NovelToon NovelToon
MISTERI PUSTU TUA

MISTERI PUSTU TUA

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Cintapertama
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Desy kirana

Dini Ariani seorang dokter muda harus rela untuk mengemban tugas di sebuah desa terpencil. Ia di tugaskan menjadi seorang tenaga medis di sebuah Pustu Tua yang berada di kampung terpencil.
Di hari pertamanya bekerja, Dini mendapatkan shift malam untuk menjadi dokter jaga di Pustu tersebut. Dini ditemani seorang bidan bernama Naura yang juga merupakan petugas medis dari luar daerah yang di tugaskan di Pustu tersebut.

Malam itu mereka mendapatkan pasien yang akan melahirkan, seperti biasa Naura melihat pasien yang diantarkan menggunakan andong, karena memang daerah tempat mereka bertugas merupakan desa terpencil. Hanya andong yang biasa di jadikan warga sebagai transportasi umum.
Pasien yang mereka tangani merupakan pasien misterius.
Pasien misterius seperti apa yang di maksud?

Dan malam seterusnya saat mendapatkan shift malam, Dini selalu mengalami hal-hal di luar nalar nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perawat misterius

Keesokan paginya Kanaya dan Dini sudah bersiap untuk kembali ke rumah mereka. Dokter dan seorang perawat yang akan menggantikan tugas mereka sudah datang.

"Gimana semalam shif pertamanya dok?" tanya Lusi perawat wanita yang memakai seragam putih-putih.

"Hhh, ya begitulah. Ada kejadian aneh semalam. benar-benar di luar nalar." kata Dini.

"Hahaha! Pustu ini memang sedikit unik dok, aku sudah khatam dengan gangguan yang terjadi.' Lusi tertawa mendengar perkataan Dini.

"Bukan dari Pustu ini, tapi semalam aku dan Kanaya mendapatkan pasien dari alam ghaib." ujar Dini lagi.

Lusi yang sedang menyisir rambut menghentikan kegiatannya dan duduk di depan Dini. Dokter Rinto yang merupakan dokter senior juga ikut menimbrung.

"Gimana maksudnya kak?" tanya Lusi penasaran.

Dini lalu menceritakan pengalamannya semalam membantu kelahiran dari pasien alam ghaib. Ia juga menunjukkan beberapa lembar daun kering yang semalam di berikan keluarga pasien tersebut.

"Nih, liat. Semalam suaminya pasien itu kasih uang sebelum pergi. Tapi pas mereka menghilang. uang ini menjadi daun kering." ujar Dini.

Lusi memegang daun kering itu diatas meja dan meneliti nya." impossible!" gumam Lusi pelan.

"Hhhh, tapi itu kenyataannya." kata Dini.

Dini berdiri dari duduknya dan mengambil jedai dari dalam tasnya dan menjepit rambutnya menggunakan jedai.

"Aku pulang dulu ya Lusi, dokter Rinto." kata Dini lalu keluar meninggalkan mereka berdua.

.

Malamnya Dini kembali ke Pustu, malam ini dirinya berjaga seorang diri karena Kanaya mendapatkan jatah libur.

Dini memasuki Pustu yang sudah kosong karena memang petugas jaga sudah kembali, hanya ada penjaga di bagian luar bernama Samsul.

Samsul sudah berpuluh tahun menjadi penjaga Pustu ini.

Malam ini sedikit membuat Dini merinding karena di luar rintik hujan sedang turun. Justru rintik hujan yang seperti ini membuat Dini takut karena orang bilang, kuntilanak akan berkeliaran di cuaca gerimis seperti ini.

Dini menutup pintu Pustu dan duduk di balik meja dengan bermain ponsel. Ketika sedang mendengarkan murotal. Dini di kejutkan dengan kedatangan seorang pria yang memakai kemeja berwarna blue sky yang telah basah dan juga beberapa luka di tubuhnya.

Dini langsung berlari menghampiri Andre dan memapahnya.

"Mas, kenapa bisa kaya gini?" tanya Dini dan membawa Andre keatas brangkar. Dan mengambil perlengkapan untuk mengobati Luka Andre.

"Motor Saya nabrak tiang listrik mbak, nggak keliatan gara-gara kaca helmnya kena air hujan." kata Andre dengan meringis menahan perih di beberapa tubuh nya yang terluka.

"Astaga, terus gimana sama motornya mas? Parah nggak?" kata Dini sambil membersihkan luka Andre menggunakan cairan infus.

Andre tersenyum menatap Dini yang sedang mengobati lukanya. "Kok malah nanyain motor saya sih mbak?" kata Andre sambil mengulum senyumnya.

Mendengar perkataan Andre Dini merasa tidak enak, ia tersenyum getir dan menggaruk tengkuknya.

"Eem, maaf mas. Saya basa-basi aja. Mas nabrak tiang listrik dimana? Jauh dari pustu ini?" Tanya Dini dan kembali mengobati Luka Andre menggunakan iodine. Andre berteriak kesakitan karena lukanya terasa perih.

"Aaaah, sakit mbak perih!" rintih Andre.

Dini tersenyum melihat Andre. "Mas, udah nggak usah teriak! Saya lagi obatin ini. Kaya anak kecil aja." kata Dini. Dengan tangan menutup luka Andre menggunakan plester luka.

Setelah selesai mengobati luka pada beberapa tubuh Andre, Dini merapihkan kembali peralatannya. Dan mengembalikan ke tempatnya semula.

Dini memberikan satu tablet pereda nyeri dan satu tablet antibiotik pada Andre.

"Di minum dulu ya mas, biar nggak infeksi luka nya." kata Dini, setelah Andre menerima obatnya Dini memberikan air minum kemasan.

"Terimakasih mbak, sepertinya kaki saya keseleo ini. Karena tadi terperosok ke dalam Siring." kata Andre.

Dini lalu memeriksa pergelangan kaki Andre dan ternyata pergelangan kaki Andre membiru.

"Waah, iya ini mas. Keseleo. Sebentar ya saya ambilin minyak gosok." kata Dini dan mencari minyak gosok di dalam tasnya.

meskipun Dini merupakan dokter, ia terkadang masih melakukan pengobatan secara tradisional saat sakit. Seperti melakukan kerokan saat merasa kembung dan masuk angin. Jadi Dini selalu membawa minyak angin kemanapun ia pergi.

Dini mengusapkan minyak ke pergelangan kaki Andre yang memar secara perlahan.

"Mas, sebaiknya menginap dulu di Pustu ini sampai besok ya. Karena nggak mungkin kan, mas pulang dengan kondisi seperti ini, nanti biar aku minta pak Samsul buat ambil motor nya mas!" kata Dini sambil terus menggosok kaki Andre.

Andre tersenyum melihat Dini telaten menggosok kakinya.

"Memangnya mas ini mau kemana, malem-malem keluyuran. Sudah tau hujan!" kata Dini lagi.

"Saya baru kembali dari kota mbak, mau pulang ke rumah saya di kampung sedap malam, eeeh pas sampai sini ternyata hujan, padahal sepanjang jalan nggak hujan, kaca helm saya ketutupan air hujan, jadi nggak lihat ada tiang listrik di depan, akhirnya nabrak deh." kata Andre menjelaskan.

"Mas nya ninggalin motor nya dimana? Biar saya minta penjaga Pustu ini untuk mengambilnya." kata Dini.

"Di gardu ronda ujung jalan mbak, semoga motor saya nggak hilang deh." kata Andre. Dini mengangguk dan berjalan keluar mencari Samsul.

Saat berada di luar, Dini merasa merinding karena tiba-tiba angin berhembus kencang hingga menerbangkan rambutnya.

"Pak Samsul!" teriak Dini sambil celingukan kesana kemari. Karena tak menemukan Samsul di bagian depan, Dini menuju ke pos penjaga di gerbang Pustu.

Sementara Andre merebahkan tubuhnya diatas berangkar sambil merasakan sensasi nyeri dari luka-luka nya dan pergelangan kakinya.

Saat baru beberapa menit memejamkan matanya, ia mendengar suara troly medis di dorong. Ia menatap kearah ujung lorong Pustu yang minim pencahayaan, ia melihat seorang perawat dengan pakaian serba putih dan memakai nurse cup di kepalanya mendekati ruangan tempat Andre berada yang tidak Dini tutup pintunya.

Andre berusaha untuk duduk meskipun sulit karena berpikir perawat itu akan memeriksa keadaanya. Karena sudah 30 menit lebih Dini belum kembali.

Perawat tersebut masuk ke ruangan Andre dan memeriksa kondisi Luka Andre.

Andre merasakan merinding ketika tiba-tiba ada angin berhembus menerba kulitnya. Andre tersenyum menatap Perawat wanita itu yang hanya diam membisu dengan ekspresi datar. Andre juga merasakan tangan perawat tersebut sangat pucat dan dingin hingga Andre bisa melihat urat yang berada di dalam kulit.

"Maaf sus, mbak yang tadi nolongin saya kemana ya?" tanya Andre dengan tersenyum ramah.

Perawat tersebut yang sedang membersihkan luka Andre menghentikan aksinya dan menatap Andre dengan tatapan kosong. Wajahnya sangat pucat hingga bibirnya memutih.

Perawat tersebut menggelengkan kepalanya dan kembali membersihkan luka Andre menggunakan cairan yang seperti Dini berikan.

Kemudian ia memberikan bubuk pada luka Andre dan kembali menutupnya menggunakan plester.

"Maaf sus, tapi mbak yang tadi baru beberapa menit mengobati luka saya." kata Andre ramah.

Perawat tersebut kembali menatap Andre.

"Menggunakan bubuk ini luka mu akan cepat mengering dan kamu tidak akan merasakan sakit." kata Perawat tersebut dengan nada datar, Andre mengangguk dan memperhatikan perawat tersebut membereskan perlengkapan medis nya dan keluar ruangan Andre dengan mendorong troly medis itu.

Andre merasakan memang sudah tidak merasakan perih lagi pada luka-lukanya. Ia kembali merebahkan tubuhnya diatas brangkar dan memejamkan matanya karena mengantuk sekali.

Sementara Dini basah kuyup karena mendorong motor milik Andre seorang diri, Dini tidak menemukan keberadaan Samsul, sehingga ia memutuskan untuk mengambil sendiri motor milik Andre yang terparkir di pos ronda di ujung jalan.

meskipun merinding, tapi Dini tak tega membiarkan motor Andre di ambil orang. Ia mendorong motor Andre sampai ke depan Pustu dan memarkirkannya.

Dini masuk ke dalam Pustu dan mengambil baju yang ia bawa dari dalam tas, Dini memang selalu membawa baju ganti saat dinas, karena ia takut jika mengharuskan mengganti pakaian setelah melakukan tindakan pada pasiennya.

Setelah mengganti pakaiannya Dini menghampiri ruangan dimana Andre beristirahat. Dini melihat Andre sedang tertidur dengan posisi tangan menutupi wajahnya.

.

Keesokan paginya, Andre terbangun sekitar pukul 5 pagi. Ia turun dari ranjang karena ingin melaksanakan sholat subuh yang sudah terlewat beberapa menit. Ia merasakan luka-lukanya sudah tidak sakit dan perih, selain pergelangan kakinya yang masih ngilu karena keseleo.

Ia melihat Dini yang masih melaksanakan sholat dengan posisi membelakanginya. Andre menuju ke toilet yang berada di ujung untuk mengambil wudhu.

Saat akan membuka pintu toilet pria, Andre di kejutkan dengan Dini yang baru keluar dari toilet wanita, sepertinya habis berwudhu.

"Loh, mas, kok udah jalan, memang udah nggak sakit?" Tanya Dini dengan mengusap wajahnya yang basah.

Andre meneguk ludah nya menatap Dini di depannya dan menoleh kearah ujung, namun ia tak melihat siapapun. Hanya ada kursi roda kosong dan juga mukena yang tergantung di capstok.

1
laras hati
bu dokter baik sekalii
Roewina
dini sih suka goda godain Andre
Roewina
nama papanya dini berubah lagi menjadi Ronald, 🤔Ronald , Ridwan balik Ronald lagi 🤭😇
Desy kirana: maaf kak aku lupa sory ya
total 1 replies
Roewina
hadeeh beneran ada pasar malam pa ga ya? jangan " pasar malamnya para makhluk yg tak kasat mata😱
Desy kirana
Terimakasih kakak sayang. tunggu karya ku selanjutnya ya😘😘
Heri Wibowo
Terima kasih buat autor atas ceritanya, ditunggu karya selanjutnya.
FiaNasa
klau ada dini didunia nyata tentunya kasihan dokter² yg lain karna contoh kelakuan dini yg bejat
FiaNasa
jangan salahkan Andre ,,dininya yg kegatalan,bukankah dini duluan yg pertama kali merayu Andre untuk melakukan hubungan intim,,dokter kok kelakuannya minus
Roewina
lanjut Thor
Roewina
duuh yg LG jatuh cinta🤭🥰
Roewina
Baron baru jadi anak pejabat RT aja gayanya sok jagoan ,
Heri Wibowo
sudah tahu salah kok masih terus terus dilakukan
Heri Wibowo
kasihan anaknya tidak bernasaf ke ayahnya.
FiaNasa
dini sebagai dokter kok jadi murahan ya,,jadi males bacanya,,mencerminkan contoh dokter tak baik
FiaNasa
kok dini sudah agresif aja sih,,sebagai dokter harusnya bisa menjaga imej depan calon suami..ini malah kayak liat gitu sih
Roewina
Thor nama papa nya dini Ronald pa Ridwan ? 🤦😇
Desy kirana: aku lupa kak, hahaha sory ya 😘😘😘
total 1 replies
Roewina
🤔🤔🤔mo ngomongin apa yaaa?
Roewina
lanjut
Roewina
serem tapi seru, lanjut thor
Heri Wibowo
Ronald sudah tahu anaknya suka berzina Kenapa tidak dicegah
Desy kirana: Karena dulu dia juga begitu /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!