NovelToon NovelToon
Cahaya Ditengah Hujan

Cahaya Ditengah Hujan

Status: sedang berlangsung
Genre:Slice of Life
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: 1337Creation's

"Cahaya di Tengah Hujan"
Rini, seorang ibu yang ditinggalkan suaminya demi wanita lain, berjuang sendirian menghidupi dua anaknya yang masih kecil. Dengan cinta yang besar dan tekad yang kuat, ia menghadapi kerasnya hidup di tengah pengkhianatan dan kesulitan ekonomi.

Di balik luka dan air mata, Rini menemukan kekuatan yang tak pernah ia duga. Apakah ia mampu bangkit dan memberi kehidupan yang layak bagi anak-anaknya?

Sebuah kisah tentang cinta seorang ibu, perjuangan, dan harapan di tengah badai kehidupan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 1337Creation's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kapal kertas dan harga diri

Bab 11: Kapal Kertas dan Harga Diri

Pagi itu, di sekolah Aditya, Bu Rani, wali kelasnya, memberi pengumuman tentang proyek kreatif yang akan menjadi pajangan di ruang guru.

“Anak-anak, minggu ini tugas kalian adalah membuat kapal. Kapal itu harus terbuat dari bahan-bahan yang bagus, ya. Bukan dari kardus, tetapi bahan yang tahan lama. Kita akan memilih kapal terbaik untuk dipajang di ruang guru.”

Para siswa bersorak kegirangan, membayangkan proyek ini sebagai tantangan baru. Namun, Aditya hanya duduk diam di bangkunya, merasa cemas.

Di sudut kelas, Aris, murid berandalan, menyeringai sambil berbisik kepada teman-temannya. “Hahaha, pasti kapal si Aditya bakal jelek banget. Miskin kayak dia mana bisa bikin yang bagus.”

Bisikan itu terdengar jelas oleh Aditya, membuat hatinya terasa perih. Ia berusaha mengabaikan ejekan itu, tetapi kata-kata mereka terus terngiang di kepalanya.

---

Sepulang sekolah, Aditya langsung menemui ibunya di rumah. Rini sedang mencuci pakaian ketika Aditya duduk di dekatnya, wajahnya murung.

“Ibu, aku dapat tugas dari sekolah buat bikin kapal,” kata Aditya pelan.

“Oh, tugas apa, sayang?” tanya Rini sambil terus mencuci.

“Guru minta kapalnya dari bahan yang bagus, Bu. Tapi teman-teman bilang kapal aku pasti jelek. Aku nggak punya uang buat beli bahan bagus kayak mereka,” kata Aditya dengan suara bergetar.

Rini menghentikan pekerjaannya dan menatap Aditya dengan lembut. Ia menghela napas dalam, lalu membuka dompetnya. Di dalamnya hanya tersisa tiga lembar uang sepuluh ribuan.

“Aditya,” kata Rini sambil menggenggam tangan anaknya. “Ini duit terakhir kita, sayang. Ibu ingin kita hemat-hemat dulu. Jadi mungkin kapalmu nggak bisa sebagus mereka, tapi ibu akan bantu kamu buat yang sederhana. Yang penting kamu sudah berusaha.”

Aditya mengangguk, meskipun ada rasa kecewa di matanya. Rini mengambil beberapa lembar kertas bekas dari lemari, lalu duduk bersama Aditya di meja kecil mereka.

“Ibu, kita bikin kapal dari ini?” tanya Aditya ragu.

“Iya, sayang. Memang sederhana, tapi yang penting kapal ini dibuat dengan cinta,” jawab Rini sambil mulai melipat kertas.

Dengan penuh kesabaran, mereka berdua melipat dan membentuk kapal kertas sederhana. Kapal itu tidak sempurna—warnanya pudar, pinggirannya tidak rapi, dan bentuknya jauh dari kata istimewa. Tapi bagi Rini, itu adalah hasil terbaik yang bisa mereka buat dengan segala keterbatasan.

---

Keesokan harinya, Aditya membawa kapal kertas itu ke sekolah. Ketika ia masuk kelas, ia langsung melihat kapal-kapal teman-temannya yang jauh lebih mewah. Ada yang terbuat dari kayu ukir, plastik mahal, bahkan titanium. Beberapa siswa dengan bangga bercerita bahwa mereka membeli bahan kapal mereka secara online.

Melihat kapal-kapal itu, Aditya merasa sangat kecil. Ia mencoba menyembunyikan kapal kertasnya, tetapi Aris, si berandalan, segera melihatnya.

“Hahaha! Kapal apa itu? Kapal kertas? Ini mah kayak mainan anak TK!” ejek Aris sambil merebut kapal kertas dari tangan Aditya.

“Jangan, Aris! Itu kapal aku!” teriak Aditya.

Tapi Aris tidak peduli. Ia merobek kapal itu menjadi dua bagian, lalu menginjak-injaknya di lantai sambil tertawa keras. Teman-teman sekelas ikut tertawa, membuat Aditya semakin malu.

“Sudah, jangan nangis, anak miskin!” ejek Aris sambil berjalan menjauh.

Aditya hanya bisa diam, menahan air matanya. Ia memungut sisa-sisa kapal itu dan menyembunyikannya di tasnya.

---

Saat masuk kelas, Bu Rani meminta semua siswa untuk memperlihatkan kapal mereka. Ketika giliran Aditya tiba, ia hanya berdiri di tempatnya tanpa membawa apa-apa.

“Aditya, mana kapalnya?” tanya Bu Rani dengan nada tegas.

“Saya... lupa bawa, Bu,” jawab Aditya pelan, menunduk.

“Lupa? Kamu tahu ini tugas penting, kan?” bentak Bu Rani. Ia berjalan mendekati Aditya dan menjewer telinganya.

“Saya tidak mau kamu mengabaikan tugas seperti ini lagi, Aditya!” katanya dengan nada marah.

Seluruh kelas tertawa melihat Aditya dihukum. Tawa itu menusuk hati Aditya lebih dari rasa sakit di telinganya.

---

Sepulang sekolah, Aditya berlari pulang ke rumah dan langsung memeluk ibunya sambil menangis.

“Ibu, kenapa semua orang jahat sama Aditya?” isaknya. “Kapal Aditya dihancurin, terus Aditya dihukum di sekolah. Semua orang ketawain Aditya.”

Rini memeluk anaknya erat-erat, mencoba menenangkan tangisannya. “Aditya, sabar, ya, sayang. Ibu tahu ini berat, tapi kamu harus kuat. Kamu anak ibu yang hebat. Jangan biarkan ejekan mereka membuat kamu merasa rendah.”

“Tapi, Bu... mereka semua benci Aditya,” kata Aditya sambil menyeka air matanya.

Rini menggenggam wajah Aditya dan menatap matanya. “Tidak apa-apa, nak. Mereka tidak tahu perjuangan kita. Yang penting kamu tahu, ibu selalu bangga sama kamu.”

Malam itu, Rini hanya bisa menangis dalam diam setelah anak-anaknya tertidur. Ia merasa bersalah karena tidak bisa memberikan yang terbaik untuk Aditya. Namun, ia juga tahu bahwa ia harus tetap kuat demi mereka, apa pun yang terjadi.

---

1
Ana Akhwat
Terlalu banyak dramanya Thor akhirnya pembacanya banyak yang eneg/Pray//Pray//Pray/
♪Ace kei jett♪: Halo para pembaca setia,

Terima kasih banyak sudah mengikuti cerita ini hingga sejauh ini. Aku sangat menghargai setiap masukan dan komentar kalian, termasuk kritik yang membangun. Aku sadar bahwa beberapa dari kalian merasa bahwa dramanya terlalu banyak sehingga agak melelahkan untuk dibaca.

Aku ingin meminta maaf jika bagian itu membuat pengalaman membaca kalian kurang nyaman. Di bab-bab selanjutnya, aku akan berusaha mengurangi unsur drama yang berlebihan dan lebih fokus pada inti cerita utama agar alurnya lebih mengalir dan tetap menarik untuk dinikmati.

Sekali lagi, terima kasih atas dukungan dan kesabaran kalian. Kritik dan saran kalian sangat berarti untuk perkembangan cerita ini. Semoga kalian tetap menikmati kelanjutannya!

Salam,
[Penulis]
total 1 replies
Hennyda Wati Gmanik
Biasa
Hennyda Wati Gmanik
Buruk
Yati Syahira
cape bacanya
♪Ace kei jett♪: "Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar! Maaf kalau bab ini terasa panjang dan bikin capek bacanya. Aku bakal jadikan ini sebagai masukan supaya ceritanya tetap enak diikuti tanpa kehilangan esensinya. Tapi aku tetap apresiasi banget kamu sudah sampai di sini. Semoga bab-bab selanjutnya lebih nyaman dibaca. Makasih lagi!"
total 1 replies
Yati Syahira
aduuh masa bodoh diem saja di injak injak begitu bisa panggil bosya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!