NovelToon NovelToon
Tuan Alpha, Sang Bayangan

Tuan Alpha, Sang Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Si Mujur / Cinta Murni
Popularitas:203
Nilai: 5
Nama Author: Adrina salsabila Alkhadafi

Arga, seorang remaja yang lahir dari darah daging ayahnya sendiri, tumbuh di rumah besar yang justru terasa asing baginya. Kehangatan keluarga yang seharusnya menjadi tempat berlindung berubah menjadi penjara dingin — penuh tatapan acuh, hinaan, dan kesepian.

Ayah yang dulu ia panggil pelindung kini tak lagi memandangnya. Cinta dan perhatian telah dialihkan pada istri baru dan anak-anak tiri yang selalu dipuja. Sementara Arga, anak kandungnya sendiri, hanya menjadi bayangan yang disuruh, diperintah, dan dilukai tanpa belas kasihan.

Namun di balik luka dan penghinaan yang menumpuk, Arga menyimpan api kecil dalam hatinya — tekad untuk bertahan, dan bangkit dri penderitaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2: Warisan Titan, Lahirnya Tuan Alpha

​Suara di seberang telepon terdengar menua, tetapi tajam dan skeptis.

​"Tuan Alpha? Warisan Titan? Nak, jika ini lelucon, aku tidak punya waktu. Hubunganmu dengan Titan Labs sudah terputus lama."

​Arga, yang masih duduk di sudut toko kopi 24 jam itu, menyandarkan punggungnya, membiarkan dirinya tenggelam dalam peran barunya.

​"Tuan Dharma," balas Arga, suaranya kini tenang dan penuh otoritas yang ia paksa keluar. "Anda bisa melihat file enkripsi 'PROYEK TITAN' di server lama Anda. File itu dibuka tepat pukul 01:15 dini hari ini. Di sana tercantum nama saya, Arga Satya Wardhana, dan hak waris saham pendiri 51% Titan Labs. Atau, haruskah saya mengirimkan kutipan perjanjian rahasia yang ditandatangani oleh Anda dan mendiang Ibu saya, Karina Adhiyatma?"

​Keheningan di ujung sana terasa mencekam. Arga tahu ia telah menekan tombol yang tepat.

​"Di mana kau sekarang?" tanya Tuan Dharma akhirnya, nada suaranya berubah dari skeptis menjadi waspada.

​"Di tempat yang jauh dari pengawasan Ayah saya," jawab Arga. "Saya tidak ingin bertemu di kantor. Saya ingin bertemu di tempat yang tidak mencolok. Besok, pukul 10 pagi. Di bawah Flyover dekat dermaga lama. Jangan bawa pengawal. Datang sendiri."

​Arga mengakhiri panggilan, mematikan ponselnya, dan menyandarkan kepala ke belakang. Jantungnya masih berdebar, tetapi bukan lagi karena takut, melainkan karena adrenalin.

​Ia baru saja mengambil kendali atas sebuah perusahaan teknologi raksasa, dan ia baru saja memerintah seorang CEO berpengalaman seperti Tuan Dharma.

​Pukul 10 pagi. Sesuai janji, Arga menunggu di dermaga lama. Lokasi itu kotor, tersembunyi dari hiruk pikuk kota yang Ayahnya bangun.

​Sebuah mobil sedan hitam mewah tiba. Tuan Dharma turun, seorang pria paruh baya dengan pakaian necis, tatapan mata yang tajam, dan aura lelah seorang pebisnis kelas atas. Ia membawa sebuah briefcase kulit.

​"Kau... Arga?" Tuan Dharma menatap Arga dari ujung kaki hingga kepala. Remaja yang berpakaian lusuh, dengan tas ransel tua, dan mata yang dipenuhi kesakitan. "Kau terlihat seperti gelandangan, bukan pewaris 51% Titan Labs."

​"Pewaris Titan Labs baru saja 'dibuang' oleh Ayah kandungnya sendiri karena menolak menjadi tukang kebun," Arga membalas tanpa emosi. "Mari kita bicarakan bisnis, Tuan Dharma."

​Mereka duduk di bangku kayu yang usang. Tuan Dharma membuka briefcase dan mengeluarkan setumpuk dokumen.

​"Ibumu... Karina... adalah wanita yang visioner dan sangat protektif," Tuan Dharma memulai. "Saat dia menikah dengan Rendra, dia tahu Rendra hanya peduli pada real estate dan uang tunai. Karina mendirikan Titan Labs untuk menciptakan 'jaring pengaman' bagimu. Jika Rendra gagal, atau—" Tuan Dharma berhenti sejenak, "—atau jika ia menyakitimu, warisan ini adalah jalan keluarmu."

​Tuan Dharma menjelaskan:

​Kepemilikan Saham: Arga adalah pemegang saham mayoritas. Namun, kepemilikan itu harus disembunyikan menggunakan perusahaan holding anonim agar Rendra (Ayah) tidak dapat melacaknya melalui celah hukum perusahaan properti.

​Titan Labs: Fokus Titan adalah pada keamanan siber dan database properti canggih. Ironisnya, PT. Adhiyatma Karya adalah salah satu klien utama mereka, menggunakan sistem keamanan Titan untuk melindungi data proyek-proyek rahasia mereka.

​Kendali: Tuan Dharma menjabat sebagai CEO operasional. Tapi kendali strategis, pemungutan suara dewan, dan semua keputusan 'balas dendam' ada di tangan Arga.

​"Karina memintaku menjadi wali amanahmu, Arga," kata Tuan Dharma, matanya melembut. "Tapi di usia 18, kau sudah legal. Kau bisa mengambil alih sekarang. Tapi kupikir, kau tidak ingin muncul tiba-tiba sebagai pemilik Titan, bukan?"

​"Benar," Arga membalas. "Jika saya muncul sebagai pewaris Titan, Rendra akan langsung curiga dan menganggap saya merebut warisan yang seharusnya menjadi haknya. Itu terlalu mudah."

​Arga berdiri, menatap kerumunan dermaga yang sibuk. Visi balas dendamnya mulai terbentuk, sejelas cetak biru properti Ayahnya.

​"Saya ingin Titan Labs tetap di bawah kendali Anda. Saya tidak akan muncul sebagai Arga Wardhana, pewaris sah. Saya akan muncul sebagai Tuan Alpha—seorang software engineer jenius yang misterius."

​"Lalu, apa rencanamu?"

​"Saya akan menggunakan modal yang diberikan oleh Titan Labs—modal yang seharusnya diberikan kepada saya untuk saham minoritas, sesuai deal awal—untuk mendirikan perusahaan startup tandingan di bawah Tuan Alpha," jelas Arga. "Sebuah startup kecil, tapi disruptif. Saya tidak akan menghancurkan PT. Adhiyatma Karya dari Titan. Saya akan menghancurkannya dari bawah, menggunakan startup saya sendiri, di depan mata Ayah saya."

​Tuan Dharma tersenyum tipis. "Ide yang bagus. Rendra akan terlalu sibuk memandang ke atas—ke Titan—hingga ia tidak melihat apa yang tumbuh di bawah kakinya."

​Arga menerima sejumlah besar uang tunai sebagai modal awal dari Tuan Dharma. Uang itu bukan dari kas Titan, melainkan dari aset pribadi Karina yang sudah disiapkan untuknya.

​Langkah pertama: Markas Rahasia.

​Arga menyewa sebuah gudang tua di kawasan industri yang jauh dari jangkauan properti mewah Adhiyatma. Gudang itu kotor, tetapi memiliki bandwidth internet yang sangat cepat—satu-satunya hal yang Arga butuhkan.

​Langkah kedua: Tim Kecil yang Loyal.

​Tuan Dharma merekomendasikan dua orang talent terbaik dari Titan Labs yang sudah lama lelah dengan birokrasi perusahaan besar dan siap untuk tantangan baru:

​Dina (25 tahun): Seorang Data Analyst jenius yang sangat teliti, ahli dalam mencari celah legal dan kerentanan data. Arga menunjuknya sebagai CFO (Chief Financial Officer) sementara.

​Alex (24 tahun): Hacker etis dan Full-Stack Developer. Pemberontak sejati, benci dengan kemapanan korporat, dan senang dengan tantangan merusak sistem. Arga menjadikannya CTO (Chief Technology Officer).

​Pertemuan pertama di gudang itu dingin dan formal.

​"Selamat datang," sambut Arga, berdiri di tengah gudang yang kosong itu. "Saya Tuan Alpha. Mulai hari ini, kita adalah perusahaan AURORA TECH."

​"Aurora Tech?" tanya Dina, mengerutkan dahi. "Apa filosofinya?"

​"Aurora adalah cahaya di kegelapan pagi, yang muncul setelah malam yang panjang," jawab Arga, matanya memancarkan tekad. "Kita akan menjadi cahaya baru di dunia teknologi yang gelap dan korup ini."

​Alex yang cuek tiba-tiba tertawa. "Menarik. Jadi, apa proyek kita, Tuan Alpha? Kita akan membangun game konyol?"

​"Kita akan membangun sistem Audit Properti berbasis Blockchain," jelas Arga. "Sistem yang bisa melacak setiap pergerakan dana, kepemilikan, dan izin properti secara transparan dan tidak bisa dimanipulasi."

​Dina terkejut. "Itu... Itu akan melanggar bisnis kotor banyak perusahaan properti besar. Itu target yang sangat berani, Tuan Alpha."

​"Tepat," kata Arga, seringai kecil muncul di bibirnya. "Dan siapa perusahaan properti terbesar yang memiliki sistem audit paling rapuh, dan yang akan paling menderita jika transparansi itu muncul?"

​"PT. Adhiyatma Karya," bisik Alex, matanya bersinar.

​"Benar. Ayah saya," Arga mengangguk. "Proyek pertama kita adalah membangun kunci yang bisa membuka semua kotak pandora Rendra Satya Wardhana. Kita akan menguji sistem ini di lingkungan mereka. Ini akan menjadi proyek paling sulit dan paling rahasia yang pernah kalian kerjakan. Jika kita gagal, kita hancur. Jika kita berhasil, kita mengambil alih pasar."

​Selama beberapa minggu berikutnya, Arga, Dina, dan Alex bekerja tanpa henti di gudang. Arga, sebagai Tuan Alpha, menunjukkan kepemimpinan yang dingin, fokus, dan kecerdasan analitis yang luar biasa. Dina dan Alex, meskipun awalnya skeptis, kini loyal.

​Arga tidak hanya membangun software. Ia membangun identitas. Ia menggunakan teknologi untuk menciptakan sejarah palsu Tuan Alpha—seorang jenius yang lulus dari MIT secara anonim, dan kini muncul untuk mengubah industri.

​Saat fajar menyingsing di jendela gudang, Arga melihat email masuk dari Tuan Dharma.

​Subjek: Perkembangan di Adhiyatma Karya.

​Arga (Tuan Alpha),

Rendra baru saja menerima dana besar dari investor asing untuk proyek resort terbarunya, 'The Zenith'. Proyek ini adalah segalanya baginya, dan kegagalan di sini bisa menghancurkan Adhiyatma Karya. Sementara itu, Vino dipromosikan lagi. Dia semakin arogan dan akan menjadi lawan terbesarmu di internal perusahaan.

PS: Titan Labs diminta untuk melakukan audit keamanan siber di Zenith Project. Ini adalah kesempatanmu.

​Arga tersenyum. Proyek The Zenith adalah titik lemah Ayahnya. Jika The Zenith runtuh, seluruh kerajaan Adhiyatma Karya akan ikut hancur.

​Ia membuka interface Aurora Tech yang baru saja selesai ia rancang. Di kolom target, ia mengetik tiga nama:

​Rendra Satya Wardhana (Ayah)

​Binar Larasati (Ibu Tiri)

​Vino Adhiyatma (Saudara Tiri)

​Di bawahnya, ia mengetik sasaran utama: Zenith Project.

​Arga, kini Tuan Alpha, mematikan laptopnya. Ia bukan lagi anak yang menangis meratapi beasiswa yang direbut. Ia adalah pebisnis. Ia adalah hacker. Ia adalah predator yang keluar dari kegelapan.

​Ayah, kau bilang aku mati dari keluarga ini. Kau benar. Dan sekarang, yang kau hadapi bukanlah anakmu yang lemah, tapi musuh terbesarmu yang kau ciptakan sendiri.

Selamat datang di permainan, Rendra.

1
Rabi'ah
ceritanya lumayan bagus loh, kok gak rame
putri lindung bulan: mungkin karena baru,semoga kedepannya lebih rame lagi,makasi ya,selalu suport
total 1 replies
putri lindung bulan
Rumah seharusnya tempat berlindung, tapi baginya rumah adalah penjara.
Dihina, disakiti, diabaikan — hingga akhirnya ia memilih pergi, membawa luka yang berubah jadi kekuatan.
Bertahun-tahun kemudian, dunia berbalik.
Anak yang dulu diremehkan, kini berdiri di atas cahaya keberhasilannya.
mari masuk ke dunia Tuan alfa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!