Terjerat Cinta Agen Bayaran
Selamat datang di novel kedua author. Jangan lupa klik ❤ untuk favorit novel ini agar selalu dapat notifikasi saat update. Semoga suka dengan kisah di novel ini. Terima kasih...
Seperti bintang di langit, tidak akan selalu tampak namun pasti selalu ada. Seperti itulah aku yang akan selalu ada untukmu.
🌷Happy Reading🌷
Pukul setengah sembilan malam dan Angel baru saja menyelesaikan pekerjaan di kantor. Gadis itu menghela napas singkat sebelum akhirnya meraih tas tangan berwarna hitam miliknya lalu keluar dari ruang kerjanya.
Gedung itu sudah tampak sepi. Hanya menyisakan beberapa orang karyawan yang mungkin saja sedang lembur karena dikejar oleh deadline.
"Baru mau pulang Njel?" tanya Kim yang berpapasan dengan Angel di lobi perusahaan.
"Iya, Kim. Lembur sebentar tadi," jawab Angel singkat.
Kim adalah pria keturunan Korea yang menjabat sebagai manajer pemasaran di perusahaan IT milik keluarga Angel. Umurnya yang lebih tua dan memang hubungan pertemanan pria itu yang cukup akrab dengan Angel membuat mereka bersikap tidak formal saat hanya sedang berdua saja. Tentu saja Angel yang meminta hal itu setelah mendesak Kim.
Kim melirik jam yang bertengger di tangan kirinya. "Sebentar ya. Sudah dua setengah jam sejak jam kerja berakhir, Angel."
Angel hanya tersenyum kecil. "Syukur-syukur tak pulang jam dua belas malam. Kau juga lembur buat apa sok berkomentar?" ujar Angel membalikkan situasi.
Kim menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Pria berkulit putih bersih bak oppa-oppa Korea itu tersenyum kikuk. "Iya juga sih. Kau mau pulang kan? Mau sekalian kuantar pulang?" tanya Kim mengalihkan pembicaraan.
Angel mengeluarkan sebuah kunci dari saku blazer yang dia kenakan. "Sayangnya aku bawa mobil, Kim. Tapi terima kasih atas tawaranmu."
Kim hanya membalas dengan senyuman tipis di bibirnya. "Baiklah kalau begitu. Tapi ini sudah malam. Hati-hatilah di jalan."
"Kau juga. Terima kasih sudah bekerja dengan baik bahkan sampai lembur, mr.Kim."
Kim mencebikkan bibirnya. "Tak usah sok formal begitu. Lagi pula aku bekerja lembur kan dibayar oleh perusahaan."
Angel terkekeh pelan lalu beranjak menuju parkiran mobil. "Aku duluan," ujar Angel sembari melambai singkat pada Kim dengan membuka kaca mobilnya.
"Ya, hati-hati."
Mobil Angel perlahan melaju meninggalkan area perusahaan. Gedung-gedung bertingkat dan kemerlap lampu-lampu di jalan menemani Angel di sepanjang perjalanan.
Namun belum sampai setengah perjalanan menuju rumahnya, Angel terpaksa harus memutar arah dan mencari jalan alternatif lain karena perbaikan jalan. Kini jalanan yang dia lalui jauh lebih sepi dan gelap dibanding dengan jalan utama.
"Kenapa aku tiba-tiba merinding ya?" Angel bermonolog. Matanya menatap tajam ke arah depan namun sesekali tampak menengok ke samping kanan dan kiri.
Angel menginjak rem sampai kandas saat sesosok makhluk tiba-tiba muncul di depan mobilnya. Untung saja gadis itu tidak mengemudi dengan kencang jadi mobil bisa dengan cepat dia hentikan.
"Ya Tuhan... Apa aku baru saja menabrak sesuatu? Manusia atau hantu ya?"
Angel menoyor jidatnya sendiri. "Sadarlah Angel. Kalau hantu mana mungkin bisa kau tabrak. Itu artinya aku menabrak manusia?" jerit Angel secara refleks.
Dengan tangan yang bergetar, Angel membuka pintu mobilnya. Dia takut telah menyebabkan seseorang terluka, apalagi kalau parah dan sampai... Hah Angel bahkan tidak mau memikirkannya. Perlahan-lahan Angel mendekati sosok yang sudah terkapar tersebut.
Belum selesai keterkejutan yang dia alami, Angel kembali terperanjat kaget saat tiga orang pria menyergap dan mengerubungi dirinya. Dan yang lebih anehnya lagi, pria yang dia pikir sempat dia tabrak tadi mendadak berdiri. Mereka semua memakai topeng sehingga Angel tidak dapat mengenali satu wajah pun.
"Oh motif lama? Kalian kampungan sekali. Kalau mau jadi penjahat, jadilah penjahat yang modern," kata Angel selantang mungkin. Gadis itu berusaha untuk membuang rasa takut dalam dirinya. Dia tidak mau kelihatan lemah di hadapan para penjahat yang sedang menjadikan dirinya sebagai target.
"Wah wah. Gadis ini berani juga ternyata, Bos," ujar salah seorang penjahat pada pria yang tadi berpura-pura acting kena tabrak. Bisa Angel tebak kalau dia adalah kepala komplotan tersebut.
Pria itu mendekat. Tangannya yang kasar meraih dagu Angel. Membuat mata Angel menatap mata yang penuh akan kebengisan itu. Secepat kilat Angel menepis kasar tangan pria itu dari wajahnya.
"Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu itu!"
Pria itu tertawa setelah sempat merasa terkejut karena gadis yang berada di hadapan mereka seperti tidak merasa terintimidasi. Namun senyum licik tak kasat mata tercipta di wajahnya saat rupanya matanya menangkap tangan Angel sedikit bergetar karena merasa takut.
"Awalnya kami hanya ingin merampas tas, mobil dan barang-barang berharga yang ada di dalam mobilmu. Tapi sepertinya gadis kecil ini sangat berani melawanku. Ingin rasanya aku semakin meng*erayangi tubuhnya dengan tanganku yang katanya kotor ini!"
Pria itu menarik paksa tubuh Angel. Membuat gadis itu nyaris kehilangan keseimbangan sampai akhirnya mendarat dalam pelukan pria bertubuh kekar juga tinggi yang memiliki bau badan tak sedap. "Sepertinya gadis ini masih peraw*n guys. Karena dia peka sekali terhadap rangsangan. Lihat saja, dia sudah menggeliat seperti ular karena ingin merasa lebih! Apa kalian mau mencicipi juga?"
Pria itu berkata dengan begitu menjijikkan saat Angel berontak dalam pelukannya. Rekan-rekan penjahat itu bertepuk tangan riuh dan tampak begitu girang mendapat bonus gadis cantik sebagai penutup malam ini.
"Kami mau dong, Bos."
"Cepat hajar, Bos. Kita gantian kalau Bos sudah puas."
Angel merasa sangat dilecehkan sebagai seorang wanita. Tangannya yang tadi sempat bergetar kini mengepal dengan begitu erat. Dengan sekuat tenaga dia memijak kaki sang kepala komplotan. Tak cukup sampai di situ saja, cepat-cepat Angel menendang bagian selangk*ngan pria itu.
Pria itu meringis kesakitan. Angel tersenyum puas. "Rasakan kau! Sudah jahat, bau, masih coba-coba mendekati aku? Pergi saja kau ke neraka!" teriak Angel.
Gadis itu segera berlari menuju pintu kemudi mobil namun sayangnya dia kalah cepat. Salah seorang penjahat lainnya menangkap pergelangan tangannya.
"Gadis brengs*k!" umpat pria yang tadi dia tendang.
"Ikat dia. Kita habisi dia bersama," lanjut pria itu lagi.
Mata Angel membulat. Dia rasakan cengkraman semakin erat di lengannya. Tubuhnya masih berusaha berontak namun sepertinya usahanya sia-sia karena penjahat lainnya malah mengerubungi mereka.
Seutas tali telah berhasil membuat pergerakan tangan Angel semakin terbatas. Ketakutan itu semakin nyata terasa saat tubuhnya dihempaskan ke sisi jalan. Menyentuh rerumputan dingin yang basah karena tadi sempat diguyur hujan.
Angel memejamkan pasrah kedua matanya. Perlawanan dan keberanian yang tadi dia miliki hilang tak berbekas. Angel hanya bisa berdoa, berharap ada keajaiban.
Lima detik... Dua puluh detik... Tiga puluh detik... Angel tak merasakan sentuhan kasar apapun. Dengan perlahan gadis itu membuka matanya.
Para penjahat itu rupanya sudah baku hantam dengan pria yang entah datang dari mana. Gerakan pria itu begitu gesit. Memukul, menendang, memelintir tubuh para penjahat bergantian.
"Si*l! Kenapa kau ikut campur?" kata salah seorang penjahat begitu marah.
Namun pria tersebut tak menjawab dan semakin gencar menyerang mereka. Setelah ke empat penjahat mulai lumpuh, pria itu berlari mendekati Angel.
Tangan kekar nan dingin milik pria itu menyentuh pergelangan tangan Angel. Membuka ikatan yang tadi membelit kedua tangannya.
"Terima kasih," ujar Angel sambil berdiri. Kakinya sedikit bergetar sementara tangannya kebas akibat lilitan itu. Matanya menelisik sosok pria tersebut. Namun nihil, dia tak bisa melihat wajahnya.
"Awas!" teriak Angel saat seorang pria kembali ingin menyerang dari belakang.
Pria itu berbalik, menatap nyalang para penjahat yang membuat dia muak. Lalu menyerang balik pria yang hendak mencelakainya. Kali ini dia tak akan memberi ampun.
Angel berdiri mematung menyaksikan pertarungan sengit di hadapannya. Empat orang penjahat yang tadi sempat ingin merampas tas juga mobil miliknya kini diserang habis-habisan oleh seorang pria. Pria itu memakai pakaian serba hitam, topi dan masker wajah yang juga berwarna hitam.
"Arrghhh..." Teriakan salah seorang penjahat yang baru saja mendapatkan pelintiran begitu kuat di tangannya membuat Angel mengalihkan pandang.
Angel sedikit meringis. Gadis itu berpikir mungkin tulang pria itu sudah lepas dari persendiannya atau mungkin patah karena dililit begitu keras oleh sang pria.
"Hi Angel."
Suara berat itu menyapa gendang telinga Angel saat ke empat musuh telah berhasil dia taklukkan. Mereka terkapar tak berdaya di atas aspal.
"Jadilah malaikat yang baik dalam hidupku, jangan menjadi malaikat kematian," ujarnya lagi kemudian.
"Si-siapa kau?" tanya Angel dengan napas tercekat. Gadis itu merasakan jantungnya berdetak lebih cepat saat mendengar suara bariton tersebut.
"Be a good Angel, not Angel of death."
Bukannya menjawab pertanyaan Angel, kalimat itulah yang keluar dari bibir pria misterius yang menyelamatkan Angel malam itu sebelum akhirnya pria itu menghilang ditelan malam. Gerakannya begitu cepat membuat Angel bahkan tak tahu ke arah mana pria itu pergi.
"Apa itu kau peneror? Ahh sialan. Mengapa aku jadi kembali penasaran?" rutuk Angel bermonolog. Sadar dia berhenti di jalanan yang cukup sepi, gadis itu cepat-cepat masuk kembali ke dalam mobil. Berkendara di tengah gelapnya malam bersama bayang-bayang dalam kepalanya.
--- TBC ---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Hesti Pramuni
hi thor...
salken from me..
2022-09-13
0
Farrah
bgus say... aq dah ksih vote yah....👍🏻
2021-09-13
1
Endank Susilowaty
nyimak dulu kak
2021-09-07
1