NovelToon NovelToon
GETIH REGET

GETIH REGET

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Selingkuh / Romantis / Tumbal / Hantu
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lind Setyani

Hubungan rumah tangga Nadin dengan suaminya semakin hari semakin memanas sejak kepindahan mereka ke rumah baru. Nadin mencurigai perlakuan aneh suaminya sejak kedatangan pembantu barunya, belum lagi kejadian-kejadian aneh yang kerap kali ia dapatkan mulai dari dirinya yang sering di ganggu sosok menyeramkan dan rumah yang kerap kali berbau anyir. Tidak ada gelagat aneh yang di tunjukkan pembantunya itu, akan tetapi Nadin menaruh kecurigaan besar terhadap pembantunya.

Kecurigaan Nadin terbukti saat ia tidak sengaja mempergoki suaminya yang tengah bergumul dengan sang pembantu di saat dirinya sedang tidak di rumah. Di tengah keputusannya untuk bercerai ia justru di buat bingung dengan sang suami yang mendadak menjadi sakit-sakitan. Sampai akhirnya semua mendapat titik terang saat Nadin di datangi temannya yang memiliki kelebihan khusus dan menjabarkan semua hal-hal aneh yang sedang di hadapi Nadin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lind Setyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RUMAH BARU

Mobil yang di kendarai oleh Nadin dan suaminya menepi di sebuah halaman rumah yang baru mereka beli. Setelah satu tahun menikah Nadin dan suaminya memutuskan untuk memilih tinggal sendiri di sebuah rumah minimalis dengan harga yang lebih miring. Memang tidak begitu besar rumahnya tapi cukup luas jika untuk ditinggali berdua saja.

Nadin turun dari mobil dan diikuti oleh sang suami, ia terus tersenyum karena mulai hari ini ia akan benar-benar hidup mandiri bersama suaminya saja.

"Suka? " Reno melingkarkan tangannya di pinggang istrinya yang tidak henti-henti tersenyum bersyukur.

"Suka banget, terima kasih Mas. " Nadin mencium pipi suaminya.

"Ini kuncinya, kamu masuk dulu. Aku mau nurunin barang-barang dulu. " Reno menyodorkan sebuah kunci yang langsung di terima oleh Nadin dengan penuh antusias.

Setelah pintu terbuka Nadin langsung di hadapkan oleh ruang tamu yang berisikan satu buah sofa abu-abu tua panjang dan satu sofa dengan warna senada untuk satu orang. Di tengahnya terdapat meja kaca panjang dan juga televisi pada dinding sebelah kanannya. Semua barang-barangnya sudah tidak tertutup kain karena kemarin sudah ada orang suruhan yang dimintai untuk membersihkannya terlebih dahulu sebelum mereka tinggali.

Nadin berjalan ke arah belakang yang ternyata sebuah ruang keluarga dengan sofa yang hampir sama seperti ruangan depan, di ruangan ini juga ada televisinya juga hanya saja ukurannya lebih kecil dari ruangan depan. Nadin menghidupkan semua lampu dan membuka semua jendela supaya tidak pengap. Satu persatu ruangan ia cek untuk memastikan semua masih sangat bagus.

Reno menghampiri istrinya yang sedang melihat-lihat ruangan dapur, ia memeluk pinggang Nadin dari belakang dan mencium pucuk kepalanya. Mereka berdua bersyukur sekali akhirnya apa yang mereka impikan sedari lama terwujud hari ini juga. Sudah sangat lama sekali mereka berdua ingin hidup sendiri tanpa harus menumpang lagi pada kedua orang tua setelah menikah tapi halangan selalu saja ada yang membuat mereka harus terus menunda.

Awalnya mereka berdua berencana untuk membangun rumah sendiri dari nol tapi karena salah satu usaha Reno mengalami gulung tikar dan membuatnya mengalami kerugian banyak, Reno yang tidak tega melihat penantian istrinya yang harus mengalami kekecewaan memilih mencarikan rumah untuk mereka tinggal sementara. Tidak jauh dari rumah sang istri, Reno mendapatkan tawaran rumah yang cukup nyaman untuk mereka berdua tinggali di tambah harga yang ditawarkannya juga sedikit lebih miring dibandingkan dengan perumahan lainnya.

Nadin tidak masalah dimana mereka akan tinggal, tapi ia memang memiliki keinginan untuk membangun keluarga sendiri dan belajar menjadi wanita mandiri untuk suaminya. Ia sangat bersyukur sekali menikah dengan Reno yang selalu mengusahakannya, awalnya Nadin menolak saat Reno tetap berencana membeli sebuah perumahan di saat usahanya yang baru saja mengalami gulung tikar tapi Reno tetap memaksa membeli rumah dari uang tabungan mereka.

"Terima kasih ya Mas, aku suka sekali dengan rumahnya. " Nadin membalas pelukan suaminya yang lebih tinggi darinya.

"Nanti kita cari pembantu, supaya kamu tidak kerepotan untuk mengurusnya. Kamu kan masih harus mengurus toko roti juga. " Tawar Reno yang masih memeluk erat sang istri.

"Tidak mau Mas, aku mau mengurus rumah sendiri. Toko bisa aku atur jam bukanya. Pokoknya aku mau belajar mengurus rumah sendiri. " Tolak Nadin mengurai pelukannya.

Reno tersenyum mendengar penolakan istrinya yang umurnya jauh tujuh tahun di bawahnya itu. Ia mengangguk untuk menuruti keputusan istrinya yang katanya ingin belajar jadi istri mandiri di umurnya yang masih 23 tahun. Reno yang lebih dewasa memang harus sering mengalah saat menghadapi sifat istrinya tapi ia sebisa mungkin akan mengusahakan kebahagiaannya Nadin.

"Yasudah." Reno menangkup kedua pipi istrinya karena gemas melihat muka cemberutnya.

Jam setengah enam Nadin bangun dan menuju dapur, ia teringat belum punya bahan apapun yang bisa di buat sarapan. Kulkas juga masih kosong, bahkan mie instan pun mereka tidak ada. Nadin bingung sendiri karena biasanya Reno tidak bisa melewatkan sarapan pagi sebelum berangkat ke toko ponsel miliknya sendiri sedangkan Nadin tidak ada menyiapkan bahan masakan apapun.

Nadin menyambar cardigan putih dan mengambil dompet di tas untuk membeli apapun yang bisa di buat sarapan. Di gerbang gerbang depan rumah Nadi celingukan untuk melihat siapa tahu ada sebuah toko terdekat di sekitar rumahnya. Saat menoleh ke arah jalan sebelah kanan Nadin seperti melihat sebuah ruko yang tidak terlalu besar. Jaraknya hanya sekitar empat rumah dari rumah barunya, Nadin menghampiri ruko tersebut berharap ada sesuatu yang bisa beli.

Benar saja saat Nadin sudah sampai ia bisa melihat rak etalase yang berjajar di dalamnya. Seorang wanita seumuran dengannya sedang menunggu di depan sebagai kasih. Nadin masuk ke dalam untuk mencari bahan yang akan ia beli, ia sedikit mempercepat jalannya karena takut suaminya keburu bangun sebelum dia kembali kerumah.

Karena terburu-buru, Nadin sampai tidak melihat jika ada seorang wanita yang berjalan dari arah kiri, karena terhalang rak etalase dan jalan Nadin yang sedikit buru-buru sehingga membuatnya tidak bisa mengelak saat tiba-tiba ada seseorang yang nongol dari arah sampingnya alhasil mereka berdua bertubrukan dan membuat barang belanjaan wanita yang Nadin tabrak jatuh ke lantai semua.

"Aduh maaf Mbak. Saya minta maaf tidak sengaja, " Nadin memungut barang belanjaan milik wanita yang ia tabrak, untungnya hanya barang-barangnya saja yang jatuh sedangkan orangnya dapat Nadin lihat hanya sedikit terkejut.

"Tidak apa-apa Mbak, saya juga minta maaf tidak lihat mbaknya tadi, " dia juga ikut memungut barang-barangnya yang terjatuh.

"Ini biar saya ganti aja Mbak, jadi pecah semua gini, " Nadin mengambil kantong plastik bening yang berisikan telur akan tetapi sebagian sudah pecah akibat berbenturan dengan lantai.

"Tidak usah Mbak, tidak apa-apa nanti saya bisa beli yang baru lagi, " tolaknya halus seraya ingin mengambil bungkusan plastik yang sedang di pegang Nadin.

"Sudah Mbak tidak apa-apa, oh iya ini tadi ngambilnya dari mana ya Mbak sekalian saya juga mau beli soalnya? " Nadin bertanya karena tadi ia memang berencana membeli telur.

"Di sebelah sana Mbak, mari saya antar. " Wanita tadi berjalan memutar dari arahnya semula dan Nadin mengikuti dari belakang.

Pada rak yang terisi berbagai mie instan di bagian bawah sendiri ternyata ada jajaran telur yang sudah terbungkus plastik bening. Nadin mengambil dua plastik, satu untuknya dan satunya lagi untuk mengganti rugi wanita yang tadi ia tabrak.

"Biar saya bayar sendiri saja Mbak, " wanita itu masih terus memaksa.

Jangan lupa tinggalkan like dan comment, terima kasih.

1
Apa ini jadi awal terbuka rahasia pembantunya?
Baru baca, dah bersambung aja.../Facepalm/
Tapi nenek itu siapa? Jangan2 itu berhubungan dengan Naya lagi/Blush/
Disclaimer!!

Hmm... maaf nih, ya. Aku bukan ingin membenarkan karena aku lebih tahu atau gimana. Tapi sebenarnya, ada beberapa dialog yang bisa dipisah, dan membuat antar karakter/tokoh terasa lebih ke memang sedang melakukan percakapan.

Aku tak ada niatan untuk menggurui, tapi ini hanya masukan dariku sebagai pembaca./Pray/

Misalnya, saat awal Nadin masuk, sebenarnya ia bisa diberi gambaran kecil kenapa ia bertanya, "Mas, kamu kenapa?" terus "Masih ada yang sakit?" dan tindakan sebelum benar-benar masuk lalu bertanya. Jadi, tak mendadak bertanya.😅

Semangat ya, thor. Aku tunggu update selanjutnya~/Determined//Smile/
Linn: terima kasih kak atas masukannya☺ untuk kedepannya saya akan lebih memperhatikannya lgi seperti saran kakak🙏
total 1 replies
Bingung mau komen apa
Linn: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Meski kebanyakan narasi, tapi kakak cepat juga upnya. Baru selesai kemarin baca, eh udah ada lagi/Facepalm/
Linn: aamiin terima kasih banyak☺☺
total 3 replies
Lanjut, thor~/Determined/
Kesalahan yang mereka lakukan adalah tak adanya komunikasi.
Ini bisa di sedikit dipadatkan, untuk bagian meletakkan tas. Cuma saran dariku.
Sepertinya, aku bisa menebak orangnya deh~😅
Delapan kilo?🤔 What?!
Oh pantaslah/Facepalm/
Jikapun begitu, bukannya Nadin masih bisa ke toko, ya🤔
Aku penasaran, siapa wanita yang ada di prolog, ya?
Izin mampir, kak.🙏
Lagi menjelajah novel horor soalnya, hehe~😅
Linn: wahh terimakasih kak sudah mampir di cerita saya😍
total 1 replies
Arif Tegal
emang ada tah
Linn: ada kak, hanya saja mungkin sudah jarang yang menggunakannya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!