NovelToon NovelToon
Aluna

Aluna

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Fantasi Wanita / Cintapertama
Popularitas:827
Nilai: 5
Nama Author: Sri Asrianti

Menceritakan tentang seorang gadis cantik bernama Aluna yang terjebak dalam roda waktu. Aluna secara tidak sengaja menemukan sebuah buku kuno di rumah yang baru saja ia tempati. Secara ajaib gadis itu terlempar ke masa lalu di sebuah kerajaan kuno.

Aluna yang bingung dengan keadaan tersebut, tiba-tiba saja di tangkap dan di bawa kehadapan ratu di kerajaan tersebut. Ratu yang mengira ia adalah mata-mata dari musuh memerintahkan untuk mengeksekusi gadis itu.

Akankah Aluna bisa selamat dari hukuman sang Ratu? Atau hidupnya akan berakhir di negeri tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Asrianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 2

Di larang keras untuk copas, tindakan tersebut dapat di pidanakan dengan hukuman dan denda

Happy reading

Cahaya mentari terlihat masuk melalui celah jendela kamar Aluna. Setelah membersihkan diri dan kamarnya. Gadis itu mendekat membuka jendela tersebut. Segera udara pagi menelisik masuk ke penciumannya.

"Udara di sini sangat sejuk, berbeda dengan di kota." Ucap pelan Aluna. Ia dapat melihat anak-anak yang berjalan berdampingan dengan seragam sekolahnya. Bapak-bapak yang pergi ke sawah, dan ibu-ibu yang terlihat membawa setumpuk pakaian di wadah, sepertinya akan pergi ke sungai untuk mencuci. Aluna menarik nafas dalam, merasakan sejuknya pagi.

Tok tok tok

"Non Aluna." Seseorang di luar memanggil.

Aluna segera beranjak membuka pintu, terlihat asisten rumah tangga neneknya.

"Non, nenek sudah memanggil untuk sarapan pagi." Ucapnya dengan sangat sopan.

"Baik bi, aku akan ke sana."

Menunduk, Pamit.

Aluna keluar dari kamar dan segera menuju dapur. Di sana telah duduk nenek Lusi dan Adam yang menunggunya. Aluna mengucapkan selamat pagi.

"Aluna, setelah makan ayah dan nenek akan pergi ke kebun stroberi yang ada di ladang yang kita lewati kemarin, kamu lihat kan?" Ayahnya memulai percakapan. Diperjalanan kemarin ayahnya memang memperlihatkan berbagai kebun milik neneknya, Aluna menatap takjub pada luas kebun-kebun itu. Di sana terdapat berbagai jenis buah-buahan dan sayuran segar.

Aluna menganggukkan kepala, berkata iya.

"Apa kamu mau ikut sayang?"

Aluna berpikir sejenak, ia masih merasa lelah karena perjalanan kemarin, walaupun hanya 5 jam, tapi gadis itu yang jarang sekali melakukan perjalanan jauh masih merasa itu sangat melelahkan.

"Aluna di sini saja ayah, besok-besok saja aku ikut, aku masih merasa agak lelah." Memegang belakang lehernya, Nenek Lusi tersenyum.

"Ya sudah, kamu di sini saja. Tapi lain kali kamu harus ikut yah."

Aluna mengangguk.

"Kamu juga bisa melihat-lihat rumah ini sayang, berkeliling melihat semuanya kalau kamu merasa bosan."

"Nek, apa di sini ada perpustakaan?"

Aluna berpikir neneknya pasti memilikinya, sebab di rumah mereka di kota ada satu perpustakaan di rumahnya yang di penuhi oleh buku-buku pelajaran, novel dan lainnya, mengingat ayah dan ibunya juga sangat gemar membaca buku.

"Tentu saja ada sayang, ada di lantai 2 kamar paling pojok di sebelah kanan. Kamu bisa ke sana nanti." Senang karena Aluna memiliki hobi yang sama dengannya.

"Baik nek." Balas Aluna dengan tersenyum, sejak kemarin dia memang ingin menjelajahi setiap inci rumah ini, ia sangat penasaran ruangan apa saja yang bisa ia temui di sini. Aluna sudah mulai membayangkan perpustakaan itu, ia akan mencari buku-buku pelajaran dan buku cerita fantasi di sana.

...

Adam dan nenek Lusi berangkat ke kebun satu jam yang lalu, sementara Aluna masih berada di kamarnya. Gadis itu terlihat masih memainkan ponselnya, berkirim pesan pada sahabatnya Ara.

Tak lama, ia sudah mulai bosan, kembali menatap sekeliling kamarnya yang luas. Ingin membaca novel di ponsel, tapi matanya sedikit sakit karena terus menatap ponselnya itu. Jadilah, ia memutuskan untuk pergi ke perpustakaan pribadi neneknya.

Aluna keluar dari kamar, berpapasan dengan bi Ijah yang sedang menyapu di ruang tengah. Mereka saling bertukar senyum.

"Nona butuh sesuatu?" Tanyanya.

"Tidak bi, aku hanya ingin pergi ke perpustakaan nenek."

"Oh, baik, sudah tahu perpustakaannya ada di mana nona?"

"Iya bi, nenek sudah bilang tadi."

Bi Ijah balas tersenyum, melanjutkan kegiatannya.

Aluna berlalu, menaiki tangga menuju lantai 2 rumah itu. Ada tiga kamar yang ia telah lewati. Aluna terus berjalan perlahan, dan sampailah ia di ruangan paling pojok disebelah kanan. Aluna membuka pintu kayu itu, melangkah masuk ke perpustakaan pribadi neneknya. Mulutnya menganga melihat ribuan buku yang tersusun rapi di lemari dan rak-rak yang besar. Nuansa cat hijau tua di ruangan ini begitu menenangkan, Aluna tak hentinya takjub, ia kira perpustakaan neneknya akan sama dengan yang ada di rumahnya yang berada di kota, nyatanya jauh lebih besar dari yang ia bayangkan.

"Aku rasa, aku tidak akan bosan jika berada di rumah ini." Gumamnya senang, Aluna mulai menjelajahi perpustakaan itu dengan riang. Mencari berbagai buku yang ia sukai untuk menikmati masa senggangnya selama liburan ini. Ia mengambil ensiklopedia yang berisi tentang berbagai planet dan tata Surya (Ia juga sangat menyukainya), dua buah novel romansa, dan hei... Aluna kini tertarik pada sebuah buku yang tampak usang. Buku itu berada di sebuah rak yang paling atas, rak yang tingginya sekitar 2,5 meter. Entah mengapa Alina begitu penasaran dengan buku tersebut.

Gadis itu mulai berjinjit mencoba meraih buku tersebut, namun sekuat apapun ia berusaha tentu ia tidak akan menjangkaunya. Tingginya yang hanya 155cm itu membuatnya kesulitan. Tak mau menyerah, Aluna mengedarkan pandangan ke berbagai arah di ruangan tersebut mencari tangga ataupun alat yang bisa ia gunakan.

Matanya berbinar kala melihat sebuah kotak balok yang cukup tinggi. ia mulai mengambil benda itu, mengarahkannya pada tempat yang di inginkannya. Aluna menjadikannya tempat berpijak, mulai menaiki balok itu, dan yap... buku itu berhasil didapatkannya. Aluna tersenyum senang, kembali turun dari balok kayu. Ia menatap buku itu sebentar lalu duduk di salah satu sofa mini yang ada di ruangan itu.

Aluna meletakkan buku-buku yang telah ia pilih sebelumnya di atas meja yang ada di depannya. Ia lalu mengambil buku yang tadi ia ambil di rak paling atas dengan antusias, menatap buku itu dengan wajah berseri. Buku itu tampak sangat indah walaupun sedikit usang, sampul tebal berwarna emas membuatnya terlihat bersinar, ukuran akar pohon dengan bingkai gambar sebuah istana semakin membuat buku itu terlihat kuno namun menawan. Ia meraba buku itu dengan senyum, membayangkan isi dari buku itu mungkin adalah kisah yang menarik.

"Wah... sampul buku ini sangat Indah, aku jadi penasaran dengan isi bukunya." Aluna mulai ingin membuka buku itu, tapi tunggu jemarinya tak bisa membalik sampul buku itu.

Bingung, ia terus berusaha dengan keras, hingga keringat terlihat di dahinya. Sedikit kesal ia meletakkan buku itu di meja. Aluna bersandar menyilangkan tangannya di dada menatap buku itu dengan seksama.

Gadis itu memicingkan matanya kala melihat sebuah tombol yang sangat kecil di bagian bawah sampul buku itu. Lalu mengambil buku itu kembali.

"Apa ini adalah tombol untuk membuka buku ini?" Tanyanya penasaran.

Tanpa menunggu waktu lama, ia segera menekan tombol itu, bunyi klik terdengar seketika. Aluna tersenyum, ia lalu membalik sampul buku itu dan....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!