NovelToon NovelToon
REKHA

REKHA

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Menyembunyikan Identitas / Trauma masa lalu
Popularitas:45k
Nilai: 5
Nama Author: xzava

Sepasang suami istri menitipkan anak perempuannya yang berusia 5 tahun di panti asuhan, karena tidak ingin repot-repot merawatnya setelah sang istri mengandung bayi laki-laki, karena pengaruh dari keluarga mereka beranggapan bahwa anak perempuan tidak dapat diandalkan.

Anak perempuan itu tumbuh menjadi anak yang pintar dan juga sangat keras kepala, tidak ada yang bisa menebak apa isi kepala anak perempuan ini, yang jelas hanya prinsipnya yaitu menghormati orang yang menghormati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Beberapa hari telah berlalu, hari ini adalah hari aku melaksanakan ujian nasional. Sepanjang perjalanan ke sekolah, jantungku tidak berhenti berdetak kencang.

Aku sangat takut jika mendapatkan pengawas yang galak, terlebih aku tidak tau akan satu ruangan dengan siapa.

Sesampainya di sekolah aku langsung mencari ruangan ku, ternyata aku masih satu ruangan dengan beberapa teman sekelas ku, seketika kami heboh karena senang.

"Nanti bilang jawabannya ya."ucap temanku

"Mana bisa, soalnya kan di acak sama sistemnya."

"Lah emang iya?" tanya tidak percaya.

"Iya lah, waktu itu kan wali kelas kita bilang."

"Aku gak inget." ucap temanku sambil menggelengkan kepalanya.

Kami pun duduk di kursi masing-masing, setelah ada guru yang masuk ke dalam ruangan ujian kami.

Awal mengerjakan soal kami semua diam, bahkan suara nafas teman di sebelahku bisa terdengar, namun beberapa menit sebelum waktunya habis teman-temanku semuanya ribut menanyakan jawaban satu sama lain.

Lisa yang notabenenya duduk paling ujung, berteriak kepadaku untuk menanyakan jawaban padahal dudukku juga jauh darinya.

Aku mendengar dia berteriak sambil membacakan soalnya, aku yang kaget tetap memberikan jawab.

Guru yang mengawas di ruangan kami untungnya enak di ajak kerjasama, jadi kami tidak di marahin namun tetap di tegur agar tidak terlalu ribut.

Selesai ujian aku mencari Aini untuk memberikan minuman yang aku beli di minimarket kemarin, karena itu minuman baru jadi aku membelikan untuknya juga untuk di coba, setelah memberikannya, kami pun langsung pulang.

Sore harinya setelah aku bangun, kepalaku rasanya sakit sekali.

Aku pun pelan-pelan berjalan ke ruang kesehatan untuk meminta obat ke perawat, sesampai disana ternyata tidak ada orang, aku pun memutuskan untuk ke dapur untuk makan.

Ternyata setelah makan, kepalaku tidak terasa sakit lagi.

"Ternyata cuma laper." ucapku dalam hati setelah merasa enakan.

Aku kembali ke kamar untuk istirahat dan belajar.

Selama kurang lebih empat hari, aku hanya di kamar terus menerus karena belajar untuk ujian.

...----------------...

Hari ini adalah hari terakhir aku ujian nasional, jadi aku memutuskan untuk bertemu dengan Aini.

Pada saat aku baru keluar dari ruangan ku, ternyata Aini sudah menunggu di depan.

"Cepat banget kamu keluar?" tanyaku cukup kaget.

"Gak tau mau jawab apa jadi pilih sembarangan aja."

"Aku juga ada beberapa gak tau jadi cap cip cup." kami berdua tertawa.

"Ke rumahku aja yok." ajak Aini, aku pun mengangguk mendengar ucapannya, sudah lama juga aku tidak ke rumahnya.

"Mau nginap gak? Di rumah lagi gak ada orang. Eh ada sih abang aku nanti sore."

"Gak usah Ni lain kali aja." Aini pun mengangguk, walaupun aku sering pergi bermain ke rumahnya tapi aku belum pernah menginap.

Sesampainya di rumah Aini, kami pun langsung masuk ke dalam kamarnya. Rumah Aini sangat besar, untuk bermain bola di dalamnya sepertinya bisa.

"Ganti baju mu dulu Rek." Ia pun memberikan bajuku yang waktu itu ia gunakan pulang setelah menginap di panti.

"Kamu kuliah dimana nanti Ni?" tanyaku setelah berganti baju dan duduk di meja belajarnya.

"Kalau aku lolos bakalan kuliah di Jakarta Rek, kalau kamu bakalan kuliah gak?"

"Awalnya sih aku gak mau Ni, tapi ayah gak bolehin kalau gak kuliah."

"Jadinya kami kuliah?" aku pun mengangguk.

"Dimana?" tanyanya.

"Di Samarinda, aku bareng sama Haikal.'"

"Lah serius? Tom and Jerry emang gak bisa pisah, hahaha." tawanya.

"Ayah yang suruh, biar ada yang awasi aku katanya."

"Aku setuju sih dengan ayah."

"Kamu jauh-jauh ke Jakarta sama siapa?" tanyaku karena seingatku dia tidak punya keluarga di Jakarta.

"Abang ku yang pertama, sekarang dia tinggal di Jakarta." jawabnya.

"Sejak kapan?"

"Dari awal tahun sih, dia di pindahkan ke sana sama bosnya."

"Bagus lah jadi kamu ada keluarga aja disana."

Kami mengobrol banyak hal, bahkan masalah orang lain yang kami tidak kenal pun juga di bahas.

Sekitar jam 5 sore, aku menelpon Haikal untuk menjemput ku. Tak lama Haikal pun datang, aku pamit ke Aini dan juga abangnya yang ada di luar rumah.

"Tumben banget minta jemput, biasanya juga jalan pulangnya." tanya Haikal setelah sampai di parkiran panti.

"Capek kalau jalan."

"Thanks ya bro." ucapku lalu meninggalkannya di parkiran.

Sesampainya di kamar, aku pun memutuskan untuk mandi lalu beristirahat sejenak.

Saat aku sedang membereskan buku-buku pelajaranku yang berserakan, pintu kamarku di ketuk.

Aku pun beranjak dan membukanya, "Kak Lita, Kenapa kak?" tanyaku saat melihatnya di depan kamarku.

"Bisa minta tolong gak?" tanyanya, aku pun dengan cepat menganggukkan kepalaku.

"Aku lagi beresin kamar, soalnya nanti bakalan ke kost kak Abi, aku gak kuat kalau harus banyak gerak." aku pun mengikuti langkahnya ke kamar kak Lita.

Aku masuk ke dalam kamarnya dan membantu membereskan barang-barang kak Lita.

"Barang kakak sisa sedikit ya?" tanyaku karena di dalam lemarinya pun hanya tinggal beberapa lembar pakaian.

"Iya, sebagian udah di bawa ke kost kak Abi."

Aku melanjutkan untuk memasukkan semua pakaian kak Lita ke dalam koper, serta memasukkan bukunya ke dalam kotak untuk di bawa ke perpus asrama.

"Kak, ini novelnya ada yang mau di bawa gak?" tanyaku kek kak Lita yang sedang merapikan seprei.

"Gak ada, simpan di perpus aja semua."

"Oke." aku pun memasukkan semuanya ke dalam kotak dan mengangkat barang-barang ke luar kamar kak Lita.

"Sudah, ada lagi gak kak?" tanyaku memastikan.

"Sudah dek, ayok turun."

Aku meminta bantuan ke anak-anak yang lain untuk mengangkat buku ke perpustakaan, dan aku mengangkat koper kak Lita.

"Kakak serius malam-malam ke kota? Kak Abi gak jemput?" tanyaku ke kak Lita.

"Kak Abi jemput Rek, makanya aku siap-siap, aku juga gak berani kalau ke kota sendiri."

"Lah iya tah?" tanyaku masih tidak percaya.

"Tuh." tunjuk kak Lita ke arah kak Abi yang sedang berjalan ke arah mereka.

"Bagus lah." ia pun mengambil koper kak Lita yang ada di dekatku.

"Kakak balik lagi kan ke sini nanti?" ia pun mengangguk.

"Tentu, nanti pas ambil ijazah." aku pun mengangguk sembari mengikuti langkah kak Lita ke arah ruangan bunda.

"Ngapain disini?" tanya ku ke Haikal yang juga ada di ruangan bunda.

"Lita mau berangkat masa iya aku gak liat, kamu kenapa baru nongol?" tanyanya.

"Aku bantuin kak Lita beresin barangnya."

"Masa sih?" tanyanya tak percaya.

"Iya." jawabku dan juga memukul lengannya.

"Sakit elah." ucapnya sambil mengelus-elus lengannya.

"Sorry gak maksud." ucapku sambil tersenyum paksa.

"Kal, jagain adek bontot kita ya, jangan berantem mulu kalian." ucap kak Lita ke Haikal, di antara kami kak Lita lebih tua beberapa hari dari Haikal dan mereka lahir di bulan yang sama.

"Dia yang mulai."

"Tetap saja kamu harus ngalah, kamu juga Rekha jangan pukul Haikal terus, kasian badannya." ucap kak Lita, aku pun hanya mengiyakan perkataannya.

Tak lama kak Lita pun pamit pergi, kak Lita mungkin saja tidak akan pulang dulu karena kak Abi sibuk kuliah dan juga kerja.

1
Yuyun Rohimah
next
Blue Zia
Terimakasih untuk Rekha yang sudah menemani hari² ku.
aku akan menantikan karya selanjutnya
aca
kok udahan sih
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
sedih banget ihhh,kasian rekha
aca
lanjutt
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next ga pake lama hehe
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
astagfirullah,,,,ada ya orang tua yg sperti itu
Yuyun Rohimah
pantesan arul menjauh,ternyata sepupuan/Sob/
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Blue Zia
ibunya Dika sangat mendukung Rekha untuk pukul anaknya /Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!