Pertemuan antara lelaki bernama Saddam dengan perempuan bernama Ifah yang ternyata ibu kosnya Ifah adalah gurunya Saddam disaat SMA.
Ingin tau cerita lengkapnya, yuk simak novelnya Hani_Hany, menarik loh... jangan lupa like, komen, dan ajak para readers yang lain untuk membaca. yuks
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
Keesokan harinya Ifah pergi ke percetakan untuk mengambil tesisnya.
"Permisi pak. Gimana Tesisnya sudah jadi?" tanya Ifah.
"Oh sudah. Ini silahkan diambil." jawabnya.
"Baik pak. Terima kasih. Permisi!" ujar Ifah.
"Iya sama²." lalu Ifah menuju kampus untuk mendaftar Seminar hasil.
"Kak ini Tesis dan ini surat pendaftarannya sudah dilengkapi kak." ucap Ifah ketika bertemu kak Sandra.
"Bagus. Ok, tunggu informasi selanjutnya saja nah." ujar kak Sandra.
"Ok. Terima kasih kak." ujarnya lalu menuju pohon dengen untuk berteduh.
"Chat Jihan deh." batin Ifah lalu mengambil hpnya.
"Jihan, dimana ki saudari?" chat Ifah terkirim, berselang beberapa menit dibalas.
"Di Kampus saudari. Dimana ki?" balasnya lalu bertanya balik.
"Aku juga di kampus di bawah pohon dengen. Kita dimana kah?" tanya Ifah lagi.
"Hay." Sapa Jihan setelah keluar dari gedung Pascasarjana bersama Nima. "Kami dari Perpustakaan." ucap Jihan lalu duduk disamping Ifah.
"Hay. Oh ternyata digedung yang sama kita!" sahut Ifah. "Aku dari dalam juga, sudah mendaftar seminar hasil. Kalian gimana?" tanya Ifah.
"Baru judul itu pun belum ACC ki. Temani ki kalau mau ajukan judul nah!" ajak Nima pada Ifah.
"Iya. Kabari saja saudari." sahut Ifah.
"Kalian kenal itu?" tanya Jihan ketika melihat Hana masuk ke dalam gedung Pascasarjana.
"Hana itu. Kayaknya prodi MPI, dia paling pintar itu, cerdas, cantik juga." sahut Nima. "Iya kan Fah?" tanyanya.
"Iya. Dia baik, cantik, sholehah, kayaknya sudah nikah deh! Tapi gak begitu kenal juga sih hanya pernah dengar." jawab Ifah.
"Kalian kenal dia? Kok aku gak tau!" ujar Jihan heran.
"Yee emang kalau kita tau harus bilang² ke kamu gitu!" jawab Nima. "Aku aja tau dari Ifah. Hahaha." ujarnya lagi.
"Ish kamu ini, aku kan serius saudari!" ucap Jihan cemberut.
"Hahaha becanda Jihan." jawab Nima.
"Aku juga gak terlalu kenal hanya biasa staf juga sering cerita, dengar² gosip gitu sih!" ujar Ifah serius. "Kalau gak salah banyak yang naksir tapi dia milih suaminya itu, bahkan ketua Prodi MPI di Pasca juga suka sama dia. Emang masih muda sih." ujar Ifah lagi.
"Kenapa jadi gosipin orang ya!" ucap Jihan sadar.
"Lah. Kan situ yang mulai." jawab Nima sambil tepuk dahi.
"Hahaha." akhirnya mereka tertawa bertiga.
"Sssttt berisik." sapa senior namanya kak Rustan.
"Hehehe maaf kak." jawab Ifah. "Ada ujian ya kak?" tanya Ifah karena melihat Kak Rustan keluar dari Ruangan E 3 yang biasa ditempati ujian.
"Iya ada senior ujian. Kenapa kalian tidak masuk tadi?" tanya kak Rustan.
"Terlambat kak karena baru selesai urus berkasku." jawab Ifah.
"Mendaftar mi kah de?" tanya Rustan.
"Iya kak." jawab Ifah malu².
"Wah hebat. Bagus itu de! Saya ini kasihan terkendala biaya karena cari uang untuk biaya kuliah sendiri. Disitu mi saya juga bangga pada diri sendiri karena mandiri dan tidak membebani orang tua." jelasnya.
"Iya kak. Tidak sama aku ini kak masih minta." ucap Ifah sendu.
"Tidak masalah juga itu de selagi orang tua mampu. Asalkan kita juga semangat kuliah, belajar yang rajin supaya sukses." nasehatnya.
"Iya kak." jawab Ifah singkat, sedangkan Nima dan Jihan jadi pendengar yang baik.
"Saya duluan ya de. Mau pulang dulu." pamit kak Rustan.
"Iye kak. Hati² kak." jawab Ifah.
"Kamu akrab sama dia Ifah?" tanya Nima heran.
"Kan senior Nima, dari dulu kenal sejak S1 meski beda jurusan sih." ucap Ifah.
"Emang jurusan apa?" tanya Nima lagi.
"Hukum." jawabnya singkat.
"Kok Jihan gak baku kenal?" tanya Nima lagi seperti wawancara.
"Gak kenal k saya sama dia, apalagi dia!" jawabnya cuek. "Jarang k saya kenal laki²." ujarnya lagi.
"Oh gitu." jawab Nima singkat, kalau Nima tidak kenal karena dia alumni Universitas Muhammadiyah Makassar.
"Ayo Ifah temani ajukan judul." ajak Jihan lalu mereka ke ruang Prodi PAI.
"Permisi." ucap Ifah.
"Masuk Ifah." ucap pak Budi ketua Prodi PAI.
"Terima kasih ayah. Saya mau menemani teman² saya untuk mengajukan judul." jelas Ifah langsung pada intinya.
"Ok. Mana judulnya?" tanya Kaprodi. Mereka lalu menyodorkan judulnya di Map. "Tinggal dulu ya, nanti kalau ACC tanya ke staf." imbuhnya.
"Terima kasih ayah." ucap Ifah lalu pamit keluar.
"Tuh kan ditinggal lagi." ujar Nima cemberut.
"Sabar. Insya Allah ACC mi, semangat!" seru Jihan. "Makan yuk, lapar nih." ajak Jihan lalu menuju kantin depan kampus.
"Jihan. Astaghfirullah." ucap Ifah dijalan saat menuju kantin.
"Ada apa?" tanya Jihan penasaran.
"Mau k tadi ketemu ki karena ada perlu malah lupa. Ada kah lowongan di MTs Opu Daeng Risaku?" tanya Ifah serius.
"Kamu mau mengajar? Tapi disana gaji gak seberapa Ifah, lagian mau naik apa kesana? Ojek!" ucap Jihan gak meyakinkan.
"Ya betul banget." jawab Ifah enteng.
"Susah itu Ifah." belum sempat Jihan menjelaskan semua tapi dipotong oleh Nima.
"Biar mi toda kan mau cari pengalaman." sahut Nima.
"Hhmm betul, sambil tunggu jadwal Ujian." jawab Ifah menuju kantin sambil mencari tempat duduk.
"Ok. Nanti ku tanya wakil kepala sekolahnya dulu." ujar Jihan. "Mau pesan apa?" tanyanya.
"Bakso saja." kompak Ifah dan Nima.
"Ok. Baksonya 3 Mbak." ujar Jihan. Usai memesan melanjutkan ngobrol.
"Nima kesini naik apa?" tanya Ifah.
"Motor." jawab Nima singkat.
"Sama ki pulang." ujar Jihan dan Nima hanya mengangguk saja. Pesanan datang lalu mereka makan dengan lahap tanpa suara.
"Duluan nah. Nanti kabari kalau ada info Jihan." ucap Ifah lalu pamit duluan.
"Ok. Kami juga akan langsung pulang." jawab Nima. Mereka berpisah menuju tempat tinggal masing².
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Happy reading! ☆☆☆☆☆