NovelToon NovelToon
GETIH REGET

GETIH REGET

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Selingkuh / Romantis / Tumbal / Hantu
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lind Setyani

Hubungan rumah tangga Nadin dengan suaminya semakin hari semakin memanas sejak kepindahan mereka ke rumah baru. Nadin mencurigai perlakuan aneh suaminya sejak kedatangan pembantu barunya, belum lagi kejadian-kejadian aneh yang kerap kali ia dapatkan mulai dari dirinya yang sering di ganggu sosok menyeramkan dan rumah yang kerap kali berbau anyir. Tidak ada gelagat aneh yang di tunjukkan pembantunya itu, akan tetapi Nadin menaruh kecurigaan besar terhadap pembantunya.

Kecurigaan Nadin terbukti saat ia tidak sengaja mempergoki suaminya yang tengah bergumul dengan sang pembantu di saat dirinya sedang tidak di rumah. Di tengah keputusannya untuk bercerai ia justru di buat bingung dengan sang suami yang mendadak menjadi sakit-sakitan. Sampai akhirnya semua mendapat titik terang saat Nadin di datangi temannya yang memiliki kelebihan khusus dan menjabarkan semua hal-hal aneh yang sedang di hadapi Nadin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lind Setyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CURIGA PAK NARYO

Nadin menelungkupkan mukanya di atas meja dengan kedua tangan yang dilipat sebagai tumpuannya, isak tangisnya terdengar memenuhi dapur yang hanya ada dirinya. Jauh di dalam hatinya ia juga membenci pembantunya itu yang ia duga telah membuat kehidupan rumah tangganya menjadi renggang.

...****************...

Prang!!

Dari arah dapur terdengar bunyi nyaring seperti benda jatuh dan di susul dengan suara orang yang batuk-batuk. Suara itu berasal dari Reno yang tengah memegangi dadanya dengan tangan kiri yang menumpu pada kursi. Sejak selesai makan malam tadi ia merasa tenggorokannya gatal yang membuatnya batuk terus menerus, di saat ia akan mengambil minum justru batuknya kian menjadi-jadi sampai ia tidak sadar sedang memegang gelas dan menjatuhkannya ke lantai.

Di ruang tamu, Nadin yang tengah mengecek keuangan tokonya terlonjak kaget saat mendengar keributan dari arah dapur. Dengan tergesa-gesa ia bangun dan menghampiri suaminya. Sesampainya di dapur ia bisa melihat suaminya yang tengah duduk bersimpuh di lantai dengan satu tangannya yang memegang dada, Nadin panik bukan kepalang saat ia melihat lantai di bawahnya sudah ada bercak darah yang ia yakini berasal dari batuk suaminya.

“Kamu kenapa Mas?” Panik Nadin yang sudah ikut berjongkok untuk melihat keadaan Reno.

“Dadaku sakit Nad,” dengan terbata Reno menjawab di sela-sela batuknya yang tidak mereda.

Makin khawatir Nadin saat tubuh suaminya ambruk ke arahnya, Reno pingsan akibat menahan batuknya yang terus mengigil. Nadin yang melihat itu semakin kelabakan sendiri, ia sudah menangis karen suaminya tidak sadarkan diri.

Nadin bingung akan meminta bantuan kepada siapa, jika kepada orang tuanya makan masih harus menunggu perjalannya yang sekitar 10 menita tapi jika meminta tolong pada tetangga sekitar ia terlalu sungkan karena ini sudah jam sembilan lebih, belum lagi ia yang belum kenal dengan orang-orang sekitar selain Irma.

Terbesit untuk meminta tolong pada Irma saja supaya ia yang mencarikan bantuan dari tetangga terdekat, Nadin meninggalkan Reno sebentar untun mengambil ponsel dan menghubungi Irma. Setelah mengambil ponselnya, ia kembali lagi ke dapur untuk menunggu suaminya yang masih tidak sadarkan diri.

Nadin bersimpuh di samping suaminya, isak tangisnya terus menggema memenuhi dapur sedangkan tangannya sibuk mencari nomor Irma untuk di hubungi.

Lama tidak ada panggilan karena sepertinya Irma yang sudah tidur, panggilan pertama gagal tapi Nadin masih terus mencobanya sampai berhasil karena hanya Irma yang bisa ia andalkan hari ini. Sampai di panggilan ke dua terdengar suara Irma dari seberang sana.

“Irma, carikan saya bantuan untuk membawa Mas Reno, dia pingsan Irma. Aku minta tolong carikan orang yang bisa membantuku membawa Mas Reno ke rumah sakit.” Belum sempat Irma mengeluarkan suara tapi sudah di potong dengan suara parau dari Nadin.

“Ya tuhan, tunggu sebentar Mbak. Aku akan carikan bantuan.” Selepas itu sambungan ponsel di matikan oleh Irma yang juga sama paniknya.

Dengan tergesa Irma berjalan ke luar rumah untuk meminta tolong pada tetangga sekitar. Tidak bisa di pungkiri ia saat ini juga sama halnya seperti Nadin yang khawatir dengan keadaan Reno. Irma tidak lagi memperdulikan yang masih mengenakan daster buru-buru menuju ke rumah Pak Naryo tetangga sebelah rumahnya.

Meski ragu karena takut mengganggu waktu istirahat tapi dengan waktu yang genting seperti ini ia memaksa untuk tetap mengetuk pintu rumah Pak Naryo.

“Permisi Pak, Pak Naryo.” Panggil Irma di sertai ketukan.

Ternyata tidak lama setelah ia memanggil terdengar sahutan dari dalam rumah, Irma bernafas lega saat mengetahui tetangganya itu masih belum tidur.

“Iya, siapa ya.” Sahut seorang wanita dari dalam rumah.

“Saya Irma Bu, sama mau minta tolong.” Jawab Irma menunggu di bukakan pintu.

Bu Darmi baru mau membuka pinta setelah mendengar jika yang sedang bertamu itu adalah tetangganya.

“Ada apa Irma?” Tanya Bu Darmi.

“Itu Bu, saya butuh bantuannya Pak Naryo. Suami majikan saya pingsan dan tidak ada yang bisa membawanya ke rumah sakit.” Jawab Irma berharap Pak Naryo ada di rumah.

“Tunggu sebentar ya Irma, biar saya panggilkan suami saya dulu,” setelah itu Bu Darmi berlalu untuk masuk ke dalam rumah.

Tidak lama keluarlah Pak Narto dengan sarung yang melilit di pinggangnya dan masih mengenakan kopyah, melihat hal itu jantung Irma seketika seakan berhenti berdetak karena terbesit penyesalan telah meminta tolong pada tetangganya ini. Karena sudah terlanjur jadi mau tidak mau Irma tetap membawa Pak Naryo menuju rumah Nadin untuk menolong Reno yang masih tidak sadarkan diri.

Pak Naryo yang berjalan dari belakang terus menatap lekat Irma dari belakang, entah mengapa ia merasa aura tetangganya ini terasa panas sejak beberapa minggu terakhir ini. Padahal dulunya saat bertemu atau tidak sengaja berpapasan wanita ini seperti layaknya orang normal biasa tapi sekarang Pak Naryo merasa ada energi panas yang menutupi wanita yang sedang berjalan di depannya.

Tidak terasa mereka sudah sampai di depan rumah Nadin, karena pagar sudah terkunci dan Nadin belum sempat membukanya Irma harus berteriak untuk memanggil majikannya. Dari dalam rumah terlihat Nadin yang berlari tergesa-gesa dengan wajah yang sudah sembab karena air mata, ia membuka pagar dan mempersilahkan tamu yang Irma bawa untuk segera mebantu mengangkat suaminya menuju mobil.

Pak Naryo berjalan mengikuti sang tuan rumah menuju ke arah dapur, sesampainya di sana ia terus beristigfar saat melihat ke adaan seorang pria yang tengah terkulai di lantai dengan percikan darah di bawahnya. Tapi bukan hanya itu yang membuat Pak Naryo terus berucap dalam hati, tapi sosok wanita hitam yang sedang berdiri seolah sedang menunggui pria yang ia sedang tergeletak tidak sadarkan diri itu,

Tidak mau berlama-lama, Pak Naryo lantas menggendong menuju mobil. Sedangkan Nadin mengikutinya dengan membawa tas berisi dompet dan ponsel, sesampainya di garasi ia membukakan pintu mobil untuk Pak Naryo yang sedang menggendong suaminya.

Karena sudah ada Pak Naryo, Irma tidak ikut pergi ke rumah sakit. Ia memilih membersihkan dapur majikannya dari bekas darah dan berjaga di sana karena Nadin tadi tidak membawa kunci rumah saking paniknya.

“Yang tenang Mbak, fokus dulu dengan perjalanannya.” Pak Aryo terus mengingatkan Nadin yang sesekali terdengar isak tangisnya.

“Terima kasih ya Pak, saya juga minta maaf telah mengganggu malam-malam begini.” Ujar Nadin yang melihat suaminya sedang di tidurkan di bangku belakang bersama tetangganya itu.

“Tidak apa-apa Mbak, sudah sepatutnya saya membantu.” Jawab Pak Naryo.

Setelah itu semua kembali hening, Nadin fokus pada jalanan sedangkan Pak Naryo terus berzikir di dalam hati saat melihat tubuh tetangganya ini yang terasa sama panasnya denga Irma. Entah apa yang terjadi tapi Pak Naryo yakin jika ini berhubungan dengan Irma.

   

1
Apa ini jadi awal terbuka rahasia pembantunya?
Baru baca, dah bersambung aja.../Facepalm/
Tapi nenek itu siapa? Jangan2 itu berhubungan dengan Naya lagi/Blush/
Disclaimer!!

Hmm... maaf nih, ya. Aku bukan ingin membenarkan karena aku lebih tahu atau gimana. Tapi sebenarnya, ada beberapa dialog yang bisa dipisah, dan membuat antar karakter/tokoh terasa lebih ke memang sedang melakukan percakapan.

Aku tak ada niatan untuk menggurui, tapi ini hanya masukan dariku sebagai pembaca./Pray/

Misalnya, saat awal Nadin masuk, sebenarnya ia bisa diberi gambaran kecil kenapa ia bertanya, "Mas, kamu kenapa?" terus "Masih ada yang sakit?" dan tindakan sebelum benar-benar masuk lalu bertanya. Jadi, tak mendadak bertanya.😅

Semangat ya, thor. Aku tunggu update selanjutnya~/Determined//Smile/
Linn: terima kasih kak atas masukannya☺ untuk kedepannya saya akan lebih memperhatikannya lgi seperti saran kakak🙏
total 1 replies
Bingung mau komen apa
Linn: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Meski kebanyakan narasi, tapi kakak cepat juga upnya. Baru selesai kemarin baca, eh udah ada lagi/Facepalm/
Linn: aamiin terima kasih banyak☺☺
total 3 replies
Lanjut, thor~/Determined/
Kesalahan yang mereka lakukan adalah tak adanya komunikasi.
Ini bisa di sedikit dipadatkan, untuk bagian meletakkan tas. Cuma saran dariku.
Sepertinya, aku bisa menebak orangnya deh~😅
Delapan kilo?🤔 What?!
Oh pantaslah/Facepalm/
Jikapun begitu, bukannya Nadin masih bisa ke toko, ya🤔
Aku penasaran, siapa wanita yang ada di prolog, ya?
Izin mampir, kak.🙏
Lagi menjelajah novel horor soalnya, hehe~😅
Linn: wahh terimakasih kak sudah mampir di cerita saya😍
total 1 replies
Arif Tegal
emang ada tah
Linn: ada kak, hanya saja mungkin sudah jarang yang menggunakannya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!