" Hai Aini.... !!" sapa seseorang dan kurasa aku mengenal siapa orang itu tapi siapa yah
"yah... siapa yah??" tanyaku sambil mengingat ingatnya
" kamu lupa yah,.. ini aku Devan" jawabnya sambil tersenyum manis, maniiiiss sekali sampai sampai aku sempat terhipnotis oleh senyumannya.
Bersamaan dengan itu aku lihat Devan diikuti oleh seorang wanita pucat matanya cekung hitam melingkar,. seketika itu jg refleks aku memalingkan muka secepatnya.
" iya kak aku ingat,.. ada apa yah!?" ucapku sambil tersenyum kaku agak cuek,.. sebisa mungkin ku jauhi kak Devan aku males ketemu mahluk astral gk jelas lagi.
Yah dari lahir aku punya kelebihan yang tidak semua orang punya kelebihan diatas manusia normal pada umumnya, aku bisa melihat mereka yang tak kasat mata, mereka sejatinya hidup berdampingan dengan kita hanya saja orang orang tertentu yang bisa melihatnya termasuk aku,.
Jujur apakah aku harus senang ataukah sedih karena bagiku itu semua adalah dilema, terkadang aku sering dibuat kaget karena kemunculan mereka yang tiba-tiba, apalagi dengan wajah yang... yah semua pasti tahulah ada yang serem ada yang biasa aj bahkan ada yang menyerupai nenek nenek aaiissshhh.... semua bikin pusing menurutku
"Aini... kenapa ngelamun??" sambil melambaikan tangan tepat kearah mukaku
" eh i iya kak... ada apa. kenapa kak?? " kataku gagap
" Kamu kenapa ngelamun huh... ngelamunin aku yah ???
" iisshhh ... pede" ucapku manyun
" udah kak aku duluan yah !!?" kataku siap siap naik angkutan umum,. yah karena sedari tadi aku memang lagi nunggu angkot
" Eh... Aini tunggu dulu Aku pingin ngomong sama kamu" kata kak Devan lagi
"maaf kak jangan sekarang Aku mau kerja kak... takut telat ini jamnya udah mepet banget kak,.. lain waktu aja yah... !? "ucapku sambil tersenyum manis,. tapi akor mataku tak lepas dari mahluk wanita tadi.
"tapi Aini... " ucap kak Devan
" maaf kak... " kataku sambil memohon
" yah udah lain kali harus bisa yah... ?"
aku tidak menjawab hanya mengacungkan jempol aja
" yah udah hati hati... " kata kak Devan sambil melambaikan tangan...
" Hhmm... dasar mahluk gak ada akhlaq" ucapku dalam hati sambil bernafas lega
" Neng... harus tetap hati hati dan tetap rendah hati juga neng harus selalu waspada jangan percaya dengan siapapun kecuali diri sendiri hanya orang terdekat neng saja yang bisa dipercaya,.. itupun gak semua" ucap Kakek Kakek yang duduk didepanku
" eh.... " belum sempat aku bertanya kakek itu lanjut bicara
" ingat selalu membantu tanpa pamrih,. hatimu baik Neng sangat baik dan terlalu baik malahan,. tapi kelemahanmu cuma satu gampang percaya dikarenakan welas asih yang kamu miliki,. adakalanya Neng harus jadi tega agar tidak mudah diperdaya ingat itu Neng" ucap Kakek itu panjang lebar...
tapi kakek ini siapa belum sempat bertanya sikakek tersebut sudah turun dari angkot sambil memberikan sebuah bungkusan kecil yang berbalut kresek hitam
" ini untuk Neng dipakai yah Neng buat perlindungan dari segala jenis gangguan" ucapnya sambil tersenyum lalu
kakek itu turun
belum juga berterima kasih dan bertanya lebih sikakek itu sudah turun dari angkot,.
andai saja waktu tidak mepet sudah pasti aku ikut turun dan bertanya pada kakek itu sebenarnya kenapa kakek memberikan bungkusan kecil itu apa alasannya.
tapi pas aku liat kebelakang lewat kaca mau memastikan kakek tersebut lanjut kemana eh... kakek itu sudah gak ada ditempatnya,.
cepet amat yah jalannya padahal ini jalanan padat orang lalu lalang,.
Aini adalah seorang gadis biasa tapi dia adalah seorang Titisan seorang indigo yang diturunkan turun temurun dari buyut buyutnya,
Tapi siapa yang menyangka dibalik kepolosan gadis itu tersimpan kekuatan yang besar yang tersimpan
Yukk simak lika liku kehidupan seorang gadis indigo dan dibumbu bumbui kisah romantis yang tak biasa 🤩😍😘😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon juannita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kau Yang Telah Pergi Komentar