NovelToon NovelToon
Duda Vs Anak Perawan

Duda Vs Anak Perawan

Status: tamat
Genre:Cintamanis / Patahhati / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Santi Suki

Yusuf, duda beranak satu yang baru saja ditinggal oleh Aisha, istrinya yang meninggal karena mengalami kecelakaan. Dia harus membesarkan Asiah seorang diri karena ibunya harus merawat ayahnya yang sakit stroke.
Yusuf dan Asiah tinggal di apartemen milik perusahaan yang khusus diberikan kepadanya oleh Sarah, CEO sekaligus anak pemilik perusahaan tempat Yusuf bekerja sebagai Direktur Keuangan. Dimana dia juga bertetanggaan dengan Zulaikha, seorang gadis SMA yang tidak tahu malu dan selalu menggodanya, tetapi sangat sayang kepada Asiah. Zulaikah terang-terangan selalu bilang cinta pada Yusuf. Namun, Yusuf selalu menganggapnya angin lalu dari gadis kecil yang kurang kasih sayang orang tua.
Asiah selalu dititipkan ke sebuah lembaga pendidikan sekaligus penitipan anak, yang akan di jemput saat jam pulang kerja. Di sana Yusuf bertemu dengan gadis Sholeha bernama Bilqis, yang selalu mengingatkannya akan sosok almarhum Aisha. Membuat Yusuf mulai terpaut hatinya akan kealiman dan kelembutan mahasiswi magang tersebut.
Namun, cintanya mendapat pertentangan dari keluarga Bilqis karena statusnya yang duda beranak satu.
Bagaimana kisah Yusuf membesarkan Asiah yang aktif dan sering membuatnya mati kutu?
Siapakah yang akan mendapatkan cinta Yusuf? Sarah, anak perawan yang anggun dan cerdas. Zulaikha, anak perawan penggoda dan jahil. Atau Bilqis, anak perawan sholeha yang penyabar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#Asiah Juga Ikut Sama Bunda

     Kabar meninggalnya Aisha membuat orang tua Yusuf dan Ayah mertuanya terpukul. Mereka merasa sangat kehilangan. Bukan hanya pihak keluarga saja yang bersedih. Para tetangga dan teman-teman pengajian Aisha, semuanya ikut berbelasungkawa dan banyak dari mereka yang menangis. Kebanyakan orang-orang yang mengenal Aisha, tidak percaya akan berita meninggalnya dia. Sebab, kemarin mereka masih bertemu dan bertegur sapa.

     Sosok Aisha yang ramah dan cerdas juga baik hati, membuatnya di sayangi dan disegani oleh banyak orang. Apalagi orang-orang jompo yang tidak memiliki sanak saudara. Aisha selalu mengirim mereka masakan setiap hari dan memberi sedikit uang. 

"Aisha, kamu itu masih muda, Nak. Kenapa kamu duluan yang meninggal. Kenapa bukan nenek yang sudah bau tanah ini saja yang meninggal," kata salah satu tetangga Yusuf yang usianya sudah sangat tua.

"Iya, Aisha. Kamu masih punya anak kecil. Nenek rela kalau harus menukar nyawa agar kamu hidup," ucap wanita lanjut usia lainnya yang sering meminta tolong kepada Aisha untuk mengambilkan air dari sumur.

"Mbok, Nenek. Kalian jangan begitu! Kasihan Aisha. Kita harus merelakan Aisha. Lebih baik kita doakan agar Aisha diterima iman dan islamnya. Diampuni dosa-dosanya, diterima segala amal ibadahnya, dilapangkan dan diterangkan di alam kuburnya. Semoga kita di akhirat bisa bertetangga dengan Aisha di surga," balas Hajar—ibunya Yusuf. 

"Aamiin," jawab para pelayat.

     Asiah duduk di pangkuan Yusuf dia menghapus air mata Ayahnya yang masih saja terus keluar. Bocah kecil yang biasanya aktif bergerak dan berbicara, kini agak pendiam.

"Ayah. Apa Bunda akan sehat setelah pergi ke surga nanti?" tanya Asiah sambil memandang wajah Yusuf.

"Iya. Tentu saja, Sayang. Bunda tidak akan merasa sakit saat di sana," jawab Yusuf.

"Alhamdulillah, kalau begitu. Karena Asiah lihat tadi di perut Bunda ada darahnya banyak sekali. Pasti itu sakit sekali, ya?" Asiah masih berceloteh.

"Hmm." Yusuf menganggukkan kepala.

"Bunda, hebat ya, Yah. Dia tidak nangis. Kalau Asiah berdarah suka menangis, 'hu ... hu ... Bunda, sakit' gitu," ujar Asiah sambil mempraktekkan bagaimana dia menangis saat merasa kesakitan.

     Yusuf memeluk tubuh putrinya. Hanya Asiah yang bisa memberikan kekuatan padanya saat ini.

"Nak Yusuf, lubang kuburannya sudah selesai digali. Kita sudah bisa membawa jenazah untuk di kebumikan," kata Pak RT.

"Baik, Pak RT," balas Yusuf.

"Ayah, mereka akan membawa Bunda kemana?" tanya Asiah saat keranda diusung oleh beberapa orang.

"Bunda, akan di kebumikan, Sayang. Biar Bunda cepat ketemu sama orang-orang baik lainnya," jawab Yusuf menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anaknya.

"Ah, Bunda mau bertemu sama Allah! Asiah juga ikut sama Bunda," tukas Asiah langsung berlari mendekati orang-orang yang sedang menanggung keranda mayat.

"Mang, Asiah juga mau ikut sama Bunda! Asiah juga mau ketemu sama Allah. Kata Bunda, Allah itu Maha Baik. Jadi, Asiah nggak akan dimarahi 'kan kalau ikut?" tanya Asiah kepada Mang Sabar yang bertetangga di samping rumahnya. Dia melihat bocah berumur 3 tahun lebih itu dengan tatapan nanar. Hatinya terasa tersayat mendengar celotehan anak dari wanita calon penghuni kubur.

"Asiah, jangan ikut Bunda. Nanti Ayah sedih. Tuh, lihat! Ayah menangis." Mang Sabar menunjuk pakai dagu ke arah Yusuf yang berdiri tidak jauh darinya.

"Kan Ayah juga bisa ikut aku sama Bunda," balas Asiah.

     Semua orang yang bersiap mengantarkan jenazah ke komplek pemakaman umum, menangis mendengar ucapan Asiah. Mereka bingung harus bilang apa pada anak kecil yang cerewet.

"Asiah, Bunda kamu meninggal. Maka, harus dikubur. Seperti Kakek Haji Sholeh dulu, dikubur di pemakaman sana. Kamu tidak boleh ikut sama Bunda. Karena kamu masih hidup," kata Fathur anak laki-laki Mang Soleh yang usianya 9 tahun dan duduk di kelas 4 sekolah dasar.

"Kak Fathur, nakal! Kenapa Asiah nggak boleh ikut sama Bunda. Asiah juga mau ketemu sama Allah," Asiah berteriak sambil menangis.

"Karena kamu masih hidup sedangkan Bunda sudah meninggal. Kamu yang bodoh, mana ada orang hidup ingin dikubur." Fathur membalas karena nggak mau mengalah sama bocah yang sering dia jahilin.

"Ayah, Kak Fathur nakal!" Asiah berlari dan memeluk kaki Yusuf.

     Hajar langsung memangku cucunya dan menyuruh Yusuf agar cepat-cepat pergi dengan para pelayat lain. Asiah berteriak-teriak memanggil nama 'Bunda dan Ayah' saat keranda mayat dan para pelayat pergi menjauh menuju pemakaman umum.

***

     Yusuf duduk di samping kuburan Aisha. Dia mendokan agar istrinya ditempatkan yang terbaik di sisi Tuhan pemilik nyawa semua makhluknya. Sudah hampir 2 jam, Yusuf berjongkok di sana sampai terdengar suara adzan Dhuhur berkumandang.

     Saat pulang ke rumah, dilihatnya Asiah sudah tertidur dengan pipi yang basah oleh air mata. Yusuf membelai sayang, kepala putrinya dengan pelan.

"Yusuf, sudah sholat Dhuhur?" tanya Hajar.

"Sudah, Bu. Tadi berjamaah di masjid, sekalian pulang dari makam," jawab Yusuf.

"Berapa lama kamu cuti dari kantor?" tanya ibunya lagi.

"Besok, Yusuf harus masuk kerja karena akan ada rapat bulanan. Yusuf harus berangkat lagi nanti sore atau malam," balas Yusuf dengan penuh penyesalan tidak bisa lama-lama tinggal di desa.

"Mertua kamu katanya lusa akan dioperasi. Biar Sabar yang mengurusnya nanti," kata Hajar memberi tahu.

"Biar Yusuf yang mengurus semua administrasi dan segala keperluan Ayah. Ibu jaga Bapak saja. Biar Mang Sabar yang menunggui Ayah di rumah sakit," tukas Yusuf.

"Kamu harus sabar, ya. Istri kamu baru saja meninggal dan lusa ayah mertua kamu mau menjalani operasi." Hajar mengelus punggung putranya.

"Lalu ... Asiah?" Hajar menatap cucu perempuan yang sering membuatnya kewalahan.

"Biar Yusuf yang mengurus Asiah, Bu. Ini amanat dari mendiang Aisha," jawab Yusuf.

"Kamu yakin bisa membesarkan Asiah sendirian? Kamu 'kan harus kerja," tanya Hajar sangsi.

"Di kota banyak tempat penitipan anak yang merangkap sekolah dini. Asiah akan Yusuf daftar di sana. Yusuf tidak mau kalau Asiah sampai kehilangan kasih sayang orang tuanya." Yusuf membalas dengan penuh keyakinan.

***

   Yusuf membawa Asiah ke kota bersamanya. Dia harus menjelaskan kepada anaknya, kenapa mereka harus tinggal di kota dan meninggalkan nenek dan kakeknya serta Abahnya. Asiah awalnya tidak mau ikut dengan Yusuf karena ingin menjaga kuburan Bunda. Asiah bilang dia bersama Bundanya di kampung dan akan menunggu Ayahnya pulang setiap minggunya. Saat bilang Asiah bisa main di Timezone, baru dia mau ikut Yusuf.

"Ayah, mau apa kita masuk ke dalam lemari besi ini? Apa kita sedang main petak umpet?" tanya Asiah saat mereka masuk ke dalam lift.

"Ini namanya lift, Sayang. Kita bisa naik ke atas tanpa naik tangga," jawab Yusuf sambil tersenyum geli karena Asiah mengerutkan keningnya tanda dia tidak mengerti.

"Tunggu! Jangan di tutup dulu," teriak seorang gadis berseragam putih abu-abu.

"Ayah, apa kakak itu kucingnya? Ayo cepat tutup pintunya! Kita sembunyi." Asiah yang melihat ada gadis yang berlari ke arahnya.

"Hai, Om ganteng. Akhirnya aku bisa melihat wajah kamu hari ini." Gadis itu tersenyum kepada Yusuf. Kemudian dia menatap Asiah.

"Siapa dia, Om?" tanyanya pada Yusuf.

***

Jangan lupa untuk selalu klik like, favorit hadiah dan Vote-nya juga ya. Dukung aku terus. Terima kasih.

1
Sadiah Suharti
🤣🤣🤣🤣🤣 𝗰𝗮𝗹𝗼𝗻 𝗺𝗲𝗿𝘁𝘂𝗮 𝘆𝗴 𝗯𝗮𝗶𝗸 𝗵𝗮𝘁𝗶 𝗱𝗮𝗻 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝘀𝗼𝗺𝗯𝗼𝗻𝗴 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗲𝗻𝗮𝗹𝗶𝗻𝘆𝗮 𝗰𝗮𝗹𝗼𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗮𝗻𝘁𝘂𝗻𝘆𝗮
Sadiah Suharti
𝗽𝗮𝘀𝘁𝗶 𝗶𝘁𝘂 𝗯𝘂 𝗯𝗶𝗹𝗾𝗶𝘀
Sadiah Suharti
🤣🤣🤣🤣 emg kentut yg nyaring itu bikin plong...
Sadiah Suharti
🤣🤣🤣 dasar di Zulaikha buat orang di larang panggil tante krn merasa sdh tua...
Ita rahmawati
gk kerasa bacanya udah tamat aja 🤗🤗
Ita rahmawati
anaknya rain rania pd jenius nih kyknya
Ita rahmawati
zulaikha lebay ih
Ita rahmawati
kok serem,,gk ada apa² kan sm rania 🥺
Ita rahmawati
aneh aja sih zulaikha kok bisa pengen anak lg 🤦‍♀️🤦‍♀️
Ita rahmawati
weh udh pada punya anak kembar gimana nti rain sm rania anaknya kembar juga kah,,harusnya lgsg 3 apa 4 gtu 🤣
Ita rahmawati
udh 5 thn aja toh 🤭
klo aku jd nia juga ttep kesel,,apapun alasannya itu udh nuat anaknya gugur
Ita rahmawati
knp juga masih di ungkit² masalah belajar ijab,,terobsesi bgt keluarga amira sm si rain 🙄🙄
Ita rahmawati: pengen baca tp dari awal udh gk suka sm amira 🤭🤦‍♀️
🌸Santi Suki🌸: bagian ini cerita selengkapnya ada di novel: CEO Narsis: Kau ditakdirkan untukku
total 2 replies
Ita rahmawati
knp ada kalimat ijab dn apa maksudnya kalo itu cuma salah faham 😏😏
Ita rahmawati
hamidun beneran deh kyknya si rania
Ita rahmawati
bule siapa yg gangguin amira
🌸Santi Suki🌸: Jodohnya Amira 😅 ada di novel yang berjudul, CEO Narsis: Kau Ditakdirkan Untukku
total 1 replies
Ita rahmawati
rain keracunan atau kehamilan simpatik,,ngarang sih siapa tau kebobolan kan🤣
Ita rahmawati
knp sampe bisa dicium baim sih,,jijay loh 😩
itu si rain knp lg ke RS,,jgn² ada hub sm amira 🤔
Ita rahmawati
baru masuk cerita chelsea kyk nya nih
Ita rahmawati
hayo loh rain ada foto siapa coba digalerimu
Ita rahmawati
weh si rain mah gk mau kalah sm pengantin resepsi 🤣
udah nyalip bang raihan 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!