[Note : Update jika Author tidak sibuk]
Seorang siswa bernama Ash Kisaragi mendapati dirinya terpanggil ke dunia lain bersama teman sekelasnya. Kala itu mereka bertemu dengan seorang Dewi dan mendapatkan sebuah skill sesuai dengan yang mereka inginkan sebagai bekal ke dunia lain. Namun, berbeda dengan teman sekelasnya Ash mengambil semua skill yang tidak masuk dalam kategori skill petarung.
Setelah perpindahan dunia, Ash langsung pergi meninggalkan teman satu kelasnya. Ternyata ini bukan kali pertama Ash dipanggil ke dunia lain, ia tak ingin menjadi seorang pahlawan dan ingin hidup santai.
Kisah Pahlawan Yang Pernah Mengalahkan Raja Iblis Dan Dipanggil Kembali Untuk Menjadi Pahlawan Sekali Lagi. Namun Dia Menolak Dan Ingin Hidup Bebas Dimulai!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Katsumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10 : Pertarungan Di Desa Goblin
Ash yang mulai terpojok bersembunyi di balik salah satu gubuk, namun pada saat itu datang bala bantuan yang tak terduga. Para gadis kembali dan menyerang para Goblin.
Kenapa mereka kembali!? batin Ash bertanya-tanya.
Meski begitu, ia tak bisa menyuruh para gadis untuk pergi setelah melihat tekad yang terpancar dari mata mereka. Itu adalah tatapan seorang pejuang yang siap bertarung mempertaruhkan nyawanya. Jujur saja itu adalah hal yang tak pernah terbayangkan dalam pikiran Ash, para gadis kaya nan manja seperti mereka bisa memiliki tekad seperti itu.
Ash menghembuskan nafas pelan, "Huft~ kalian tetap serang dari jarak jauh! Sunohara-san tetap berjaga agar tak ada Goblin yang mendekat! Yutori-san suruh beruangmu maju untuk mengalihkan dua Goblin Champion dan serigala tetap berjaga membantu Sunohara-san!" seru Ash memberikan instruksi.
"Iya!" balas para gadis berseru.
Beruang milik Tama maju langsung melawan salah satu Goblin Champion, di balik tubuh beruang yang besar, Ash berlari mengikutinya dari belakang. Saat keduanya berhadapan, Ash langsung berlari memutar ke belakang Goblin Champion.
Meloncat dengan pedang yang siap ditebaskan ke arah leher Goblin Champion yang sedang berhadapan dengan beruang.
-Slash!
Meskipun serangan itu mengenainya tapi tak terlalu berdampak, serangan milik Ash hanya meninggalkan luka gores. Tak hanya itu pedang batu miliknya juga hancur.
Sepertinya memang sulit bertarung dengan senjata batu, gumam Ash langsung meloncat mundur menjauh dari Goblin Champion.
Karena bantuan para gadis Ash tak perlu pusing mengurusi Goblin biasa, dan bisa fokus menghadapi Goblin Champion dan Goblin Shaman. Ia terus berlari melewati gubuk agar bisa bersembunyi dari pandangan Goblin Champion.
-Bam!!
Goblin Shaman tak memberikan kesempatan pada Ash, ia menembakkan sihir api dan ledakan secara beruntun, menghancurkan gubuk-gubuk serta mengenai temannya sendiri.
Sial! Apa dia tak memikirkan temannya?! gerutu Ash sembari menghindari setiap tembakan sihir yang mengarah padanya.
Satu-satunya senjata milik Ash hanya pisau batu yang sudah tertanam batu sihir Goblin. Ini adalah senjata terkuat miliknya saat ini karena bisa mengalirkan energi sihir dan menyelimuti senjatanya dengan mana.
Setelah menghindar terus-menerus, Ash berbelok secara mendadak dan berlari lurus menuju ke Goblin Shaman sambil zig-zag menghindari tembakan sihir. Mengalirkan mana pada pisau batu, Ash mengayunkan pisaunya melepaskan sebuah tebasan angin yang membelah setiap sihir milik Goblin Shaman.
"Kena kau!" seru Ash sambil mengayunkan pisaunya dan siap menebas kepala Goblin Shaman.
-Krak!
Belum sempat menebas kepala Goblin Shaman pisaunya hancur akibat penggunaan yang berlebihan.
"Tch!" Ash langsung memukul kepala Goblin itu karena pisaunya hancur di saat waktu yang tak pas.
"Ya, setidaknya aku bisa mengakhirimu dengan sihir, Wind Cutter!" Ash mengarahkan tangannya dan melepaskan tebasan pisau angin yang membelah tubuh Goblin Shaman.
Setelah berhasil mengalahkan Goblin Shaman, Ash mengambil tongkat miliknya. "Kuambil ini," gumam Ash dan langsung mengarahkan tongkat itu ke arah dua Goblin Champion yang sedang membully beruang milik Yutori Tama.
Dengan adanya batu sihir di tongkat itu Ash mendapatkan pasokan energi sihir tambahan yang membuatnya dapat memakai sihir lebih kuat. "Fire Arrow!" menembakkan puluhan panah api Ash maju mendekat.
Mengayunkan, membentuk sebuah lingkaran sihir berwarna merah menyala, "Fire Spear!" sekarang tiga tombak api muncul dan melesat dengan cepat melewati semua panah api yang sudah ditembakkan.
Ketiga tombak itu langsung menancap dan membakar salah satu lengan milik Goblin Champion. Disusul oleh puluhan panah yang mengenai punggung Goblin Champion satunya.
Mengayunkan ke bawah, "Wind Impulse!" membuat sebuah dorongan angin, Ash melesat ke udara dan bisa melihat kedua Goblin Champion dari atas.
Mengangkat tongkatnya ke atas, muncul lingkaran sihir yang besar, kristal sihir di tingkat itu menyala dengan sangat terang bahkan mulai terlihat retakan kecil. "Berakhir sudah! Shining Javelin!"
Kali ini berbeda, sekarang Ash memakai elemen cahaya, menciptakan sebuah tombak cahaya yang melesat dengan cepat dan menembus jantung dua Goblin Champion secara bersamaan.
Ash turun perlahan ke daratan dengan nafas terengah-engah.
-Kretak!!
Terdengar suara sesuatu yang pecah dan itu adalah kristal sihir yang ada di tongkat. "Sepertinya aku terlalu memaksanya," gumam Ash lirih melihat kristal sihir yang telah pecah dan redup.
Sihir cahaya merupakan salah satu elemen sihir yang paling kuat, lebih unggul dari empat elemen dasar yakni api, air, bumi dan angin. Yang dapat mengimbangi sihir cahaya adalah sihir kegelapan. Bukan berarti empat elemen lainnya tak bisa, semua itu tergantung pada penggunanya.
Ash tergeletak setelah sampai di daratan, ia menatap langit yang menjelang sore. Langit orange yang memperlihatkan pemandangan senja, serta angin hangat lembut yang bertiup menerpa kulit wajahnya.
"Huft~ benar-benar ceroboh..." gumam Ash sembari menghela nafas lega.
Karena kecerobohannya para gadis hampir masuk ke dalam situasi yang berbahaya, tak menyelidiki tentang desa Goblin dan langsung menyerang. Jika itu hanya desa Goblin normal akan bagus tapi kali ini desanya cukup berbahaya karena ada dua Goblin Champion dan satu Goblin Shaman yang tinggal di sana.
"Ash-kun!" Luna berseru memanggil Ash dengan nada khawatir. Ia berlari tergesa-gesa menghampiri Ash diikuti oleh para gadis yang lain.
"Hei, kau tak apa?" Risa bertanya dengan nada yang cukup membentak.
"Kalau begini dibilang tak apa-apa, kurasa kau harus pergi ke rumah sakit," balas Ash sambil terbatuk.
Tubuhnya sedikit pucat akibat memakai sihir berlebih meskipun kebanyakan energi sihir diambil dari kristal sihir di tongkat itu. Tetap saja kapasitas mana di tubuhnya sangat berbeda dari sebelumnya akibat salah satu skill miliknya tersegel "Skill : Imagination Magic" ini adalah skill yang sangat berguna dan over power yang tersegel.
Selain mana yang melimpah, Ash bisa menciptakan banyak jenis sihir dari berbagai elemen dan non elemen.
"Aku akan menyembuhkanmu," ucap Luna sambil merapalkan sihir penyembuhan.
Waktu berlalu dan Ash sudah bisa bangun berdiri, meskipun tubuhnya masih sempoyongan. Sehingga Luna membantunya untuk berjalan.
"Maaf, apa kalian bisa mengumpulkan batu sihir mereka?" ujar Ash lirih.
"Batu sihir? Maksudmu kristal ungu yang kau gunakan pada pisau batu-mu malam itu?" Azusa bertanya untuk memastikan.
"Iya, lokasi batu sihirnya ada di sekitar jantung," jawab Ash.
"Ja-jadi kamu menyuruh kami untuk membedah tubuh mereka?" ucap Koharu dengan nada tak percaya.
"Iya... kalau tak bisa, setidaknya tolong kumpulkan mereka aku akan melakukannya sendiri," balas Ash.
Koharu melihat wajah teman-temannya, "Baiklah, sepertinya hal ini memang diperlukan. Ayo semuanya kita harus mengambil batu sihirnya!" seru Koharu.
"Ya!" saut yang lain.
Sekali lagi Ash dikejutkan dengan apa yang dilakukan oleh para gadis. Apa selama ini aku terlalu berpikir berlebihan tentang mereka? Tak kusangka mereka adalah gadis-gadis yang kuat dan bisa beradaptasi dengan cepat, batin Ash.