NovelToon NovelToon
Panduan Menulis Air Mata Pernikahan

Apa Saja Aturan Dalam Membuat Penggambaran Narasi Dalam Sebuah Cerita?

Jumlah peserta 81

Kita sering mengira bahwa penggambaran narasi yang baik harus menggunakan gaya bahasa yang baik pula, namun pada kenyataannya kunci narasi yang baik adalah bercerita.

Hari ini kita akan membahas tentang aturan-aturan dalam membuat penggambaran narasi.

Deskripsi/penggambaran dapat dibagi menjadi deskripsi pemandangan dan deskripsi karakter/tokoh. Sifatnya tak jauh berbeda, dan aturannya pun sama.


Apa aturan dalam membuat penggambaran sebuah narasi?

Pertama-tama : penggambaran isi harus sesuai dengan tema, situasi/keadaan/suasana saat itu.

Banyak penulis menambahkan kata-kata puitis agar terlihat lebih sastra. Tapi, yang terjadi adalah ritme menjadi lambat, alur bertele-tele, dan tentunya mengganggu poin utama pembaca.


Contoh penggambaran narasi yang berantakan :

[Sore yang terik di musim panas, seorang pria berjalan melalui taman bermain yang sepi atas undangan temannya. Dirinya menginjak sebuah lapangan berwarna hijau zamrud, rumput bergoyang, dan sepatunya bak meminum jus segar di antara rumput-rumput tersebut. Hatinya dalam suasana yang baik kali ini. Pria itu memegang sebuah note, "Ayo kita bertemu di bawah pohon dua belas di sebelah kanan taman bermain saat istirahat makan siang, ada kejutan untukmu!" Dia terkekeh, dalam hatinya : "Apa maksudnya orang ini, konyol sekali haha"]


"Sepatunya bak meminum jus segar di antara rumput-rumput tersebut." Kalimat ini seketika dapat menyita perhatian. Penggambaran lapangan hijau dalam adegan ini hanya satu kalimat, tapi terasa berlebihan. Tidak ada hubungannya dengan cerita, tema, plot, dan suasana. Tampak hanya untuk menambahkan kata dalam cerita, dan ritme menjadi lambat. Konsentrasi pembaca yang awalnya fokus pada cerita teralihkan hanya karena penggambaran narasi sebuah lapangan.


Penulis yang profesional tahu bahwa deskripsi narasi pun harus bermakna.


Contoh lainnya :

Protagonis pria pergi ke panti jompo di dekat pegunungan untuk menemui kekasihnya. Mobil melaju membelah hutan di bawah perbukitan. Di setengah perjalanan, mobil berhenti, semua orang turun untuk meregangkan tubuh mereka. Ada yang merokok, mengobrol, atau sekedar menikmati pemandangan yang begitu indah. Protagonis pria berdiri di atas taman bunga persik dan perbatasan. Teringat kisah yang dia dengar dari panti jompo itu, dan ketenangan memang terasa di sini. Begitulah yang dapat dirasakan penduduk sekitar panti.


Lanjutan contoh lainnya :

Protagonis pria dan wanita sedang mengobrol saat sebuah rumah terbakar di kejauhan. Suara mobil damkar terdengar menyamarkan mereka yang berciuman di bawah asap tebal dari kejauhan.


Dalam menulis kita harus belajar mana informasi penting dan mana yang bukan. Setiap kalimat/narasi mengandung informasi yang ingin diungkapkan penulis pada pembaca.


Banyak penulis yang ingin memperkaya tulisannya dengan penggambaran narasi yang puitis sehingga tulisannya tampak lebih sastrawi. Tidak ada yang salah akan hal itu, tapi penggambaran narasi sebaiknya tidak berlebihan. Setidaknya perlu menggambarkan tema, plot, dan suasana. Penggambaran narasi seperti ini akan lebih bermakna, dan tidak bertele-tele.


Penggambaran narasi yang baik tidak memperlambat ritme, dan tidak memengaruhi fokus pembaca.


Selain itu, tidak perlu terlalu banyak menuliskan penggambaran narasi dalam satu bab, atau akan terasa berlebihan.



NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!