Pertemuan antara lelaki bernama Saddam dengan perempuan bernama Ifah yang ternyata ibu kosnya Ifah adalah gurunya Saddam disaat SMA.
Ingin tau cerita lengkapnya, yuk simak novelnya Hani_Hany, menarik loh... jangan lupa like, komen, dan ajak para readers yang lain untuk membaca. yuks
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2
Ifah turun dari mobil angkutan umum lalu melangkahkan kakinya di RS Mujaisyah. Sampai di depan RS tersebut Ifah mengambil ponselnya untuk menghubungi Bunda Amma, dibagian mana mereka akan bertemu. Sambil menunggu Ifah mengedarkan pandangan seperti melihat temannya lewat.
"Itu seperti Ida, dari mana ya dia? Mungkin aku salah orang", gumamnya pelan. Setelah beberapa menit menunggu diangkatlah telfonnya oleh bunda.
"Halo Ifah, dimana ki de?"
"Di depan RS Mujaisyah bunda, kita dibagian mana ki?"
"Masuk ke dalam de, saya dibagian Poli, sebelah kanan, sama k mamaku disini de".
"Iye bun saya kesitu cariki", jawab Ifah sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam RS tersebut.
"Bismillah, mana ya bunda... Owh itu, hay bun?" sapanya seraya menghampiri.
"Hay, duduk siniki de, ini mamaku, ma ini Ifah teman kelasku dulu di S1 PAI," seraya memperkenalkan Ifah pada mamanya bunda Amma bernama Rahma.
Ifah mengulurkan tangannya seraya bersalaman dengan bunda Amma dan mama Rahma. Lalu duduk disamping bunda Amma sambil menunggu antrian mereka bercerita.
"Betulkah tidak ada pacar ta de?"
"Iye bun, ada apakah bun? Bikin penasaran ki," jawabnya sambil menggerutu.
"Begini de, ada itu temanku namanya bunda Mita nah beliau itu diamanahkan sama temannya supaya mencarikan perempuan shalehah karena mau dikenalkan ke anak temannya laki², sudah kerja mi tapi saya juga belum jelas bagaimana itu orangnya, bagus kalau ketemu ki bunda Mita de". Ucapnya sambil tersenyum ramah serta antusias yang ditunjukkan.
"Hah.... Owh maksudnya saya mau dikenalkan sama laki² anak teman ta bun?" bertanya dengan sedikit syok dan berusaha menetralkan kekagetan yang Ifah miliki.
"Iya. Kenalan saja dulu nanti kalau cocok ya lanjut tapi kalau tidak cocok kan bisa berteman saja". Ucapnya sambil memberi semangat.
"Iya boleh juga bun".
"Sebentar saya telfon dulu bunda Mita katanya mau kesini juga cek up". Tut tut tut.....
"Halo Assalamu'alaikum bunda Mita".
"Waalaikumsalam Amma, iye kenapa ki de?"
"Dimana ki bun, saya di RS Mujaisyah ini bersama Ifah itu teman saya yang pernah saya ceritakan". tanya bunda Amma semangat.
"Iye saya di depan RS karena baru tiba ini, baru mau masuk. Dimana ki? Kita ketemu saja di dalam de."
"Iye bun, saya di bagian Poli sebelah kanan".
"Iya de. Assalamu'alaikum".
"Waalaikumsalam".
***
...****************...
Pertemuan bunda Amma dan bunda Mita sebelum bertemu Ifah, tepatnya tanggan 11 Oktober 2017.
"Amma, adakah temanmu masih cewek de, yang belum menikah?" tanyanya semangat.
"Banyak bun, tapi rata² di kampungnya bun, ada apa bun?"
"Ada ini temanku anaknya mau dikasih kenal sama cewek shalehah kalau cocok mau dijadikan isteri. Tolong carikan ya de kalau ada, saya juga sudah shalat malam ini untuk mencarikan jodohnya, kalau jodoh ya AlhamduLillah. Hehehe". Serius cerita tapi dibarengi candaan ringan. Mereka bertemu di pengajian Akbar tepatnya di Masjis Agung Palopo.
"Iya bun nanti saya carikan, saya tanya dulu temanku kalau belum ada pacarnya".
"iya de, kabari saja nah".
"iye bun". Mereka tutup percakapannya karena acara akan dimulai.
...****************...
"Assalamu'alaikum Amma, inikah yang mau dikenalkan ke saya? Wah Masya Allah... Semoga cocok ya". Seraya mengulurkan tangan lantas duduk disamping Ifah yang kosong dengan penuh semangat.
"Waalaikumsalam bunda," jawab Ifah, bunda Amma, dan Mama Rahma bersamaan.
"Kenalkan saya Mita teman guru sama Amma meski beda sekolah," ucap bunda Mita seraya mengulurkan tangannya sambil berkenalan.
"Bagaimana Amma sudah cerita sama kita nak kalau saya mau kenal kan ki dengan anak teman saya, teman pengajian saya disana perumahan, beda lorong saja", penuh semangat bunda Mita bertanya pada Ifah. Bunda Mita panggil Ifah nak karena perkiraan usianya sama dengan anaknya bahkan mungkin Ifah lebih muda, bunda Mita orangnya ramah, baik, humble, dan penyayang.
"Alhamdulillah bun, bunda Amma sudah cerita ke saya, insya Allah saya berkenan diperkenalkan dengan anak teman bunda," menjawab seraya tersenyum manis.
"Kasih dulu no wa nya, ini ponsel bunda".
"08x xxx xxx x07, tabe bun, ini no saya". Ifah berkata sambil menyodorkan hp milik bunda Mita.
"Siapa nama ta?"
"Nurul Ifah bun".
"Baiklah akan bunda simpan, nanti bunda chat ya kalau ada waktu senggang untuk ketemuan lagi". Ucapnya sambil menyimpan hp dalam tasnya.
"Iya bun terima kasih".
"Kalau begitu saya kesana dulu, disana saja saya menunggu untuk cek up". Sambil pamitan, bersalaman dan beri salam perpisahan.
"Silahkan bun".
Setelah kepergian bunda Mita, bunda Amma menemani mama Rahma cek up, karena nomor antrian telah dipanggil giliran untuk menghadap dokter. Ifah menunggu di tempat yang semula karena bunda Amma mengajaknya ke rumahnya untuk mengambil buah sambil cerita².
Beberapa menit kemudian keluar bunda Amma dan mama Rahma dari ruangan dokter, setelah menyelesaikan urusan kami pulang ke rumah bunda Amma naik angkutan umum.
"Sebenarnya saya belum ketemu sama itu anak temannya bunda Mita de, tapi insya Allah baik itu, karena tidak mungkin bunda Mita asal²an mau na kenalkan ki de,".
"Iye bun," menjawab sambil tersenyum kikuk.
"Tidak apa² kenalan dulu toh, kalau jodoh ya AlhamduLillah, kalau bukan tidak apa² juga, banyak teman jadi banyak rezeki," penuh semangat berasa muda kembali.
"Iya bun," hanya itu yang Ifah katakan seraya malu² seolah dirinya tidak laku padahal banyak yang antri. Wkwkwkwk
*
Sebelum kejadian ini, sudah ada beberapa yang memperkenalkan Ifah dengan laki² baik itu temannya teman, saudara teman, keluarga atau bahkan adik kelasnya di kampus juga ada yang mendekatinya. Hanya belum ada yang berjodoh sehingga semua hanya teman. Bisa dikata Teman ya teman, Mantan ya mantan, Calon suami ya orang baru.
"Ntahlah, tapi unik juga karena kebanyakan orang teman bisa jadi jodoh, mantan jadi jodoh karena kembali menjalin cinta, kakak kelas, adik kelas, guru, dosen, dan lainnya orang yang berada di sekitarnya, tapi jodohku aku belum tau". Gumam Ifah dalam hati.
**
Kembali pada cerita bersama bunda Amma, itu terjadi pada 1 November 2017. Ifah menjadi mahasiswi Pascasarjana di Program Studi Pendidikan Agama Islam IAIN Palopo, angkatan 2016, jadi saat itu berarti Ifah sudah semester 3. Ifah mahasiswi yang rajin, giat belajar, fokus karena tidak bekerja selain belajar, mudah akrab dengan dosen, meski dia hanya anggota dalam kelas tetapi perannya sangat penting. Selama menjadi mahasiswi Pasca, Ifah menjadi narahubung antara mahasiswa ke dosen untuk menanyakan jadwal kuliah maupun lain hal yang berurusan dengan kampus. Meski bukan ketua tingkat tapi Ifah yang aktif dalam hal² yang berbau kampus, bahkan jadi bendahara, jadi penulis makalah, dan masih banyak lagi.
***
Tiba di rumah bunda Amma bersama mama Rahma yang langsung istirahat di dalam kamar, maklum karena mama Rahma sudah usia senja harus banyak istirahat.
"Masuk ki de, sini istirahat sambil minum² air dingin dulu".
"Iye bun, disini saja di teras sejuk", menjawab sambil duduk di kursa teras. Sebenarnya rumah bunda Amma dengan Kos Ifah itu berlawanan kalau dari arah RS Mujaisyah, bukan singgah tapi terus ke rumah bunda Amma. Sambil menikmati waktu sore tidak masalah jalan² dulu. Hehehe
"Sini masuk, Ini diminum dulu sirupnya de, ada kue kering ini mama yang bikin", berjalan menuju meja ruang tamu sambil mengajak Ifah untuk masuk dan menikmati hidangan luar biasa buat anak kos.
"Terima kasih bun, wah repot² saja tapi boleh juga karena haus nih," selorohnya sambil mengambil gelas lalu meminumnya hingga setengah gelas habis airnya. Sirup ABC rasa jeruk segar melegakan tenggorokan.
"Santai saja, jadi bagaimana, mau jiki dikasih kenal sama anaknya temannya bunda Mita kan? Nanti kabari k saja kalau mau diajak ketemuan de supaya sama² ki pergi".
"Oh gitu bun, iya saya tunggu kabar saja bun dari kita atau dari bunda Mita".
"Iya de. Minum miki dan cicipi kuenya".
"Iye bun". Sambil menikmati minum dan kue, Ifah berpikir bahwa hari sudah semakin sore, kalau makin larut nanti akan susah mencari angkutan umum.
"Iye pale bun, makasih banyak nah, mau maka pamit pulang ini sudah sore". Berpamitan sambil berdiri untuk melangkahkan kaki keluar rumah.
"Ok de hati² nah". Sambil melambaikan tangan.
"Assalamu'alaikum bun".
"Waalaikumsalam wr wb".
***
Perjalanan pulang dapat mobil angkutan umum meski sudah mulai jarang karena waktu sudah sore mulai petang. Syukurnya masih ada penumpang yang ditemani, parno juga kalau hanya sendiri, meski dekat was² karena banyak kejahatan dimana² menakutkan.
Setibanya di kos langsung istirahat di kamar baring² kasih lurus badan sambil berpikir. "Jalani saja, Allah tau apa yang terbaik" gumamnya dalam hati.
****
Keesokan harinya waktunya ke kampus mencari referensi, melanjutkan penyusunan Tesis lebih tepatnya memperkuat kualitas penelitian karena Ifah sementara meneliti di Masamba Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Cukup jauh lokasi dari Palopo sekitar 1 jam lebih 15 menit, minimal 1 jam sudah sampai kalau berkendara secara ugal²an.
Ifah meneliti di Masamba karena temannya yang mengajaknya bernama Imha, alasannya karena di Masamba ada teman yang menjadi kepala sekolah disana bernama pak Arif. Jadi kenapa Imha mengajak meneliti disana karena kepala sekolah temannya, disana ada rumah keluarganya, sambil jalan² supaya tidak jenuh, dan supaya mudah ketika mengambil data penelitian. Kalau bagi Ifah ya tidak masalah karena kesana bisa bersamaan Imha. Tapi ternyata judulnya Imha belum diajukan apalagi di setujui ketua Prodi? Nah jadi Ifah jalan duluan deh untuk menyelesaikan Tesis penelitiannya. Terkadang Ifah kesana dengan Imha, kadang sendiri dan bermalam di rumah temannya, bahkan bermalam di rumah junior hingga seniornya saat kuliah S1 dulu.
Lanjut ke Kampus mencari referensi di perpustakaan, sendirian melangkahkan kaki dengan gontai, karena kalau mau ajak teman harus tunggu menunggu dan harus berjadwal, kalau berangkat sendiri kapan pun mau pergi tidak ada yang larang. Sampai di dalam perpustakaan ternyata bertemu teman kelas, ada Jihan, dan Nima. Mereka kan gank nya Ifah hehehe. Di dalamnya ada Ifah, Imha, Jihan, Nima, Reski, dan Ana, jadi digabung menjadi JAN2R. Namun, selama semester 3 Reski sudah jarang hadir karena belum membayar biaya semester sehingga tidak melanjutkan pendidikan.
...----------------...
...----------------...
Apa saja percakapan Ifah dan teman²nya saat diperpus? Penasaran, yuk ikuti terus tulisan author.
Happy reading♡♡♡