Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata konglomerat..?apakah hidup bahagia, hidup tanpa masalah, atau hidup berkelimpahan harta.!!
Untuk sebagai besar orang pasti berpikir akan hal itu, tapi tidak untuk Dewi Sartika Gabriela Adijaya, ia berasal dari keluarga berada tapi ia tidak pernh merasakan yang nama berkelebihan harta, untuk memenuhi kebutuhannya ia harus bekerja disebuah restoran.
kehidupan dan masa depannya hancur ketika ia di paksa menikahi seorang pria dingin, dan kejam untuk menyelamatkan perusahaan ayahnya yang sedang diambang kehancuran.
"konyol"
itu dalam pemikiran Dewi, menikah dengan pria yang tidak ia kenal, akan seperti apa perjalanan rumah tangga yang harus dijalani Dewi nantinya..?
#masih penulis pemula, jadi mohon maaf jika ada kesalahan dalam novel ini, baik dari tutur kata dan bahasa maupun tanda titik koma nantinya,
#saya minta saran dan kritik yang membangun 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juni Yanti s, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 1
Dewi Sartika Gabriela Adijaya gadis yang berumur 21 tahun, terlahir dari pasangan Herman Syahputra Adijaya bersama dengan istrinya Ririn Abraham Adijaya, Dewi mempunyai seorang adik yang bernama Dinda Kirana Adijaya yang sedang duduk dibangku sekolah menengah atas.
Dewi berasal dari keluarga yang berada, orang tuanya mempunyai bisnis diberbagai bidang, sehingga membuat Dewi berpikir tidak perlu capek-capek cari uang, toh orang tuanya bisa memberikan uang kapan dan berpaa pun yang dia minta.
Tapi semua salah, sejak Dewi menduduki bangku SMA ayahnya tidak pernh lagi membiayai hidup dewi, bahkan uang sepeser pun tidak pernah ia terima dari keluarganya, yang mengharuskan Dewi bekerja paruh waktu disebuah restoran yang ada di kota Surabaya.
Dewi tidak tau apa alasan ayah tidak mau lagi membiayai hidup nya, karna pada dasarnya Dewi adalah perempuan yang mempunyai sikap cuek tingkat akut, prinsipnya selagi tidak menganggu kehidupannya ia akan merasa bodoh.
Perlakuan Herman kepada kedua putrinya sangat berbeda, kalau kepada Dewi sikap cuek, dingin, masa bodoh dengan keseharian Dewi, berbeda kepada Dinda, ia sangat hangat kepada putri bungkusnya, mulai dari segala aspek Herman yang mengurusi kebutuhan Dinda, sehingga membuat Dinda selalu merasa paling atas dari Dewi.
Dinda sangat irih kepada Dewi, Dewi yang memiliki kulit putih mulus halus, hidung mancung dan mata sipit di tambah dengan rambut Dewi yang hitam panjang dan tebal, membuat kecantikkan Dewi lebih sempurna, yang dimnaa banyak pria diluar sana yang tergila-gila kepada Dewi, sehingga membuat Dinda semakin membenci Dewi dari segala aspek.
"sayang hari ini kamu kemana?"tanya herman kepada Dinda.
"aku mau shopping sama teman-teman ku ayah, bisa kan..?"
"bisa dong, apa sih yang ngk bisa buat putri kesayangan ayah ini, nanti ayah transfer uangnya,"
"belanja sepuasmu sayang, asal kamu bahagia, mama sama ayah pasti bahagia"
Dewi mendengar obrolan keluarga hangat itu dari dapur hanya bisa mengelus dada, secara garis besar ia ingin bertanya kepada ayahnya kenapa sikapnya tidak pernh hangat kepadanya selama ini, tapi niatnya itu selalu ia kubur dalam-dalam, tugasnya saat ini harus tetap terlihat baik-baik saja sampai waktu yang belm ditentukan.
"sabar non, kamu harus kuat, anak pertama itu mempunyai punggung sekuat bajai"ucap bi Sumi mengelus bahu Dewi, bi sumi adalah pelayan sekaligus pengasuh Dewi sejak masih bayi, jadi tak heran jika Dewi lebih dekat kepada bi Sumi.
"ngk papa bi, Dewi biasa aja menanggapi akan hal ini, iyh sudh Dewi berangkat duluh"ucap Dewi.
Dewi berjalan melewati ruang makan, ia sekilas melihat orang tua sedang bercanda gurau disana.
"yah, ma, Dewi berangkat iyh, oo iyh nanti Dewi akan pulang telat, soalnya ada acara ditempat Dewi bekerja"ucap Dewi mencium kedua tangan orang tuanya.
"kamu mau pulang jam berapa kah, mau ngk pulang terserah"ucap Ririn ketus
"iyh, jika kamu membuat masalah diluar sana, jangan coba-coba membawa nama keluarga Adijaya, paham kamu, sudh sana berangkat"ucap Herman tanpa menyambut tangan dewi. Sedangkan Dewi hanya mengangguk lalu berjalan meninggalkan meja makan.
Di depan rumah sudh ada gojek yang sudah di pesan Dewi sejak tadi, dapat di perjelas lagi Dewi tidak mendapat fasilitas apapun dari ayahnya, sehingga membuat Dewi harus menggunakan angkutan umum ketika berpergian.
"gue ngk tau sampai mana garis finis ini semua, huhh" batin Dewi
Ia menatap jalan raya yang sudh di padati oleh parah manusia, jadi tak heran jika sepagi ini kota Bandung sudh macet.
"pak lebih cepat iyh, kalau bisa nyelip deh, soalnya sya sudh telat pak"ucap Dewi setengah berteriak.
"iyh neng, sabar neng, didepan ada orang kecelakaan jadi macet"ucap bang ngojek
Sedangkan Dewi hanya bisa menarik napas kasar, sudh dipastikan kalau di bakal telat masuk kuliah hari ini.
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih 30menit akhirnya Dewi sampai dikampus ternama di kota itu, tanpa menunggu lama ia langsung berlari ke fakultas ekonomi, karna pasti kelas pagi ini sudah dimulai.
Bersyukur sang semesta masih memberikan kesempatan baik buat Dewi, dosen yang mengajar pagi ini izin terlambat masuk karna ada suatu urusan.
"heran gue wi, bokap pengusaha sukses, punya berbagai jenis merek mobil, tapi Lo kok bisa-bisanya memakai jasa angkutan umum, pake acara kerja lagi, Lo anak kandungnya bukan sih..?"ucap suci yang miris melihat nasip Dewi.
"anak kandung lah, gue cuma pengeng aja merasakan berdesak-desakan di jalanan sana,"ucap Dewi seadanya, sedangkan suci hanya bisa mengeleng melihat ketegaran Dewi.
"hey ci, Lo tau ngk..berkas beasiswa gue di acc, jadi tahun ini gue lolos beasiswa sayang, yang artinya tanggungan gue soal kuliah beres "teriak dewi bahagia.
"selamat syang"ucap suci sambil memeluk Dewi erat.
Yap Dewi adalah salah satu mahasiswa yang mendapat beasiswa dikampus itu, selain cantik Dewi juga merupakan mahasiswa berprestasi
Tinggal tanya apa susahnya🤦♀️
tolong dong diperbaiki untuk kedepannya. TKS