NovelToon NovelToon
Mendadak Nikah

Mendadak Nikah

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO
Popularitas:111.9k
Nilai: 5
Nama Author: Humairah_bidadarisurga

Lingga terpaksa menjadi pasangan pengantin saat ia sedang bersembunyi di salah satu ruangan yang di jadikan ruang make up pengantin.

Lalu bagaimana nasib Lingga?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Humairah_bidadarisurga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11

Diko mengulum senyum dan menahan rasa ingin tertawanya. Pandangannya kembali lurus ke depan menonton layar besar yang ada di hadapannya. Sesekali ujung mata Diko melirik mengekor gerak gerik Lingga yang jadi salah tingkah.

Jujur saja, Lingga sudah tidak konsen melihat film horor yang masih di putar itu. Pikirannya sudah melayang jika ia berada di halaman mall, dan harus mencium pipi kiri dan pipi kanan Diko di depan umum. Mana berani? Diko itu majikannya, sedangkan ia hanya bekerja untuk Diko hanya berpura pura menjadi istri SAH, sambil menunggu Anggie, calon istri sebenarnya hadir kembali dalam kehidupan Diko.

Baru saja memikirkan bagaimana solusinya dan caranya untuk kabur atau tidak melakukan itu dengan cara yang berkelas. Film horor itu pun selesai penayangannya. Lampu dalam ruangan bisokop itu pun mulai menyala satu per satu dan Lingga terperanjat kaget dalam lamunannya.

Diko sudah menatap Lingga penuh harap hukuman dari permainan itu segera di laksanakan. Ingin sekali cepat -cepat berda di halaman mall besar itu.

"Kok malah bengong? Ayok pulang. Sudah selesai filmnya," ucap Diko pada Lingga yang tak mau beranjak dari tempat duduknya.

"Ekhemmm ... Kursinya enak, mager jadinya. Masih senang duduk di sini," ucap Lingga mencari alasan dan mengulur waktu agar apa yang tidak Lingga inginkan tidak akan terjadi.

Diko hanya melayangkan pandangannya ke arah lain. Semua penonton sudah berdiri dan keluar dai ruangan bioskop ini. Kini berganti dengan para OB yang tersebar di seluruh ruangan untuk membersihkan tempat ini karena setengah jam lagi akan di gunakan untuk pemutaran film lainnya sesuai jadwal.

"Ya sudah. Saya duluan, masa mau bantuin OB di sini. Lagi pula, pintunya akan di tutup dan di kunci. Lihat, OBnya semua laki -laki," ucap Diko dengan suara menakut -nakuti.

Diko langsung berdiri dan berjalan keluar dari barisan kursinya menuju pintu keluar ruangan bisokop itu. Lingga mengedar pandangannya ke arah sekeliling ruangan yang mulai sepi dan ikut berdiri lalu berlari mengejar Diko.

Langkah kaki Lingga begitu terdengar keras menapak pada lantai keramik dan tangannya langsung melingkar ke tangan Diko yang masuk ke dalam saku celananya. Diko begitu cool dan macho. Beberapa wanita banyak yang menatap kagum denagn ketampanan Diko, dan saat Lingga berlari lalu menggandeng lengan tanagn Diko, sontak banyak orang berbisik aneh dan sinis menatap Lingga.

Diko hanya melirik ke arah Lingga yang terlihat kacau dan berusaha mengambil napas dalam berulang kali dan mengehmbuskan dengan cepat. Diko melihat tangan Lingga yang berada di lengan tangannya. Diko membiarkannya, diam -diam Diko mulai kagum dan suka denagn keceriaan gadis itu yang membuatnya sedikit melupakan Anggie.

Langkah Diko terhenti tepat berada di depan pintu kaca yang menghubungkan mall antara bagian dalam dan bagian luar. Ternyata di luar sedang hujan lebat yang di ikuti angin kencang.

"Mau lakukan hukumannya di sini atau di depan sambil hujan -hujanan. Biar terlihat alami dan romantis," goda Diko pada Lingga yang terkejut dan tubuhnya merinding seketika.

Lingga menoleh ke arah Diko dan menelan air liurnya dengan dalam. Baru saja ia menenangkan hatinya dari perasaan takut, kini Lingga di hadapkan pada rasa malu jika melakukan hal bodoh itu di depan umum. Apa kata orang. Mall ini sangat banyak pengunjung.

Diko ikut menoleh ke arah Lingga dan menatap gadis itu lekat.

"Kenapa? Takut? Ini gandeng tangan, gak takut," ucap Diko menahan tawanya.

Lingga langsung melepas gandenagn tanagn itu dari lengan Diko.

"Ma -maaf, ini gak sengaja," ucap Lingga lemas. Kenapa hari ini menjadi hari sialnya. Padahal sejak pagi, ia begitu di puji oleh Oma Anna, lalu di bawa ketempat ini. Setelah itu malah mendapat musibah yang tak di inginkan.

"Oke gak sengaja. Terus soal hukuman?" tanya Diko pelan.

Lingga menunduk. Ia malu sekali kalau harus melakukan di depan umum. Nyalinya tak seberani itu.

"Lingga malu, Mas. Bisa tuker tempat?" tanya Lingga pelan.

"Tuker tempat? Maksudnya?" tanya Diko yang berpura -pura tak paham.

"Tuker tempat, bukan di depan halaman itu. Tapi di tempat lain yang agak sepi," ucap Lingga mencoba bernegosiasi dengan ragu.

"Oke. Bisa di atur. Kamu mau di mana? Tapi saya mau ajukan syarat lain juga. Kalau kamu mau tukar tempat, saya juga minta tukar teempat juga," ucap Diko pelan.

Saat itu, Lingga tak peduli dengan ucapan Diko. Lingga mengabaikan hingga ia melewatkan sesuatu yang penting dari permintaan Diko yang meminta tukar tempat juga.

Lingga hanya mendengar saat Diko bilang bisa di atur. Kata -kata itu sudah bisa membuat hati Lingga merasa lega dan senang.

"Nanti di mobil aja ya Mas," pinta Lingga penuh semangat. Mobil kan sepi, kalau cuma cium pipi kiri dan kanan tentu tidak akan ada masalah berat dong.

Diko hanya mengangguk pelan. Kini Diko menggandeng tangan Lingga dan berjalan keluar dari dalam mall.

"Kita lari ya, mobilnya gak jauh," ucap Diko pelan.

Lingga hanya bisa mengangguk pasrah dan ikut berlari di samping Diko. Saat mendekati mobilnya, Diko melepas tangan Lingga dan mereka membuka pintu mobilnya masing -masing di bagian samping.

Lingga langsung duduk dengan rok yang sedikit tersingkap ke atas hingga pangkal pahanya terlihat. Napas Lingga begitu memburu, lelah rasanya berlari begitu saja seperti kekurangan oksigen.

Diko mneyalakan mesin mobilnya, dan membesarkan AC di dalam mobil itu agar Lingga tak merasa kegerahan dan kepanasan. Tangan Diko terulur mengusap kening Lingga yang penuh dengan keringat bercampur air hujan dengan tisu kering yang ada di atas dashboard mobilnya.

Lingga menatap diko dan mnegambil tisu dari tangan Diko.

"Biar Lingga sendiri Mas," ucap Lingga salah tingkah sendiri dan menghapus sisa air hujan yang masih menempel di keningnya. Diko hanya mengangguk kecil dan menutup dres Lingga yang tersingkap.

Lingga menyadari keteledorannya dan berucap, "Maaf ya Mas."

Diko hanya mengangguk kecil dan memutar musik yang enak di dengar. Lagu romantis yang mengalun indah.

Lingga semakin salah tingkah, karena Diko tak segera menjalankan mobilnya.

"Kita nunggu apa, Mas?" tanya Lingga ragu. Ia lupa pada janjinya sendiri.

Diko yang sedang memukul -mukul setir mobilnya pun menoleh ke arah Lingga dan merapatkan tubuhnya ke arah Lingga.

"Kamu lupa beneran? Atau pura -pura lupa? Untuk menghindari hukuman kamu? Saya sudah kasih keringanan untuk tukar tempat dengan satu syarat lho," ucap Diko mendekatkan wajahnya pada wajah Lingga yang semakin terhimpit ke kaca jendelan pintu mobilnya.

Lingga mengerjapkan kedua matanya secara berulang kali, menyadarkan dirinya dari efek amnesia sementaranya itu.

Diko menegakkan duduknya kembali dan bersandar di joknya.

"Sini pipinya," ucap Lingga lembut.

"Pipi? Kok pipi?" ucap Diko tanpa rasa berdosa.

"Lha? Kan cuma cium pipi kiri dan kanan. Sini pipinya, biar Lingga cium," ucap Lingga pelan.

"Kamu minta tukar tempat?" tanya Diko mengulang.

"Iya. Di mobil," jawab Lingga santai.

"Saya juga minta tukar tempat, di sini, di bibir, dua kali," ucap Diko menegaskan kata -katanya dengan menghentak.

Diko menatap lurus ke depan. Ia tahu gadis yang ada di sampingnya pasti terkejut dan kini pasti belingsatan bagai belut yang terkena minyak panas.

"Kok gitu Mas?" ucap Lingga lesu.

"Kalau gak mau, ya sudah kita turun lagi, terus ke halaman mall tadi," ucap Diko dengan suara pelan. Diko menoleh ke arah belakang. Banyak para pengunjung mall yang terjebak hujan dan menunggu berjajar di depan pintu keluar dari mall tersebut.

Lingga juga ikut menoleh ke arah belakang dan menggelengkan kepalanya cepat. Mau tidak mau, suka tidak suka, Lingga harus menuruti ucapan Diko.

Lingga menatap ke arah depan. Hujan deras dan lebat memang menutup kaca besar di depan. Arah pandangannya jadi tak terlihat karena guyuran hujan yang terlalu deras. Lingga mencari waktu yang pas untuk mengambil ancang -ancang dan posisi yang tepay untuk mencium bibir Diko. Sebentar mencium di sini hanya mengecup bukan di ikuti ******* dan permainan lidah seperti kebanyakan pasangan suami istri atau pasanagn kekasih. Ingat, Lingga hanya istri pura -puranya Diko.

Lingga menegakkan duduknya dan melirik Diko yang nampak santai dan tenang melipat tangannya di depan dada sambil menyandarkan tubuhnya di jok lalu memejamkan kedua matanya. Bibirnya berkomat kamit sedikit bersenandung kecil mengikuti lirik lagu yang sedang di putar.

CUP ...

Lingga mencium bibir Diko. Bibir yang dingin dan terasa empuk itu membuat Diko membuka kedua matanya dan menatap Lingga yang masih terdiam di depan Diko. Lingga langsung menarik tubuhnya dan duduk tegak kembali. Jantungnya terus berdegup keras dan rasanya detak jantungnya ingin berhenti saat bibirnya menempel pada bibir tebal Diko.

"Satu lagi," ucap Diko datar.

Diko hanya melirik Lingga yang membuang wajahnya. Rasanya ingin lari dari tempat itu sejauh -jauhnya dari hadapan Diko.

"Ha -harus dua kali?" tanya Lingga ragu.

"Iya dong. Dua kali. Kan tadi pipi kanan dan kiri," ucap Diko santai.

"Mas Diko merem lagi deh. Biar Lingga cium sekarang. Lingga kan malu," ucap Lingga lirih.

Diko melirik Lingga yang memang sudah terlihat memerah wajahnya karena malu.

"Oke merem," ucap Diko kembali dengan posisi yang sama seperti tadi. Bedanya Diko lebih menurunkan jok kursinya agak landai.

Benar saja, saat Lingga bersiap mencium bibir Diko yang kedua kali. Degub jantung Lingga makin keras berdetak.

CUP ...

Tubuh Lingga sedikit turun seolah menindih tubuh Diko dan bibir Lingga menempel pada bibir Diko. Dengan cepat, Diko pun memeluk dan melingkarkan tangannya di pinggang Lingga lalu membuka bibir tebalnya agar bisa ******* bibir mungil Lingga. Sontak Lingga melotot, Diko juga menatap wajah Lingga yang cantik danlucu megegmaskan saat melotot. Satu tangan Diko menekan tengkuk leher Lingga hingga tumpuan sikut Lingga yang menopang tubuhnya pun runtuh tepat di atas tubuh Diko. Diko memainkan lidahnya, di dalam mulut Lingga.

"Eunghhh ...." desah Lingga sambil melepaskan ciuman yang sedikit memanas itu. Tubuh Lingga masih terkunci dalam pelikan erat Diko.

"Mas ... Lingga mau duduk," ucap Lingga terbata.

"Aku masih ingin seperti ini," ucap Diko lembut sambil membenarkan rambut Lingga yang sedikit berantakan.

Lingga hanya bisa mengehmbuskan napasnya halus sekali. Rasanya ia malah pada situasi yang tidak enak. Kalau begini terus, lama -lama ia bisa jatuh cinta beneran pada Diko.

1
Cornelia Pujiastuti
kok critanya jd gk jelas gini ya
Cornelia Pujiastuti
iztri yg tak dihargai gituuu lan handoko oon
Indriani Kartini
wah2 kyanya ada geter2 nich hendiko
Qaisaa Nazarudin
Serasa berada di atas awan,Setelah itu di hempaskan,Itu saja hukuman bg cowok sombong kek Juna,Tapi pesan ku buat Mona,Jangan sampai SENJATA MAKAN TUANNYA..
Qaisaa Nazarudin
Goochaa..Mampos kalian,Tinggal nunggu KARMA UTK EMAKNYA ..👏👏👏👏👍👍👍
Qaisaa Nazarudin
Lho kok gitu,Harusnya Diko udah kehilangan Lingga,Jangan sampai Diko kehilangan anaknya,Kalo Lingga masih ada,pasti dia kecewa banget,Diko gak ngehargain anaknya hasil buah cinta mereka,Waahh tambah kecewa aku sama Oma terlebih pada Diko,Gila.. Bener2 gila mereka..😡😡😡🤦🤦🤦
Qaisaa Nazarudin
lho lho Kok Ending nya gini sih thor,Wahh gak terima aku,Baru juga mau bahagia,Semoga aja ini cuman mimpi Diko doang yah..🙏🙏
Qaisaa Nazarudin
Kenapa gak di jual aja dan bli mobil biasa,Dari mobil bagus hitu di swap gitu aja,Rugi dong??
Qaisaa Nazarudin
Ini bukan salah kamu Lingga,Ini nih ulahnya si Jalang yg gak tau diri itu..
Qaisaa Nazarudin
Berarti Diko udah tau siapa Anggie dan gimana Anggie di belakangnya?? Masih mau berharap lag sama tu jalang Dik??
Qaisaa Nazarudin
Waahh Leo,Kalo bener dia emang cari mati,Tapi baiknya utk berjaga-jaga aja Diko,jangan terlalu percaya sama orang,Sesiapa pun bisa jadi musuh dlm selimut..
Qaisaa Nazarudin
Antusias nya Oma..😄😄😄
Qaisaa Nazarudin
Wah Diko junior bakalan Launching nih..🤲🤲👏👏👍👍
Qaisaa Nazarudin
Gila si Anggie,10 tahun dia selingkuhin Dan memperbodohin Diko,,Mana2 Model yg ku baca di novel2 pasti kelakuannya kek gini..Murahan banget..
Qaisaa Nazarudin
Bukan salah mu Lingga,Mana2 istri pasti akan melakukan dan berpikiran yg sama dgn mu sekarang ini..
Qaisaa Nazarudin
Benar apa yg Lingga bilang,Diko harus selesain masalalu nya kalo mau terus melangkah ke masa depan,Setiap mengigau dan bercinta masih menyeru nama Mantan,Siapa juga yg g marah dan kecewa,Jangan Egois Diko...
Qaisaa Nazarudin
Woooww..Woooww...👏👏👏 Pasti Diko gak tau nih, Udah ku duga dia yg selalu pengen nyelinap masuk ke kamar Diko malem2 pasti mau menjebak Diko,Untung aja Diko gak mau..
Qaisaa Nazarudin
👏👏👏👏👍👍👍👍😂😂
Qaisaa Nazarudin
Noh mulai nih dengan WATADOS=WAJAH TANPA DOSAnya dtg kesini,Mampos tuh ada Oma Anna,Berdepan kamu dgn Oma..😏😏
Qaisaa Nazarudin
Waaahh udah MP aja mereka..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!