Hiruk pikuk Jakarta yang selalu membuat kumat kejenuhan akhirnya memutuskan untuk membawa aku dan Tina bertandang ke rumah Rima yang rumahnya masih terletak diantara pegunungan hijau dan hutan belantara.
Aku, Tina dan Rima teman semasa sekolah menengah atas meski kami gak pernah satu kelas tapi kami selalu kompak bersama.
Rima anak yang paling sensitif dan mudah menangis, tapi dia gadis yang paling sering mentraktir aku dan Tina makan.
Aura Rima selalu pucat tapi aku dan Tina selalu berfikir kalau itu hanya efek kulitnya yang terlalu putih. Sementara aku dan Tina berkulit kuning langsat.
Aku dan Tina belum menikah dan masih asik mengumpulkan uang, lain hal dengan Rima yang sejak kami mengenalnya banyak laki-laki yang menggodanya sampai-sampai beberapa bulan setelah lulus sekolah, Rima sudah lebih dulu menikah di kampung halamannya.
Sejak itulah aku dan Tina sempat gak pernah berkomunikasi dengannya melalui apa saja selama enam tahun lebih lamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rewinti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ANAK ARWAH Komentar