NovelToon NovelToon

Nama Author: Mimi lita

Kakakku Suamiku

5.0 |

Nama Author: Mimi lita

Kakak beradik, menikah?

Apakah bisa?
tentu bisa, hal ini terjadi dan menimpa dua saudara yang ternyata mereka sama sekali tak memiliki ikatan darah.

" Siapa yang melepas hijabku?" Gumam Dinda kebingungan setelah nyawanya terkumpul dari tidur lelapnya.

" Pasti ini ulahnya, Pasti. Tidak ada yang lain." Dinda mendengus yakin.

Dinda mendatangi Andra tersangka utama sambil bersungut-sungut menahan amarahnya. Hijabnya sudah kembali terpasang dengan rapi, tapi tidak dengan wajahnya yang kusut dan awut-awutan.

" Kak, bangun!" Dinda mengguncangkan tubuh Andra tanpa perasaan.

" Ada apa sih? masih malam juga. Argh....!" Andra menggeliat dan mengerang mengumpulkan kesadarannya.

" Kamu membuka hijabku kan?" Dinda memicing mencari kejujuran.

" Iya." Jawaban Andra sangat enteng tanpa beban dan dosa.

" Aku tidak suka ya Kakak membuka hijabku seperti itu. Kakak itu bukan suamiku, tidak boleh melihat auratku!!" Seru Dinda yang mulai meninggi nada bicaranya. Ketidak sukaannya benar-benar kentara.

" Ish, ish, ish!" Andra menggeleng dan terkekeh. Lucu saja baginya melihat Dinda mengamuk dengan hal sepele seperti itu.

" Ibu ustazah, Pagi-pagi sudah marah-marah. Dosa loh Bu." Andra terkekeh geli mengamati raut wajah Dinda yang kaku.

" Apa ibu lupa, jika bukan hanya suami yang bisa melihat aurat wanita? Mahram juga. Ayah, Kakak laki-laki, adik laki-laki, dan paman dari Ayah. Nah aku ini kakakmu Dinda! Apa kamu lupa?" Andra menggeleng-gelengkan kepalanya.

" Memangnya kamu pikir aku ini orang lain? Jangankan rambut, udelmu saja aku paham bagaimana bentuk dan juga tahi lalatnya. Dasar aneh!!"
" Sudah, Kakak mau ke masjid dulu." Andra berdiri dan mengusap pucuk kepala Dinda.

Dan Dinda?
Dinda hanya melongo merasa menjadi mahluk paling bodoh di muka bumi ini. Bagaimana dia bisa lupa jika Andra tidak pernah tau bahwa dia adalah anak pungut? Jelas saja Andra berpikiran jika tidak ada yang salah dalam tindakannya.

Apa yang bisa Dinda lakukan?
Tidak ada. Dinda hanya bisa mengalihkan topik pembicaraan dan berpura-pura bodoh di hadapan Andra.

" Hehehehe! maaf ya Kak, otak ku sedikit error'." Ucap Dinda yang mengekor di belakang Andra seolah bukan masalah besar yang baru saja terjadi.

Andai saja Dinda tau jika semalam Andra juga sempat mencium keningnya, Apakah yang akan terjadi??
Bisa jadi sekarang sudah terjadi baku hantam dengan Arumi yang berperan sebagai wasit.

" Makanya, jangan apa-apa langsung marah." Kata Andra menasehati.

Flashback off.

" Terimakasih ya Kak, sudah mau membantuku." Kata Dinda yang sekarang sudah siap untuk membesuk Mama pita.

Papa Dimas mengabari jika Mama pita sudah siuman. Dan merindukan cucunya. Andra dan Dinda tentu saja antusias menyambut kabar baik itu dan segera bersiap menuju ke rumah sakit.

🌷🌷🌷

" Wah, cucu nenek!" Sambut Mama pita bahagia melihat kedatangan Arumi.

" Iya Nek, nenek sudah sembuh ya?" Dinda menyahuti dengan suara yang di buat-buat seperti anak kecil.

" Aku senang Mama sudah siuman." Ucap Andra yang kemudian mencium kening Nama pita.

Papa Dimas melihatnya dan hanya bisa menghela nafasnya. Entah apa artian helaan nafasnya, tapi seolah ada sesuatu yang terpendam.

" Kamu tidak ingin mencium Mama Din?" Mama pita menunggu ciuman hangat dari putrinya.

" Apa boleh ma?" Tanya Dinda yang seakan menusuk hati Mama pita.

Jangankan mencium, dulunya Mama pita paling tidak suka jika Dinda mendekat dengannya. Selalu menjauhkannya dan mengacuhkannya. Dinda terbiasa bermanja-manja dengan Papa Dimas yang selalu merentangkan tangannya menunggu Dinda menghambur ke dalam pelukannya.

" Boleh Sayang, Mama juga sangat merindukanmu." Kata Mama pita dengan sendu dan penuh penyesalan akan kesalahannya di masa lalu.

" Cepat!" bisik Andra mendorong bahu Dinda untuk segera mencium kening Mamanya.

Bekal yang Dinda bawa kini mereka nikmati bersama. Hanya lauk sederhana tapi cukup membuat mereka banyak-banyak bersyukur atas kesehatan yang Mama pita dapatkan.
Tibalah waktu Andra mulai membahas tentang uang hasil penjualan rumah mereka. Papa Dimas setuju-setuju saja akan keputusan kedua anaknya.
sampai,

" Pa, Andra tadi pagi bertengkar dengan Mak lampir." Andra mengadu akan apa yang terjadi pagi tadi, berharap banyolannya akan membuat kedua orangtuanya bisa tertawa.

" Bertengkar masalah apa lagi kalian ini?" Lirih Mama pita masih dengan posisi bersandar di ranjang.

" Tadi, Pagi-pagi buta. Dinda terkena amnesia. Dia lupa jika aku ini kakak kandungnya. Dia memarahiku habis-habisan hanya karena aku melepas hijabnya sewaktu dia tertidur. Padahal aku hanya tidak mau tubuh adikku mengempis karena tertusuk jarum pentul." Ucap Andra berharap perkataannya bisa mengundang tawa.

Tapi justru sebaliknya, hawa dingin kian kental terasa terlontar dari tatapan mata ketiga orang selain Andra.
Andra terdiam membaca raut muka ketiganya yang seolah saling bicara dalam diamnya.

" Ada apa? apa aku salah bicara?" Raut muka Andra berubah menjadi tegang.

" Bisa kalian keluar dulu? Mama ingin bicara berdua dengan Papa." Lirih Mama pita dengan suaranya yang pelan.

Hanya menuruti, lantaran menolak pun sia-sia. Dinda sudah menarik tangan Andra sampai keluar ruangan.
" Ada apa?" Desis Andra yang benar-benar tidak tau menau.

Di dalam kamar rawat inap.

" Pa, ini saatnya. Kita harus membicarakan hal ini."

" Tapi Ma, keadaan Mama belum sepenuhnya pulih."

" Pa, mau sampai kapan kita menyimpan rahasia ini. Mama mendengar Andra bercerita seperti itu jadi takut. Bagiamana pun mereka tidak memiliki hubungan darah. Secara agama saja kita sudah salah karena menyembunyikan kebenaran ini."

" Tapi Ma, setelah pengorbanan Andra untuk keluarga kita, Papa tidak sanggup jika harus menyakitinya."

" Pa, sakit atau tidak kita harus mengungkapkan kenyataannya. Mama juga tidak tau sampai kapan Mama bisa bertahan. Mama rasa Mama sudah tidak akan lama lagi bisa berkumpul bersama kalian."

" Ma, Sayang. Jangan bilang seperti itu." Papa Dimas menitikan air matanya. Sedih bila sang belahan jiwa memiliki sisa usia yang tak lagi lama. Hancur remuk hatinya.

" Baiklah, jika itu maumu Ma. Tapi bagaimana bila Andra marah dan meninggalkan kita?"

Mama pita terdiam sesaat memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi.

" Apapun itu, Mama sudah siap. Panggilkan mereka Pa. Mama ingin bicara." Pinta Mama pita dengan sendu.

Papa Dimas mengiyakan kemauan Mama pita lalu memanggil keduanya untuk masuk.

" Ndra, Mama ingin bicara hal serius kepadamu Nak." Lirih Mama pita dengan tenaga yang semakin melemah.

" Ada apa ma?" Andra larut dalam suasana sedih yang tiba-tiba.

" Berjanji pada Mama, Apapun yang Mama katakan setelah ini, kamu akan tetap menjadi bagian keluarga ini. Mama hanya ingin menyaksikan keluarga ini rukun dan utuh."

" Ma, jika pertengkaran antara aku dan Dinda menjadikan beban di hati Mama, Andra minta maaf Ma. Andra berjanji akan menjaga keluarga ini sampai kapanpun." Ucap Andra dengan suara yang bergetar. Pikirannya bertumpu pada sumber masalah yang dia kira adalah pertengkaran antara dirinya dan Dinda.

" Kamu janji?"

" Iya Andra berjanji." Jawab Andra dengan menahan tangisannya.

" Mama minta kepadamu, Nikahilah Dinda." Mama Pita terbilang nekat untuk hal ini. Dia langsung memutuskan keinginannya sepihak tanpa berunding.

Papa Dimas sangat terkejut dan hanya bisa merangkul Dinda yang bingung mencerna keinginan Mamanya. Sementara Andra langsung berdiri dan melepaskan genggaman tangannya. Tatapannya kosong dan air matanya lolos begitu saja.

" Ma, aku dan Dinda itu saudara kandung! Pa, ada apa dengan Mama apa ini pengaruh obat?" Andra berseru menyalurkan emosinya.

"...." Papa Dimas menggeleng pelan tak berani menatap wajah Andra.

" Tidak Nak, Mamamu benar. Papa juga mendukung keinginannya." Papa Dimas melepaskan rangkulannya dan berlutut di hadapan Andra dengan air mata yang bercucuran dia meminta Maaf.

" Maafkanlah Papa Nak. Kami selama ini menutupi kebenaran ini darimu. Kamu sebenarnya bukan anak kandung kami." Papa Dimas berlutut.

" Maafkan Dinda juga Kak, Dinda juga sudah tau akan hal ini." Dinda ikut berlutut di hadapan Andra.

Tindakan Papa Dimas dan Dinda bukanya membuat Andra semakin luluh, tetapi Andra justru semakin menolak kebenaran ini. Dia merasa disakiti dan di khianati oleh orang-orang terdekatnya.

" Kalian semua bersekongkol menyembunyikan ini dariku? Tidak! Tidak!" Andra menggeleng.

" Kalian hanya bercanda kan? Ini bukan hari ulang tahunku. Ulang tahunku masih lama. Bangunlah Papa." Andra menggiring Papa Dimas untuk bangun dari posisinya.

" Dek, Dinda, jangan bikin lelucon seperti ini. Tidak lucu!" Andra juga meraih Dinda untuk bangun.

" A... aku anak kalian kan? kalian hanya mengerjaiku kan?" Tanya Andra sambil menangis tak kuasa menahan kenyataan yang menyakitkan.

Semuanya menggeleng dan tak berani menatap Andra.
Andra pergi dengan membawa kekecewaannya dan juga kekesalannya. Amarahnya membuncah mengisi setiap relung kalbunya. Dia berlari meninggalkan mereka semua. Entah kemana perginya tetapi tidak ada yang berani menyusulnya.

Bersamaan dengan itu.

Nit.....!

Nit.....!

Nit ...!

Suara pantauan ritme jantung terdengar berdeda. Kepanikan terjadi, Papa Dimas berlari mencari dokter.

" Ma, Mama.....!!!" Teriak Dinda terdengar histeris.

Apakah yang terjadi setelah ini?



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimi lita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kakakku Suamiku
Noveltoon Downloade Noveltoon Downloade
Pendahuluan | Episodes
Updated 95 Episodes
Naik
  |  
Turun
1
Bag 1.
2
Bag 2.
3
Bagian 3.
4
Bagian 4.
5
Bagian 5.
6
Bagian 6.
7
bagian 7
8
Bagian 8.
9
Bagian 9.
10
Bagian 10.
11
Bagian 11. Bibi benar
12
Bagian 12. Nasib yang sama
13
Bagian 13. Keterlaluan
14
Bagian 14. Sabarlah
15
Bagian 15. air mata kepalsuan
16
Bagian 16.
17
Bagian 17
18
Bagian 18.
19
Bagian 19.
20
Bagian 20.
21
Bagian 21.
22
Bagian 22.
23
Bagian 23
24
Bagian 24.
25
Bagian 25. Menikahlah Nak.
26
Bagian 26.
27
Bagian 27.
28
Bagian 28.
29
Bagian 29.
30
Bagian 30. Malam pertama???
31
Bagian 31.
32
bagian 32.
33
Bagian 33. Cemburu??
34
Bagian 34. Kata maaf bukanlah solusi.
35
Bagian 35. Istri Kedua
36
Bagian 36. ini tidak lucu
37
Bagian 37. Rindu kalian
38
Bagian 38. Aku tau itu hanyalah sebuah alasan.
39
Bagian 39. Laraku
40
Bagian 40. " Bukankah kita sama? "
41
Bagian 41. Aku runtuh, aku rapuh.
42
Bagian 42. Cukup ku nikmati.
43
Bagian 43. Sesak dadaku.
44
Bagian 44. Berubah.
45
Bagian 45. Ada apa?
46
Bagian 46. Terkuak sudah
47
Bagian 47. Yang sebenarnya terjadi.
48
Bagian 48. Dia lebih memilihnya.
49
Bagian 49. Bukti
50
Bagian 50. Ayman Dhakaa Pramudya.
51
Bagian 51. Hati yang harus kujaga.
52
bagian 52. Tamu utusan.
53
Bagian 53. Dari jauh.
54
Bagian 54. Ayah biologis.
55
Bagian 55. Daddy
56
bagian 56. Daddy 2.
57
bagian 57. Berlutut.
58
bagian 58. peluk
59
Bagian 59. Kritis
60
Bagian 60. wasiat
61
Bagian 61. Kebaikannya.
62
Bagian 62. Sunyi
63
Bagian 63. Rival
64
Bagian 64. persalinan.
65
Bagian 65. KEANNA SHEZA KEANU
66
66. Bukan kebetulan.
67
67. Menepati janji.
68
68. Jalan jalan
69
69. Kain putih
70
70. Kerinduan Ayman.
71
71. Abi
72
72. PERNIKAHAN
73
73. Aku Marah
74
Bagian 74. Imbasnya.
75
Bagian 75. Sekongkol.
76
Bagian 76. Memang sakit.
77
Bagian 77. Hot chocolate.
78
Bagian 78. Berdebar.
79
Bagian 79. Kencan buta Bayu.
80
Bagian 80. Bukan malam pertama.
81
81. Terserahmu
82
82. Cireng.
83
83. Another side
84
84. Bukan malaikat.
85
85. Iba
86
86. Masih marah.
87
87. Tenang disana Nat.
88
88. Ending.
89
89. Terimakasih.
90
90.
91
Cuap
92
Kemariii
93
Singgah lah sebentar
94
Kisah Ayman.
95
90. gimana ini?
95
90. gimana ini?
94
Kisah Ayman.
93
Singgah lah sebentar
92
Kemariii
91
Cuap
90
90.
89
89. Terimakasih.
88
88. Ending.
87
87. Tenang disana Nat.
86
86. Masih marah.
85
85. Iba
84
84. Bukan malaikat.
83
83. Another side
82
82. Cireng.
81
81. Terserahmu
80
Bagian 80. Bukan malam pertama.
79
Bagian 79. Kencan buta Bayu.
78
Bagian 78. Berdebar.
77
Bagian 77. Hot chocolate.
76
Bagian 76. Memang sakit.
75
Bagian 75. Sekongkol.
74
Bagian 74. Imbasnya.
73
73. Aku Marah
72
72. PERNIKAHAN
71
71. Abi
70
70. Kerinduan Ayman.
69
69. Kain putih
68
68. Jalan jalan
67
67. Menepati janji.
66
66. Bukan kebetulan.
65
Bagian 65. KEANNA SHEZA KEANU
64
Bagian 64. persalinan.
63
Bagian 63. Rival
62
Bagian 62. Sunyi
61
Bagian 61. Kebaikannya.
60
Bagian 60. wasiat
59
Bagian 59. Kritis
58
bagian 58. peluk
57
bagian 57. Berlutut.
56
bagian 56. Daddy 2.
55
Bagian 55. Daddy
54
Bagian 54. Ayah biologis.
53
Bagian 53. Dari jauh.
52
bagian 52. Tamu utusan.
51
Bagian 51. Hati yang harus kujaga.
50
Bagian 50. Ayman Dhakaa Pramudya.
49
Bagian 49. Bukti
48
Bagian 48. Dia lebih memilihnya.
47
Bagian 47. Yang sebenarnya terjadi.
46
Bagian 46. Terkuak sudah
45
Bagian 45. Ada apa?
44
Bagian 44. Berubah.
43
Bagian 43. Sesak dadaku.
42
Bagian 42. Cukup ku nikmati.
41
Bagian 41. Aku runtuh, aku rapuh.
40
Bagian 40. " Bukankah kita sama? "
39
Bagian 39. Laraku
38
Bagian 38. Aku tau itu hanyalah sebuah alasan.
37
Bagian 37. Rindu kalian
36
Bagian 36. ini tidak lucu
35
Bagian 35. Istri Kedua
34
Bagian 34. Kata maaf bukanlah solusi.
33
Bagian 33. Cemburu??
32
bagian 32.
31
Bagian 31.
30
Bagian 30. Malam pertama???
29
Bagian 29.
28
Bagian 28.
27
Bagian 27.
26
Bagian 26.
25
Bagian 25. Menikahlah Nak.
24
Bagian 24.
23
Bagian 23
22
Bagian 22.
21
Bagian 21.
20
Bagian 20.
19
Bagian 19.
18
Bagian 18.
17
Bagian 17
16
Bagian 16.
15
Bagian 15. air mata kepalsuan
14
Bagian 14. Sabarlah
13
Bagian 13. Keterlaluan
12
Bagian 12. Nasib yang sama
11
Bagian 11. Bibi benar
10
Bagian 10.
9
Bagian 9.
8
Bagian 8.
7
bagian 7
6
Bagian 6.
5
Bagian 5.
4
Bagian 4.
3
Bagian 3.
2
Bag 2.
1
Bag 1.
Lihat Semua
Descarga Kakakku Suamiku PDF
Lapor karya ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!