
aku pun berjalan kembali, dan melihat lihat bagian dalam pasar.
ku telusuri seisi pasar ini. bagian dalam nya nampak lebih di penuhi penjual pakaian, tas dan sepatu.
tapi masih nampak ada penjual sayur dan sembako juga.
aku pun memilih membeli bumbu. untuk persediaan di rumah.
walau Adit belum memberi nafkah uang belanja. tapi tak masalah karna aku pun masih memiliki simpanan uang.
uang yang ku kumpulkan semasa aku bekerja dulu.
dulu aku bekerja di satu restoran ternama di kota T, walau aku hanya lulusan SMP. tapi aku sangat bersyukur, karna bisa masuk di tempat ini.
gajih yang ku terima lumayan besar tiap bulan nya.
yaitu 3jt untuk gajih pokok nya.
belum lagi untuk uang lembur dan uang tip dari pengunjung.
memang aku selalu mengirim setengah dari gajih ku untuk orang tuaku. karna menurutku itu memang hak mereka.
dan sebagian dari gajih ku ku simpan dalam bentuk tabungan.
karna memang pengeluaran ku. tak begitu banyak selama bekerja. makan sudah di sediakan.dan tidur pun sudah ada mes.
untuk kuota Roni yang selalu mengisi nya.
aku tak pernah meminta. tapi dia selalu memberikan nya tanpa konfirmasi dengan ku.
dia memang melanjutkan sekolah kala itu. tapi dia pun menjalankan usaha kopi dengan 2 teman nya.
jadi di usia yang belia. dan baru masuk SMA kala itu ia sudah memiliki penghasilan.
itu sebabnya uang gajih ku kadang utuh tiap bulan nya.
bahkan dia juga sering mengirimkan uang untuk kebutuhan ku disini.
tak banyak kadang 5 sampai 7 ratus ribu setiap bulan nya.
tapi. dia tak luluh lupa untuk menabung.
itu penyebab nya dia semangat setiap pulang sekolah membuka warung kopinya.
dia selalu mengatakan. bahwa uang itu akan terkumpul sampai dia lulus nanti.
rencana kami yang akan menikah setelah dia lulus sekolah nanti.
siapa nama BPK adinda..
gercep la Tar....
gemes aqu...
iya iya saja..
nuruttt aj ma Adit
kasian kamu Tarii..m
jgn berat2 la konfliknya,Thor
hidup ini sdh sulit ..
terbuka lah terima lah dgn ikhlas