NovelToon NovelToon
Selir Sang Mafia

Selir Sang Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Teen Angst / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:83.8k
Nilai: 5
Nama Author: queenindri

Aura Harus menerima takdirnya menjadi salah satu bagian dari Wanita penghibur seorang Devandra Mahendra.

Pria tampan dengan sejuta pesonanya. Namun siapa sangka jika di balik ketampanannya itu menyimpan Rahasia yang cukup besar hingga menarik Aura untuk.asuk dalam hidupnya.

Akahkan Devandra melepaskan Aura, ataukah Devandra menahannya seumur hidup bersamanya?

Ikuti kisah mereka hanya di Judul Novel Selir Sang Mafia
Brak

"Ah maaf Tuan, saya tidak sengaja!!" Ucap Aura seraya membersikan Jas mahal milik Pria yang baru saja di tabraknya.

"It's Oke tidak masalah" Ujar Pria itu yang ternyata sejak tadi terpaku menatapnya.

Hingga tanpa sengaja tatapan mereka beradu saat Aura ingin mengangkat kepalanya menatap Devan. Dalam beberapa menit tatapan mereka terkunci sebelum pada akhirnya Aura memutuskannya lebih dulu."

"Maaf" Sekali lagi Aura meminta maaf dan berusaha untuk pergi meninggalkan Acara perayaan Ulang tahun Stasiun televisi milik keluarganya. Kebetulan Devan datang hari itu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queenindri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemunculan Dedengkot Black Venom

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Melihat Tiba-tiba saja Faldo masuk ke ruang kerjanya, Devan lantas bereaksi marah pada anak buahnya.

Brak

Untuk kedua kalinya Devan menggebrak meja kerjanya hari ini, Matanya nampak fokus menatap tajam ke arah Faldo yang ternyata juga tengah menatapnya.

"Siapa yang mengijinkan Dia masuk ke ruang kerjaku?"

Teriak Devan menggelegar.

Kini Asisten Jo dan sekertaris Liam nampak panik, hingga kocar-kacir untuk segera masuk ke dalam ruang kerja sang atasan.

"Tuan maaf kami tadi sibuk karena tuan______"

Brak

Lagi-lagi untuk kesekian kalinya Devan menggebrak meja kerjanya hingga Asisten Jo tak berani melanjutkan ucapannya.

"Bawa dia keluar dari sini!"

Tegas, Devan nampak tidak mau lagi melihat dan interaksi berlebihan dengan sang Adik hingga memilih untuk mengusirnya dengan cara meminta anak buahnya menyeret adiknya itu keluar.

"Tidak bisa dan aku tidak mau!"

Eyel Faldo seraya menolak untuk di bawa keluar oleh Jonathan dan Liam yang sudah berusia mengajaknya keluar ruangan. Dengan tegas ia menolak mentah-mentah Ajakan asisten pribadi Kakaknya itu karena ia ingin tetap di sana guna bercengkrama dengan Kedua saudaranya. Namun Agaknya devan tidak mau pertemuannya dengan Edgar di ganggu dengan kehadiran sang adik di sana.

"Jo, Liam tunggu apa lagi? Jika dia tidak mau keluar sendiri, maka tarik saja ia keluar!".

Tegas, Devan tidak mau bernegosiasi lagi dengan Adiknya yang sejak tadi selalu membuatnya kesal.

Jonatan dan Liam nampak menganggukkan kepalanya patuh, lantas mereka mengambil jalan kekerasan dengan terpaksa menarik tangan dan menyeret Tuan Faldo untuk keluar dari sana karena terus melawan.

"Lepaskan, lepas dasar Bodoh!! Awas kalian, aku pastikan kalian tidak akan selamat karena sudah berani bertindak kasar kepadaku setelah ini!"

Faldo terus berteriak kesetanan karena amarah yang sudah bercokol di ubun-ubun.

Saat sudah sampai di ambang pintu, Mereka semua di kagetkan dengan suara bentakan yang berasal dari kejauhan, lebih tepatnya berasal dari arah tangga.

"Apa yang kalian lakukan?"

Ucap Seorang Pria paruh baya dengan wajah tegas berkumis tipis.

Deg

Asisten Jo dan Sekertaris Liam langsung terdiam dan dengan cepat melepaskan Cekalan tangan mereka dari Tangan Faldo yang sejak tadi melawan.

"Tu____Tuan"

Ujar Asisten Jo seraya menundukkan pandangannya.

Tuan Mahendra nampak melangkah kakinya mendekati Dua pengawal Cucu pertama nya yang sudah berani bersikap kurang ajar kepada sang cucu kedua.

"Kenapa kalian bertindak kasar padanya? Apa kalian Lupa siapa dia?". Imbuh Tuan Mahendra lagi

Glek

Jo dan Liam nampak saling melirik satu sama lainnya, mereka sedikit negeri dengan tatapan mata tuan Mahendra yang seakan ingin menguliti mereka berdua saat ini.

"Kenapa diam? JAWAB!!"

Bentak Tuan Mahendra hingga membuat hati Faldo menghangatkan, ia pikir ini adalah untuk pertama kalinya sang Opa mau membelanya atas ketidak Adilan yang selama ini ia terima dari sang kakak. Biasanya Faldo akan selalu di salahkan oleh sang opa jika selalu menganggu kakaknya hingga marah! namun kali ini terasa berbeda, tiba-tiba saja Opanya muncul dengan respon yang berbeda dari biasanya, tentu saja ia sangat bahagia pikirnya.

"Maaf Tuan, kami hanya sedang menjalankan tugas yang di berikan Tuan Devan pada kami!". Jawab Asisten Jo jujur apa adanya.

"Benarkah?"

Tanya Tuan Mahardika seraya memutari tubuh Asisten Jo dan Liam guna memastikan.

Glek

Lagi-lagi keduanya nampak menelan ludahnya dengan sangat kasar karena ketakutan.

"Tapi kalian punya otak kan? Kenapa kalian tidak menolak permintaannya? Kenapa kalian langsung menuruti perintahnya meskipun itu berarti seperti sebuah pelecehan pada Keluarganya macam ingin?"

Cibir Tuan Mahendra seraya menghentikan langkahnya.

"Sekali lagi maaf Tuan!".

Ujar asisten Jo seraya menundukkan kepalanya.

Tuan Mahendra nampak tersenyum mengejek ke arah Asisten Jo dan sekertaris Liam yang nampak tak berkutik setelah berhadapan dengannya. Kini tinggal Devan saja yang belum pernah merasakan ketakutan pada siapapun!!

"Apa kalian bisu hah?"

Ulang Tuan Mahendra seraya tersenyum Smirk. Ia tau jika kedua kaki tangan Cucu pertamanya itu tengah ketakutan saat ini. Tergambar jelas bagaimana sikap keduanya yang nampak kebingungan guna mencari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaannya sejak tadi.

"Ma___Maaf Tuan."

Jonatan dan Liam hanya berani mengucapkan kata Maaf dan nampak tertunduk pasrah dengan nasib mereka setelah ini.

Sementara Faldo nampak tersenyum mengejek ke arah kedua pengawal kakaknya karena merasa sudah di bela oleh sang Opa.

"Loh Opa mau kemana? Tunggu aku Opa?"

Teriak Faldo ketika melihat sang Opa berjalan melewatinya begitu saja tanpa memberi hukuman kepada Jonathan dan Liam.

Hal yang jarang di lakukan oleh Tuan Mahardika yang melepaskan musuhnya yang sudah berani mengusik keluarganya. biasanya ia akan menghukum siapa saja yang sudah berani mengusik keluarganya meskipun hanya sekedar tak sengaja menyenggolnya saat di jalan. Ia akan langsung memberi pelajaran kepada siapa saja yang berani mengusik cucu-cucunya seperti dulu saat cucunya masih kecil.

"Opa, tunggu aku! Sepertinya ada yang salah di sini!"

Protes Faldo seraya menghalangi langkah sang Opa dengan merentangkan kedua tangannya tepat di hadapan sang opa.

Sontak saja hal itu membuat Tuan Mahendra langsung menghentikan langkahnya dengan expresi wajah terkejut.

"Apa lagi?"Tanyanya.

"Opa, ini tidak adil, kenapa opa tidak menghukum mereka sepeti biasanya?"

Ulang Faldo memprotes.

"Ck. Hanya karena itu kau berani menghalangi langkah Opa?"

Tegur Tuan MaHendra dengan tatapan tajam.

Glek

Sontak Faldo langsung menelan ludahnya dengan sangat kasar karena baru menyadari kebodohannya yang sudah berani menghalangi langkah sang Opa. Ia baru ingat jika sang opa begitu membenci kepada siapa saja yang berani menghalangi langkah.

"Maaf Opa, Silahkan lanjutkan !".

Gumam Faldo seraya mempersilahkan sang opa untuk kembali melanjutkan langkahnya, ia seakan lupa dengan tujuannya menghentikan langkah sang Opa tadi.

Kini ia berdiri tepat di belakang sang Opa untuk mengikutinya kembali masuk ke dalam ruang kerja Devandra yang tengah menyidang sang sepupu di sana.

"Tuan"

Sapa Pengawal yang berdiri depan ruangan itu menundukkan wajahnya.

"Hemm" Gumam Tuan Mahendra menganggukkan kepalanya.

Faldo nampak tersenyum mengejek ke arah dua pengawal yang menundukkan kepalanya. Ia tersenyum pongah karena merasa menang saat ini, ia yakin kakaknya Devan tidak akan bisa dan tidak akan berani mengusirnya kembali dari ruang kerjanya jika ia masuk ke dalam bersama Dedengkot Grub Mafia Black Venom yang saat ini di pimpin oleh sang kakak.

"Mampus, biar si sombong itu tau, jika bukan hanya dirinya yang di sayang oleh Opa!"Gumam Faldo penuh percaya diri.

"Kau bicara apa tadi?"

Tanya Tuan Mahendra yang ternyata masih dapat mendengar gumaman sang cucu meskipun tidak terlalu jelas.

"Ahhh, tidak ada opa. Opa salah dengar kali!"

Ucap Faldo seraya menyengir kuda karena malu.

1
Naufal Affiq
hancurrrr
Eka Styawan
sangat bagus ceritanya
Naufal Affiq
Ehmmm
Ardan Masugi
lanjut
Khoirun Nisa'
lanjut thorrr, next kilatt
Naufal Affiq
ceritanya gk ada romantisnya,sampai merinding bacanya,
Febrina Wulandari
Update bnyk bnyk dongg🥹🥹
sri rahayu rahayu
Luar biasa
nonamanizzzzz
Kecewa
nonamanizzzzz
Buruk
Patrisia Seli
bagus
Khoirun Nisa'
yok lanjuttt yokkk thorr
Khoirun Nisa'
woyyyy thorrrr jangan di gantung napa sih thorr, ayo lahh thorrrr lanjutan nya cepetinnnnn.... udah penasaran banget ni🥲🥲🥲🥲🙏🏻🙃
Khoirun Nisa'
helloo kk authorr semangat ya up nyaaa,, kalo bisa cepetan ya up nyaaa.. udah penasaran banget sm kelanjutan nyaa... nih aku udah kasih 1 bunga, 1 kopi dan 1 iklan...
Nagita Marbun
kenapa aku selalu nunggu² update kelanjutannya ya, karena sepenasaran itu dibuat sama alur ceritanya. mudah mudahan update nya lebih banyak lagi y thorr, semangat thorr🔥
Khoirun Nisa'
udah aku kasih mawar nih thorr, yg cepet ya update nyaa, gak sabarr pengen baca kelanjutan nya
Tory's
lanjut
Efi Yusiyanti
judulnya selir dah nanti segini masih aja kalah, mafia apaan tuh dev
Naila
nice
Naila
nice
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!