NovelToon NovelToon
Aku Dia Dan Dirimu

Aku Dia Dan Dirimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Nikah Kontrak
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

"Aku tidak pernah memaksa siapapun untuk mencintai ku, dan jika pun cinta segitiga ini tetap harus berlanjut maka aku akan pastikan bahwa aku akan menjadi pemenang nya. apapun yang terjadi nantinya." ucap Daisy yang sudah putus asa karena tidak bisa melepaskan diri dari cinta yang terus membelenggu nya.

Dengan luka dan tetes air mata gadis cantik itu melanjutkan langkahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

"Daisy hari ini aku akan pulang cepat, kakak ku akan pulang dari luar negeri jangan lupa datang ke pesta ulang tahun ku besok ya!"ucap seorang gadis bernama Jeny yang sudah berteman sejak lama dengan Daisy.

"Aku tidak janji karena besok juga jadwal ibu untuk kontrol."ucap Daisy.

"Ah aku sampai lupa, kalau begitu aku akan meminta kakak ku untuk mengantar ku ke rumah sakit agar kau bisa makan cake ultah ku nanti sekaligus aku akan mengenalkan mu padanya."kata Jeny.

"Tidak usah Jeny terimakasih aku mungkin hanya bisa memberi mu kado lusa nanti. Selamat ulang tahun doa terbaik untuk mu."ucap Daisy.

"Tidak apa-apa doa saja sudah cukup sebaiknya uang nya ditabung untuk pengobatan ibu mu."balas Jeny sambil memasuki mobil jemputan nya.

Siang ini suasana kampus sudah mulai sepi karena sejak tadi para mahasiswa telah bubar dari kelas mereka masing-masing.

Dan kini menyisakan Daisy yang sedang menunggu jemputan dari sang sopir yang juga merupakan satpam di rumah nya.

Tidak biasanya pria itu datang terlambat, dan handphone nya tidak bisa dihubungi, Daisy yang sudah mencoba untuk menghubungi rumah pun tidak mendapatkan jawaban.

Hingga sebuah notifikasi pesan masuk, seorang dokter rumah sakit tempat biasa ibunya melakukan cek up pun memberitahu bahwa ibunya saat ini dalam keadaan kritis karena dia terjatuh di kamar mandi.

Sontak Daisy pun berteriak memanggil sang mama hingga membuat satpam kampus bertanya-tanya.

"Ada apa neng Daisy kenapa anda berteriak, apa yang terjadi."ucap satpam tersebut.

"Mama saya sedang kritis pak tolong antar saya ke rumah sakit."ucap Daisy yang kini tidak berhenti menangis.

"Maaf non saya tidak bisa, bagaimana kalau saya carikan tumpangan saja?"tawar pria paruh baya itu.

Daisy tidak menjawab, dia langsung berlari keluar gerbang kampus menuju jalan raya dan berusaha menghentikan kendaraan yang lewat tapi tidak ada satupun yang mau berhenti dan memberikan tumpangan hingga akhirnya ia nekat untuk berdiri di tengah jalan dan menghadang mobil yang hampir saja menabraknya jika saja sopir tidak mengerem dengan sangat cepat.

Daisy pun sudah memejamkan mata sampai saat mobil itu berhenti di depan lutut nya. "Nona apa kau sudah bosan hidup! Kalau mau bunuh diri setidaknya jangan melibatkan orang lain."ucap sopir tersebut yang kini turun dari sebuah mobil super mewah itu.

"Pak tolong saya, saya tidak tau harus minta tolong pada siapa lagi, Mama saya sedang kritis dan saya harus segera ke rumah sakit."ucap Daisy yang kini mengatupkan kedua tangan nya memohon pada sopir tersebut.

"Tunggu disini."ucap pria tampan itu dan dia langsung menghampiri seseorang yang ada di mobil tersebut yang sudah pasti adalah tuanya sendiri.

"Biarkan dia masuk."ucap pria yang kini duduk di jok penumpang tersebut.

"Baik tuan."balas sang sopir.

"Masuklah nona, anda harus berterimakasih kepada tuan saya karena dia telah memberikan ijin."ucap pria itu sambil membukakan pintu untuk gadis yang kini langsung masuk sambil mengucapkan terimakasih tanpa menoleh kearah belakang.

Gadis itu duduk di sebelah sopir dan dengan cepat memasang sabuk pengaman hingga mobil pun kembali melaju, gadis cantik itu kembali menangis meski tanpa suara.

"Rumah sakit mana nona?"tanya sopir tersebut.

" Rumah sakit xx tuan."jawab Daisy yang kini menyeka air matanya.

Sopir itu pun menyodorkan tissue dengan tangan kiri nya kearah Daisy yang langsung meraih nya, sementara pria yang sejak tadi duduk di belakang terus menatap lekat kearah spion dalam memperhatikan wajah gadis cantik itu.

Tak sedikit pun dia berucap hanya memberi isyarat kepada sang asisten untuk memberikan tissue pada gadis cantik dengan mata bulat dan bibir ranum yang menurutnya sangat seksi itu.

Tidak lupa dengan hidung mancung dan rambut panjang yang keriting persis seperti karakter cartoon Moana versi manusia yang sempurna dengan kulit putih nan mulus itu.

Seketika tatapan pria yang sejak tadi menggunakan kacamata hitam itu teralihkan saat mereka tiba di depan rumah sakit, dan gadis itu langsung bergegas turun setelah mobil berhenti dan hanya berkata terimakasih dia berlari dengan terburu-buru tanpa sadar bahwa tas miliknya tertinggal di mobil tersebut.

Terlihat gadis itu berhenti di hadapan seorang pria berseragam satpam yang kini terlihat akrab dan mengusap bahu gadis cantik itu, tidak lama kemudian ia berlari kedalam dan asisten pribadinya pria yang kini belum memerintahkan asistennya untuk kembali mengemudikan mobilnya pun langsung menyerahkan tas gadis itu pada satpam tersebut yang ternyata satpam rumah gadis cantik itu.

"Apakah dia kenal gadis itu, kenapa kau memberikan tas gadis itu padanya?"ucap ucap pria tampan itu.

"Saya sudah tanya dia bos dan dia bilang bahwa dia adalah asisten rumah gadis itu."jawab nya.

"Baiklah ayo pulang sebentar lagi keponakan ku akan segera tiba."ucap pria bernama Aksa Dimitri tersebut.

Mobil pun kembali melaju meninggalkan rumah sakit dan saat ini didalam rumah sakit Daisy pun jatuh tidak sadarkan diri setelah akhirnya dia tau bahwa sang Mama telah tiada.

"Nona!"Panggil asisten rumah Daisy berikut satpam rumah tersebut.

Gadis malang itu pun langsung ditolong oleh dokter yang tadi mengabarinya, Daisy yang malang bahkan tidak sempat berbicara dengan sang Mama saat wanita cantik itu menghembuskan nafas terakhirnya.

Nyonya Amelie Wijaya yang sejak mengetahui bahwa suaminya telah menikah lagi dan meninggalkan dirinya dengan putri semata wayangnya Daisy. sejak hari itu dia jatuh sakit dan tidak tanggung-tanggung sakit yang dia derita cukup parah dan komplikasi.

Wanita itu awalnya segar bugar dan sangat sehat, tapi karena luka batin yang dia alami pun telah mengganggu kesehatan nya, hingga dia divonis mengidap penyakit jantung dan tidak lama terjadi komplikasi.

Setiap bulan nyonya Amelie diwajibkan untuk kontrol ke rumah sakit dan keuangan nya pun semakin menipis karena dia tidak memiliki asuransi kesehatan, sejak suaminya mencairkan dana asuransi tersebut dengan alasan untuk tambahan modal.

Hingga akhirnya tabungan dan uang hasil kerja keras nyonya Amelie pun sedikit demi sedikit telah berkurang dan mobil-mobil yang dulu berjejer rapi di garasi yang luas itu pun mulai berkurang karena mereka butuh biaya hidup karena nyonya Amelie tidak pernah bekerja dan hanya menjadi ibu rumah tangga.

Sementara tuan Wijaya sendiri, dia memiliki perusahaan sendiri yang diwariskan oleh keluarga nya, dan sampai sekarang masih berjalan lancar meskipun nyonya Amelie tidak pernah mencari tahu tentang itu.

Sejak hari itu nyonya Amelie memutuskan hubungan dengan keluarga besar suaminya termasuk hubungan anak dan juga ayah karena kebencian dan rasa sakit yang dia terima.

...*****...

Dan kini setelah pemakaman selesai dilakukan, Daisy masih duduk di tanah tempat di samping makam ibunya ditemani kedua asisten rumah dan tidak ada satupun sanak saudara kecuali para tetangga yang saat ini mulai berpamitan padanya.

"Nona anda yang tabah ya, kini nyonya sudah tidak merasakan sakit lagi, doakan beliau semoga ditempatkan di surga terindah oleh yang maha kuasa."ucap bi Cece.

"Aku masih tidak percaya hari ini bi, kenapa Mama pergi, kenapa dia tidak menepati janji untuk tetap bertahan bersama Daisy, Daisy sudah tidak punya siapa-siapa lagi hiks..."tangis gadis itu pecah setelah sekuat tenaga ia menahan nya sejak tadi seperti yang dikatakan oleh pak ustadz, jika ingin mengantar jenazah sampai di tempat peristirahatan terakhir maka dia harus bisa menahan air mata nya.

Bahkan Daisy pun memandikan sang Mama dengan penuh kelembutan sampai sang Mama selesai dibalut dengan kain kafan, Daisy masih memeluk dan mencium wajah sang Mama untuk yang terakhir kalinya bahkan dia ikut mengangkat tubuh almarhum tepat di bagian kepala nya hingga jenazah diturunkan ke liang lahat.

Namun tangis Daisy pecah ketika orang-orang mulai menimbun lubang tersebut dengan tanah. Daisy meronta-ronta memanggil sang mama.

Sampai saat ini dia pun kembali tidak sadarkan diri dan akhirnya dibawa pulang oleh pasangan suami istri tersebut.

Hujan deras pun membasahi bumi mengiringi tangis Daisy yang tidak kunjung berhenti, dia tidak ditemani oleh siapapun saat ini, karena seluruh sahabat nya tengah menghadiri pesta ulang tahun Jeny.

Hingga saat pesta selesai Jeny yang baru saja mendapatkan kabar duka tersebut pun langsung bergegas menuju rumah Daisy yang kini terlihat sangat sepi bersama dengan kedua orang tuanya dan juga kakak tercintanya.

Jeny dan keluarga disambut oleh kedua asisten rumah Daisy yang kini mempersilahkan mereka masuk. Rumah tersebut tampak sangat sepi dan bi Cece pun pamit untuk memanggil Daisy diikuti oleh Jeny yang sudah sering datang ke rumah tersebut.

"Daisy aku datang maaf ya aku baru tau hiks...hik,"Jeny yang saat itu langsung membuka pintu kamar itu pun langsung menangis sesenggukan sambil berlari memeluk Daisy yang sejak tadi duduk di lantai bersandar di samping ranjangnya dengan memeluk pigura foto sang mama.

"Jeny... hiks, mamaku sudah pergi aku tidak punya siapa-siapa lagi hiks,"tangis Daisy kembali histeris hingga akhirnya nyonya Sisilia menghampiri kedua sahabat tersebut.

"Daisy yang sabar ya, semua sudah suratan takdir, seharusnya kamu senang karena mama kamu sudah tidak menderita lagi, meskipun ini sangat menyakitkan untuk mu. Tapi kamu tidak perlu merasa sedih aunty dan Jeny akan selalu ada untuk mu."ucap wanita baik hati itu.

"Terimakasih aunty, maaf merepotkan."ucap Daisy yang kini dibantu untuk bangkit dan merapihkan penampilan nya karena tuan Dimitri sudah menunggu mereka dibawa berikut putra nya.

Daisy pun turun,dipapah oleh bi Cece dan Jeny, sementara nyonya Sisilia berjalan lebih dulu di depan.

Daisy pun disambut senyum hangat tuan Dimitri yang sudah seperti sosok paman bagi Daisy karena mereka sering berinteraksi setiap kali Daisy main ke rumah Jeny.

Ayah dari sahabatnya itu bahkan sudah sering membantu dirinya dan sang Mama saat mereka dalam kesulitan saat ingin menjual salah satu properti milik mereka.

Pria itu akan dengan senang hati membantu, sementara pria yang ada di samping tuan Dimitri tampak diam saja tanpa ekspresi karena pria itu juga tidak Daisy kenal sejak dirinya berteman dengan Jeny dia tidak pernah bertemu secara langsung dengan Daisy.

"Kamu yang tabah ya Daisy, uncle berdoa semoga Mama mu masuk surga, dia wanita yang baik dan penyabar."ucap tuan Dimitri.

"Terimakasih uncle, maaf merepotkan karena kalian sudah pasti sangat lelah setelah pesta."ucap Daisy dengan lembut.

"Tidak apa-apa, uncle pikir kamu tidak datang karena harus menemani Mama mu besok untuk cek up, ternyata beliau justru berpulang, semoga kamu selalu diberikan ketabahan dan jangan sungkan jika kamu butuh bantuan."ucap pria tampan fi usianya yang sudah tidak muda lagi itu.

"Terimakasih uncle, aunty atas kebaikan kalian, Daisy hanya ingin minta tolong, tolong beri pekerjaan untuk mereka berdua, karena setelah ini Daisy tidak mungkin bisa membayar gaji mereka lagi, tapi Daisy juga kasihan pada mereka yang sudah mengabdi pada keluarga Daisy jika mereka harus pulang kampung dan menganggur."ucap Daisy yang kini melirik kearah kedua asisten rumah tersebut.

"Non bibi tidak masalah jika tidak dibayar yang terpenting bibi tetap disini untuk menjaga nona seperti wasiat nyonya."ucap wanita paruh baya itu.

"Tidak bi, kalian butuh uang, mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk bicara tapi Daisy tidak tau harus minta tolong pada siapa selain pada uncle dan aunty."ucap Daisy lirih.

"Kamu tidak usah pikirkan itu sayang, aunty juga sedang membutuhkan orang untuk bekerja di rumah baru milik Aksa, dia sebentar lagi akan menikah jadi rumah itu butuh asisten."ucap nyonya Sisilia.

"Terimakasih aunty, Daisy janji ini yang terakhir kalinya Daisy meminta tolong."ucap Daisy yang sejak tadi hanya ditatap oleh Aksa yang kini masih duduk di samping sang daddy.

"Kamu tidak perlu sungkan Daisy, anggap mereka seperti orang tua mu sendiri, oh iya aku kemarin bilang kan mau kenalin kakak ku padamu, itu orang nya, tapi jangan heran dia kulkas dua pintu."ucap Jeny.

Daisy pun hanya mengangguk sambil melirik tanpa bicara, begitu juga dengan Aksa yang sejak tadi hanya diam saja.

"Daisy sudah larut malam dan sebentar lagi mungkin pagi, kamu istirahat lah kami pamit pulang dan ini ada sedikit untuk keperluan mu disini nanti,soal mereka nanti aunty kabari lagi atau aunty titip pesan pada Jeny, oh iya bukankah besok kalian juga ada ujian praktek jadi kalian harus istirahat."ucap nyonya Sisilia lagi.

"Terimakasih aunty, tapi Daisy tidak bisa menerima ini, aunty dan uncle sudah banyak membantu kami. Dan Daisy sangat berterimakasih, untuk besok insyaallah masih ada aunty."balas gadis itu.

"Tidak apa-apa sayang kami ikhlas terimalah."ucap nyonya Sisilia lagi yang kini membuat Daisy tidak bisa menolak.

Mereka pun pamit pulang dan Daisy mengantar mereka sampai di teras depan rumah, rumah itu masih sangat terawat tapi sayang kini akan semakin sepi dan mungkin tidak akan terawat lagi jika Daisy tidak memiliki waktu untuk merawat nya karena sibuk dengan kegiatan kuliah nya sebagai calon dokter.

1
Rosdiana Rosdiana
msh ada lanjutannyakh tor?
Erny Su: Tentunya ditunggu ya 🙏
total 1 replies
Syamsiar Samude
bingung ceritaxthor knpa Aksa dibikin jatuh hati sama daesy pdhl sdh mw brtunangan malas rasax lanjut baca bila sll bikn greget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!