Cowok Dingin Itu Mantanku!

Happy Reading :)

Hari Senin adalah hari paling menjengkelkan. Kenapa sih, hari Minggu ditempatin dipinggir hari Senin sedangkan dari hari Senin ke Minggu jauh, sejauh jarak yang memisahkan kita, eakk.

Upacara-nya SMA Cakra emang paling beda. Bedanya adalah ketika upacara yang biasanya memakan waktu setengah jam hingga satu jam, bisa menjadi dua jam bahkan lebih! Gara-gara razia keliling Bu Maritha, si anti buaya dan Pak Joko, guru Kesiswaan yang punya telinga caplang. Jadi lamanya waktu upacara tergantung dari banyaknya murid yang terkena razia. Itulah mengapa setiap hari Senin, murid-murid Cakra mendadak insyaf.

Kini panas makin terasa menyengat, meski masih jam 8, murid-murid sudah ribut. Murid cewe pada kipas-kipas kepanasan dan meratapi bahwa make up cetar mereka mulai luntur sedangkan murid cowo curi-curi kesempatan untuk jongkok meski akhirnya kena air terjun-nya Pak Joko.

Didepan sana, pembina sedang menghukum para murid yang gagal insyaf karena menyadari menjadi baik bukan jalan ninja mereka. Sekitar selusinan makhluk disuruh berdiri tegap dan menyanyikan lagu Garuda Pancasila dan berorasi bahwa mereka tidak akan melanggar peraturan lagi. Dilanjut dengan aksi cukur mencukur, dan di akhiri dengan ucapan hamdalah pembina membubarkan barisan.

Anna menggerutu sepanjang jalan menuju kelas “Anjir, suka kebangetan emang Pak Wirawan sekalinya jadi pembina. Udah bedak gue luntur, keringetan,..”

“Hidup lagi,” potong Lisa yang langsung dihadiahi pelototan gratis Anna. Keynna hanya ngakak ditempat.

“Dasar lampir lo!” umpat Anna.

“Udah ah, kantin kuy.” Ajak Keynna.

Mata mereka membola, “Wah, Keynna mau belajar jadi bad girl ya?” goda Lisa. Keynna hanya nyengir.

“Btw, gue setuju sih. Kuy lah, mumpung masih ada 15 menit lagi sebelum pelajaran bu Dayu.” Setuju Anna.

Akhirnya ketiga perempuan itu menuju kantin. Koridor masih ramai, karena para guru belum masuk kelas. Biasanya mereka sering mengadakan briefing pagi terlebih dahulu. Setelah sampai kantin, suasananya pun tidak kalah ramai.

“Duduk dimana nih?” tanya Keynna kebingungan. Pasalnya hampir semua meja terisi penuh.

Mata mereka berkeliling untuk menemukan meja yang kosong sampai Anna tiba-tiba berkata, “Eh, itu di mejanya Saka sama trio ubur-ubur masih ada tempat tuh. Gabung aja kuy?”

“Modus lo kelihatan kali, An. Mau tepe-tepe ke Regan kan?” tembak Lisa.

“Ogah banget.” Decak Anna.

“Udah ah ayo buru.” Anna menarik tangan Keynna dan Lisa lalu menuju meja yang ditempati Arshaka.

“Hai, Guys. Kita boleh join kan? boleh dong.” Lalu Anna langsung duduk tanpa permisi.

“Dasar bule sedeng lo. Belum juga diizinin, udah duduk duluan. Mana mepet-mepet lagi, suka lo sama gue?” sinis Regan yang langsung mendapat pelototan gratis dari Anna.

“Jijik banget Reganajis.” Umpat Anna.

“Eh, Keynna sama Lisa duduk juga dong. Gak usah malu, anggap aja meja sendiri.” Ajak Raffa.

Lalu Keynna dan Lisa pun duduk. Lisa disebelah Raffa dan Keynna di depan Arshaka. Dan bisa Keynna rasakan bahwa Arshaka sedari tadi terus menatap ke arahnya.

“Saka, nih cimol lo. Masih panas.” Panji datang lalu menyerahkan sepiring cimol pada Arshaka dan langsung duduk.

“Wih, cimol! Bagi ya Saka?” minta Keynna.

Arshaka langsung menyuapkan sepotong cimol ke mulut Keynna. Keynna yang masih belum sadar langsung menerima suapan dengan senang hati.

“Ekhem, ciee. So sweet banget sih, udah mantan serasa pacaran.” Goda Regan.

“Mau dong, disuapin kanda.” Celetuk Raffa.

Keynna hanya tersenyum malu sedangkan Arshaka tetap memasang wajah datar. “Masih mau?” tanya Arshaka. Keynna menggelengkan kepala. Bisa tambah malu nanti bila ia disuapi lagi.

“Kenapa? Ini kesukaan lo kan?”

“Wah, jadi alasan kanda Saka tiba-tiba beli cimol gara-gara keinget kalau ini kesukaannya mantan?” tanya Panji sembari tersenyum menggoda.

“Sok tau.” Jawab Arshaka dingin.

“Eh, semalem gue liat postingan ig lo. Kita satu sekolah ternyata, tapi kok bisa gue lupa ya?” tanya beruntun Raffa. Arshaka, Raffa, Regan dan Panji memang satu sekolah sejak SD. Bahkan Arshaka dan Raffa sudah berteman sejak dalam kandungan, bunda mereka bersahabat. Lalu ketika masuk SMP, Regan memilih SMP di Yogyakarta karena ingin menemani neneknya yang kini telah tiada dan Panji memutuskan pindah ke Jakarta. Lalu ketika SMA, mereka kembali dipertemukan.

“Wajar sih, kalau lo lupa. Soalnya waktu SMP, rambut gue sebahu. Kalau sekarang gue milih panjangin rambut sama pake poni. Terus gue sekarang lebih sering pake kacamata bening juga, meski buat gegayaan juga sih.”

“Iya, lo beda banget. Makin cantik, hehe.” Cengir Raffa yang langsung mendapat jitakan dari Arshaka.

“Aw, aduh apasih Saka.” Gerutu Raffa.

“Gue penasaran, gimana ceritanya kalian bisa pacaran? Apa yang lo sukai dari Keynna dan sebaliknya?” tanya Anna.

Keynna melirik Arshaka tapi Arshaka hanya diam sembari sesekali menyuapkan cimol ke mulutnya. Anak ini, kayaknya memang niat ingin Keynna yang menjawab semua kekepoan teman-teman mereka.

“Ya gak gimana-gimana, udah takdirnya pacaran kali.” Jawab Keynna asal.

“Ih, Keynna gak asik banget sih lo. Mana jawabannya gitu lagi.” Gerutu Lisa. “Yang bener dong!”

Keynna menghembuskan nafas lelah. “Awalnya gue pertama kali ngobrol sama dia tuh di tukang cimol. Waktu itu cimol gue jatuh gara-gara ditabrak Arshaka. Terus gue gak terima dan minta ganti rugi terus ya diganti rugi sama dia. Abis itu kita jadi lebih sering ketemu dan gitu deh.” Ucap Keynna malas.

“AADC.” Celetuk Panji.

“Hah? Ada apa dengan cinta?” tanya Anna mengernyit bingung.

“Ada Apa Dengan Cimol.”