Cinta Kakak Angkatku

***

Setelah kepergian kak vano, aku dan vania malah tambah masing masig, tidak ada lagi yang akan menyatukan kami, dan memberk perhatian yang sama, kecuali kagi bersama papa,

Namun itu sangat jarang karna papa sangat sibuk dengan urusan bisnis nya.

**

Tak terasa waktu terus bergulir

Sejak kak vano pergi dia jarang sekali memberi kabar pada kami, keluarga nya,

Mungkin kak vano benar benar fokus belajar,.

Hanya sekedar telfon dan jarang melakukan video call-an bersama kami,

Aku pun sudah mulai melupakan ungkapan cinta dari kak vano waktu itu, entah lah, aku pikir kak vano hanya ngerjain aku,

Lagian mana mungkin jatuh cinta pada adik nya sendiri, namun se iring berjalan nya wak tu tak munafiq jika aku merindukan adih sayang nya perhatian nya, dan kadang aku juga terbayang banyang ciuman yang kak vano selalu berikan padaku,

**

Hari ini di sekolah, aku dan vinia sudah kelas 12 dan semenjak tidak ada nya kak vano dan genk nya, sekarang banyak  pemuda yang sekelas dengan ku sudah mulai berani  mendekatiku, namun aku selalu tergiang giang, dengan pesan kak vano.

Walau tak ada orang nya, aku merasa terus di awasi, tapi ada satu cowok yang selalu perhatian terhadap ku, nama nya ferdi,

Dia selalu ada di setiap aku butuh sese orang, dan berusaha selalu di samping ku,

Lama kelamaan aku pun mulai nyaman dengan nya, karna dia selalu menyatakan cintanya. Dan selalu bilang siap menunggu ku kapan pun aku siap,

Suatu saat ferdi kembali menyatakan cintanya padaku, di tempat umum, di sebuah restoran,

Sebenar nya aku bingung antara menerima atau menolak nya di satu sisi dia sudah sangat bsik padaku, dan aku pun nyaman bersamanya, di sisi lain kalau sku menolak nya pastilah ferdi akan sangat malu, dan aku tidak tega untuk melihat nya,

Pada ahir nya, aku menerima dia sebagai pacarku, dan kita resmi pacaran.

Beda hal nya dengan vania, dia sudah beberapa kali putus sejak masih di kelas 11,

Vania banyak sekali, yang me nyukai nya, dan dia juga sangat gampang terpikat.

Aku juga sering jalan sama ferdy ya hanya sebatas jalan, berdua gak lebih,

Tak tersa kami pacaran udah beberapa bulan dan sudah sampai di penghujung pelajaran,

Yang artinya,kami akan segera lulus,dari SMA ini.

"Sayang kata ferdi ketika kami di kantin

Aku menoleh padanya,

Ferdy meraih tangan ku dan di genggam nya,

Hanya sebatas pegangan tangan,

Aku selalu menolak jika, dia ingin mencium ku,

Entah mengapa aku seperti tak rela jika ada orang lain yang mencium ku juga,

Cukup kak vano saja yang sudah menjelajahi, nya.

"Yang panggil nya lagi, ",iya fer kenapa ucap ku, kamu mau kuliah di mana, keluar negri ya,

"Belum tau jawab ku, "tapi aku ingin kuliah di sini saja, "aku ikut kamu aja deh. Biar satu fakultas nanti nya, ujar ferdy,

Memang nya yokab dan bokap mu gak ingin kamu ngelanjutin di mana gitu, tanyaku, karna papa ku juga begitu dia selalu nutut aku untuk bisa kuliah di tampat nya kak vano, tapi dengan halus aku menolak nya, dengan alasan tak ingin jauh dari mereka,

"Mereka terserah padaku yang, kata ferdy. nah pada saat inilah aku dan ferdi sepakat kuliah di universitas yang ada di jakarta saja,

** tibalah di mana hari kekulusan kami, seperti acara untuk kak vano waktu itu, mama dan papa juga hadir di acara tersebu,

Aku lulus dengan nilai yang baik sama halnya dengan Vania namun tidak setinggi nilai kak vano dulu, kak vano memang pantas menjadi calon bos, nilai iq-nya di atas rata rata.

Disinilah ferdi berkenalan dengan papa dan mama sebagai pacar ku, dan vania juga mengenal kan pacar barunya, yang bernama erlando,

"Salam kenal om tante, sapa ferdi dengan santun,

" oo ini pacar yang kamu ceritakan,? kata papa padaku,

" iya pa, jawab ku, "boleh juga ganteng dan sepertinya anak baik baik,

Ferdi tersenyum mendengar pujian dari papa,

"Pacar vania gak kalah ganteng pah, celetuk vania, "ha ha ha, iya iya, pacar putri putri papa ganteng semua, tapi modal ganteng saja tidak cukup, harus sukses juga, kata papa pada ferdy dan relando,

Se usai acara, kami pun kembali, kerumah,

Sjnkat cerita. Aku dan vania tengah sibuk memasukkak daftar ke kampus yang kami ingin kan.

Vania juga begitu, dia begitu mengingin kan kuliah di kampus kak vano, namun vania tidak di terima di sana. Karna belum memenuhi persyaratan untuk masuk di sana,

Alhasil ahir nya vania juga mendaftar di kampus di mana aku juga mendaftar bersama ferdy,

"Aku mengambil jurusan seni dan sedangkan vania dia memilih jurusan akuntan, sama hal nya dengan ferdy,

Karna akj hobi mendesain, jadi aku berencana menjadi seorang desainer interior nanti nya.

**

Pagi ini aku sudah sangat bersemangat untuk maduk kampus baru, dan juga sudah membuat janji bersama ferdy,

Sebenarnya aku sudah dikasih fasilitas mobil oleh kapal sama halnya dengan vania .

Namun pagi ini jadi berjanji akan menjemputku dan kami akan berangkat ke kampus bersama,

Hal kecil inilah yang membuatku nyaman bersama Ferdi Dia sangat perhatian sama halnya dengan kak vano dulu.

Orang yang aku tunggu-tunggu akhirnya datang Ferdi meng klakson mobilnya tepat di depan pagar dia tidak masuk karena kami akan segera pergi

Papa juga sudah siap dengan setelan kantornya Aku menyayangi mama dan papa sebelum pamit untuk pergi terlebih dahulu

Hati-hati Vanya pesan papa Iya pah aku jalan dulu ya jawabku aku tidak melihat keberadaan Vania pagi ini mungkin dia sudah berangkat lebih dulu karena mobilnya tidak terlihat di garasi.

"Pagi sayang sapa Ferdi saat aku sudah di samping mobilnya Dia dengan sigap membukakan pintu mobil untuk

Selama kami pacaran bukan tidak pernah Ferdi meminta untuk menciumku tapi aku selalu menolaknya dengan berbagai macam alasan,

"Cium dulu dong kata sandi saat aku sudah masuk dan duduk di sampingnya

"Fer jangan aneh-aneh deh kataku

"Kenapa sih sayang cuman cium pipi saja kok nggak mau nanti kita juga bakalan menikah ucap fredi.

"Ya sudah nunggu Kita nikah dulu baru kamu boleh sentuh aku sepuasnya,

"Huh,, masih lama lah sayang, Ferdi terlihat melengos yang sedikit kesal kepadaku karena tidak pernah mengizinkannya untuk mencium walau hanya sekedar pipi.

"Awas aja nanti kalau sudah nikah aku akan penyet-penyet kamu sampai tidak tersisa ujar ferdi,

Aku tersenyum menanggapi ocehan nya, terlihat lucu, dia pikir aku apaan sampai mau di benyek benyek kayak gini,

"Ferdi ferdi kamu tunkadang kadang memang,! "ah,, sudah lah, intinya aku gak mau ada kontak fisik yang lebih dari pegangan tangan, titik ucdp ku,

"Iya iya maaf sayang aku tadi hanya bercanda kok ujar Ferdi sepertinya dia takut kehilanganku,

Akhirnya kami sampai juga di kampus hari pertama di kampus teman-teman baru tempat baru dan segala sesuatunya juga baru hanya Ferdi saja yang tidak baru untukku karena kami berpacaran sudah sejak SMA,